Mediatani – Komitmen Bupati Enrekang dalam hal memajukan sektor pertanian di Kabupaten Enrekang sudah tidak diragukan lagi. Berbagai kebijakan dan pengadaan fasilitas pro sektor pertanian sudah dilakukan.
Terakhir, Bupati yang telah menjabat dua periode ini menandatangani MoU kerjasama Digital Farmer Field School (DFFS) dengan Pemerintah Belanda
Program Digital Farmer Field School (DFFS) atau Sekolah Lapangan Digital pada Bidang Pertanian ini digagas dan diluncurkan sebagai program jangka panjang. Kedepan, nantinya hasilnya juga akan dinikmati oleh generasi berikutnya.
Program ini merupakan murni hasil kerjasama dengan Pemerintah Belanda, Pemerintah Kabupaten Enrekang, Kampus Van Hall Lerenstein dan Universitas Muhammadiyah Enrekang (UNIMEN).
Penandatanganan kerjasama pun dirangkaikan dengan acara launching yang bertempat di Aula Kampus I Universitas Muhammadiyah Enrekang (UNIMEN), Rabu (13/1/2021), lalu.
Sementara, untuk proses pelatihannya akan berlangsung selama enam bulan kedepan melalui virtual lalu pelaksanaannya sekali pertemuan dalam satu pekan. Rencananya, kegiatan itu juga akan masuk dalam program jangka panjang Pemerintah Kabupaten Enrekang.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Belanda atas kerjasama ini. Kampus Van Hall Lerenstein adalah salah satu kampus terkemuka di dunia. Harapan saya kepada penyuluh pertanian, mampu menerapkan sistem pertanian digital di Enrekang,” ungkap Muslimin Bando, dikutip dari situs berita linisiar.id.
Peserta yang ikut dalam MoU secara Online dan Ofline di antaranya, Rektor UNIMEN, Drs. Yunus Busa, M. Si, Mr. Peter van Tuijl, Direktur NESO Indonesia, Ms. Saskia Heins, Research Director, Mr. Jan Fliervoet, Project Manager, Ms Loes Witteveen, International DFFS coordinator/Ketua Tim Pelatih DFFS, Ms. Pleun van Arensbergen, Tim pelatih DFFS dari VHL, Dr. Rico Lie, Wageningen University. Advisory team, Wageningen University. OPD Pemkab Enrekang, Civitas Academi UNIMEN, dan perwakilan Kelompok Tani.
Sementara itu, beberapa waktu lalu, di Bantaeng, langkah Inseminasi Buatan (IB) bagi ternak sapi juga terus dilakukan dan dikembangkan di Desa Kaloling.
Data yang dilansir situs berita Upeks.co.id, Rabu, (6/1/2021), lalu, di Bantaeng sendiri, khususnya di Desa Kaloling pada tahun 2020 telah lahir sapi hasil IB sebanyak 1.400 ekor dengan persentase keberhasilannya hampir mencapai 100%.
Hal ini tentu semakin membuat masa depan peternak sapi cerah. Langkah IB tersebut dinilai tepat dikarenakan dapat meningkatkan populasi ternak sapi.
Hal itu dimungkinkan karena proses pembuahan sel telur yang dihasilkan oleh sapi betina ketika ovulasi menjadi lebih tepat.
Selain itu juga dapat menjamin mutu genetik yang semakin berkualitas.
Melalui modifikasi teknologi IB ini prerkiraan apakah yang akan lahir berjenis kelamin jantan atau betina dan bisa juga lahir secara kembar bisa dilakukan.
Bupati Bantaeng H. Ilham Azikin, dilansir dari situs yang sama pun melakukan kunjungan dan tinjauan ternak sapi yang dikembang-biakan melalui intensifikasi Inseminasi Buatan (IB) itu.
Peninjauan dilakukan di Desa Kaloling, Kecamatan Gantarangkeke, Kab Bantaeng, Rabu (6/1/2021). Dikutip dari situs berita Instingjurnalis.com, Ilham menuturkan, bahwa hal itu merupakan komitmen pemda-nya dan instansi terkait dengan orientasi untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
Dia sekaligus memberikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang ikut meningkatkan produksi sektor pertanian dan peternakan di masa pandemi ini.
Ilham menjelaskan, teknologi pertanian dan peternakan yang dikembangkan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Bantaeng merupakan wujud kreativitas di masa pandemi. Itu juga membuktikan jika petani dan peternak di Bantaeng tetap bisa berproduksi meski masih dalam masa pandemic.
“Ini adalah apresiasi dan penghargaan, karena Bantaeng mampu mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian. Kita jaga ini bersama-sama. Saya bahagia sekali. Saya melihat teknologi peternakan yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk pertama kalinya, saya bisa ikut beraktivitas dalam membuahi sapi,” jelas Ilham. (*)