Pemkab Gunung Kidul Intensifkan Program Inseminasi Buatan

  • Bagikan
Pemkab Gunung Kidul intensifkan Inseminasi Buatan/Via InewsYogya/Foto: Antara/IST

Mediatani – Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai mengintensifkan inseminasi buatan sapi. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung Kementerian Pertanian memiliki program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) sebagai upaya untuk mengakselerasi pertumbuhan populasi dan peningkatan produksi ternak sapi dan kerbau dalam negeri.

“Tentu kami berharap program tersebut bisa menjadi pemacu untuk mewujudkan peningkatan populasi dan kualitas ternak,” kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Suseno, Senin (22/3), melansir Kamis (25/3/2021) dari situs republika.coi.id.

Ia menuturkan, pada tahun 2021 ini, Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul menargetkan 35.000 ekor sapi yang dilakukan suntik inseminasi buatan (IB) serta kelahiran sebanyak 19.600 ekor anakan sapi.

Sejauh ini, untuk IB pun diketahui sudah berjalan dengan baik. “Programnya ini sangat membantu peternak Gunung Kidul untuk meningkatkan populasi,” katanya.

Dia mengutarakan pada tahun 2020 lalu, populasi ternak di Gunung Kidul mencapai angka 154.423 ekor. Jumlah ini pun dinilai lebih banyak dibandingkan dengan target yang telah ditentukan oleh pemerintah sekitar 153.000 ekor sapi.

“Kami berharap populasi ternak tahun ini juga meningkat seiring dengan program Sikomandan yang diterapkan,” harapnya.

Dari sisi kualitas, pemerintah pula berusaha mendorong peternak untuk lebih memperhatikan asupan gizi, sehingga ternak yang dihasilkan berkualitas baik. “Ternak kita khususnya sapi sangat diminati oleh daerah lain karena kadar air dan lemaknya yang rendah. Dari sisi pakan juga sangat diperhatikan,” katanya

Sebelumnya, selain mengintesifkan IB, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta juga melakukan vaksinasi terhadap 4.951 ekor hewan ternak yang diketahui masuk tahap ke lima. Hal ini dilakukan Pemkab dalam rangka pengendalian penyebaran antraks.

Melansir Minggu (21/3/2021) dari situs republika.co.id, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto di Gunung Kidul mengatakan bahwa vaksinasi tahap lima ini sasarannya mencapai 1.265 ekor sapi, 3.664 ekor kambing, dan 22 ekor domba.

Ternak tersebut terdapat di sembilan desa di tiga kecamatan, yaitu Ponjong, Rongkop, Karangmojo. “Vaksinasi kami laksanakan di bulan Maret ini, yang mana merupakan tahap kelima. Vaksinasi ini juga bertujuan untuk mengendalikan penyebaran antraks pada hewan ternak,” kata Bambang.

Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya menerjunkan 116 personel untuk melakukan vaksinasi tersebut. Mereka tergabung dalam Tim Pengendalian Antraks, yang terdiri dari petugas medis hingga veteriner.

“Saya berharap vaksinasi pada hewan ternak ini berjalan lancar sehingga hasilnya juga optimal. Kami masih mewaspadai penyebaran antraks. Kami tidak ingin kasus antraks terulang kembali karena melumpuhkan perekonomian masyarakat petani,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Suseno mengutarakan bawa populasi ternak sapi pada tahun 2020 lalu mencapai 154.423 ekor dan ternak kambing mencapai 196.050 ekor.

Adapun upaya vaksinasi sudah dilakukan sejak 2019 dan akan berjalan selama 10 tahun mendatang. Dia pula menyebut setiap tahunnya pelaksanaan dilakukan setidaknya dua kali dalam setahun.

“Kami menyadari Gunung Kidul sebagai gudang ternak di DIY, sehingga kami harus benar-benar memastikan sapi yang keluar ke DIY bebas antraks,” katanya.

Di samping itu, Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Rochadi Tawaf meminta agar pemerintah memanfaatkan berbagai celah untuk mengamankan pasokan daging sapi dan meningkatkan populasi sapi.

Dia menyebut, salah satu cara yang paling baik adalah memanfaatkan lahan kosong. Dicontohkannya, banyak lahan kosong, seperti di pulau terluar, lahan bekas tambang, ataupun lahan pada industri perkebunan seperti food estate sangat berpotensi menjadi alternatif peningkatan pasokan daging dalam negeri.

Sehingga dapat meningkatkan populasi ternak sapi dan kerbau sebagai upaya meningkatkan cadangan pangan protein hewani Indonesia.

“Lahan pascatambang belum termanfaatkan untuk pengembangan peternakan, pulau-pulau kosong belum termanfaatkan,” kata Rochadi dalam acara webinar yang diselenggarakan oleh Meat & Livestock Australia (MLA), Senin (22/3), lalu. Baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version