Mediatani – Di tengah pandemi yang melanda saat ini, pengembangan sistem pangan terkhusus pada penanganan pasca panen serta pemasaran hasil produk pertanian menjadi hal yang sangat krusial dalam upaya mewujudkan dan juga menjamin ketahanan pangan dalam negeri.
Merespon hal tersebut, Syahrul Yasin Limpo (SYL) selaku Menteri Pertanian (Mentan) menyampaikan bahwa selama masa pandemi Covid 19 ini berlangsung, kinerja positif terus diperlihatkan pada sektor pertanian tidak hanya tercatat melalui meningkatnya nilai dan juga volume ekspor sektor pertanian. Namun demikian, tercatat melalui perannya pada pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Syahrul juga meminta berbagai bentuk kinerja tersebut agar dapat dioptimalkan lewat upaya bersama dalam membenahi sektor pertanian dari hulu ke hilir.
“Sektor pertanian ini merupakan salah satu sektor yang sangat strategis, permasalahan didalamnya juga sangat kompleks dan sangat mendalam, permasalahan terjadi tidak hanya sebatas di produksi, tetapi juga terjadi terhadap tahapan pasca panen, dan dari sininilah kami butuh peran dari para ahli untuk menginput semuanya,” Ungkap Syahrul, saat rilis Kementerian Pertanian, pada hari Kamis (26/2/2021).
Lebih lanjut, Syahrul menjelaskan pihak Kementerian Pertanian sejauh ini bukan hanya menekankan upaya meningkatkan produksi pangan, tetapi juga pada upaya peningkatan nilai tambah, daya saing, hilirisasi, pemasaran dan ekspor hasil produk pertanian yang ditargetkan mampu memberikan efek pengganda (multiplier effect) terhadap sektor pembangunan lain.
“Saya berharap kelompok kerja Ahli Ketahanan Pangan tersebut bisa menjadi telinga, mata dan juga mulut dari berbagai upaya yang dilakukan bersama-sama guna mewujudkan ketahanan pangan dalam negeri. Saya juga berharap dalam upaya tersebut mampu mempermudah terjadinya penyempurnaan sektor pertanian kita yang dari proses budidaya sampai proses pasca panen, termasuk juga di dalamnya adalah program food estate” ujar Syahrul.
Sementara itu, merespon hal tersebut, Agung Hendriadi selaku Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian menyampaikan bahwa pembentukan kelompok kerja Ahli Ketahanan Pangan ini sekaligus sebagai tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian dalam upaya meningkatkan peran dan juga fungsi dari Badan Ketahanan Pangan terhadap penanganan pasca panen dan pemasaran produk hasil pertanian.
“kelompok kerja ini beranggotakan kawan-kawan yang berasal dari perguruan tinggi seluruh Indonesia dan sebagian besar dari mereka adalah dekan fakultas pertanian, ada juga peneliti, pengamat dan ahli pertanian yang mewakili seluruh Provinsi yang ada di Indonesia” jelas Agung.
Pertemuan kelompok kerja atau Pokja yang berlangsung perdana ini ke depannya nanti akan difokuskan terhadap persoalan pasca panen, pemasaran, distribusi pangan dan juga jaminan terhadap keamanan hingga mutu pangan segar.
“Dengan adanya upaya mengoptimalkan pada penanganan pasca panen dan juga pemasaran hasil produk pertanian dinilai berpotensi agar dapat menurunkan tingkat Food Loss dan juga Food Waste, membuka kesempatan berusaha, mampu menekan terjadinya disparitas harga antar daerah, serta menaikkan nilai tambah produk hasil pertanian. Menurut Kami, hal ini sangatlah penting, untuk membantah adanya isu yang beredar akhir – akhir ini yang berkembang dimasyarakat yaitu tentang food sustainability” ujar Agung.
Sebagai tambahan informasi, kelompok kerja pada Ahli Ketahanan Pangan yang diketuai oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, dibantu oleh sekretaris dalam hal ini Sekretaris Badan Ketahanan Pangan. Sementara itu, telah tercatat sebanyak 28 anggota yang berasal dari latar belakang yang beragam, yaitu mulai dari pemerintah, perguruan tinggi, organisasi profesi, praktisi, dan serta unsur organisasi kemasyarakatan.