Petani Bekasi Kesulitan Akibat Sawah Kering dan Saluran Tersumbat

Keluhan Petani Terhadap Kekeringan Sawah dan Tantangan Irigasi

Para petani di beberapa wilayah mulai mengeluhkan kondisi sawah mereka yang mulai mengering. Meski hujan sempat turun, mereka masih kesulitan mendapatkan pasokan air dari sistem irigasi yang ada. Hal ini menjadi permasalahan serius karena memengaruhi proses pertanian dan hasil panen.

Akbar, seorang petani dari Desa Jayabakti, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, menyampaikan kekhawatirannya. Ia mengatakan bahwa aliran air ke sawahnya terhambat selama satu bulan terakhir. “Biasanya cukup untuk sawah, sekarang kering. Kami berharap ada solusi agar sawah dapat kembali terairi,” ujarnya.

Salah satu penyebab utama kekeringan adalah saluran irigasi yang melintasi Kali Sukatani yang dipenuhi sampah. Akibatnya, aliran air tersumbat dan tidak bisa mencapai lahan pertanian. Sayangnya, program normalisasi yang dilakukan pemerintah hanya menjangkau sebagian jalur irigasi, sehingga masalah tetap berlanjut.

Petani juga berharap proyek Bendung Srengseng Hilir di Kali Cikarang Bekasi Laut segera selesai. Saat ini, pembangunan bendungan masih berlangsung dan mengganggu aliran air. “Kami minta agar aliran air diatur dengan baik, walaupun sedang dibangun, tapi tetap dialirkan dulu airnya, biar tidak kekeringan,” tambah Akbar.

Ironisnya, selain menghadapi kekeringan pada musim kemarau, warga sekitar juga sering terdampak banjir saat musim hujan. Para petani pun kerap mengalami kebanjiran ketika musim penghujan mencapai puncaknya. Warga setempat telah berinisiatif melakukan kerja bakti membersihkan saluran air secara manual. Namun, keterbatasan alat dan tenaga membuat hasilnya belum optimal. Bahkan, beberapa warga sempat menggelar aksi protes, menuntut pemerintah segera membuka kembali aliran air ke lahan pertanian mereka.

Jeri, petani lainnya, mengeluhkan bahwa kondisi kekeringan semakin parah dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menyebutkan bahwa kegiatan normalisasi justru menambah masalah. “Saya berharap proyek bendungan segera dituntaskan dengan sistem aliran yang dapat menjamin pasokan air ke lahan pertanian,” ujarnya.

Peran BPBD dalam Menghadapi Ancaman Kekeringan

Menurut Muchlis, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, saat ini ancaman kekeringan mulai terjadi akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Jabodetabek kini telah memasuki musim kemarau.

Wilayah selatan Kabupaten Bekasi, seperti Bojongmangu, Cikarang Selatan, Serangbaru, hingga Cibarusah, berpotensi mengalami kekeringan. Namun, kekeringan juga berpotensi terjadi di wilayah utara, terkait dengan perbaikan sistem irigasi.

Untuk mencegah dampak semakin parah, masyarakat diimbau untuk hemat dalam menggunakan air. Pihak BPBD juga telah berkoordinasi dengan dinas terkait agar pasokan air ke area persawahan tetap terjaga. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kondisi kekeringan dapat diminimalisir dan kebutuhan air bagi petani tetap terpenuhi.

Salurkan Donasi

Exit mobile version