Mediatani – Stimulan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil dimanfaatkan oleh petani Sambas, Kalimantan Barat. Hal ini diketahui dari pengakuan petani yang telah menerima bantuan.
Sukiman, Ketua dari Kelompok Tani (Poktan) Dare Nandung 1, Desa Semparuk menceritakan bahwa sebelum ini kelompoknya hanya bermodalkan mesin penggiling padi dengan kapasitas kecil yaitu kurang dari 0,5 ton/jam. Untuk pengeringannya, masih dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan bantuan sinar matahari dan terpal.
“Saat ini performa Poktan Dare Nandung 1 berubah drastis setelah menerima bantuan vertical dryer padi kapasitas 10 ton dan rice milling unit sejak tahun 2018. Kami mampu memproduksi benih padi dengan nilai Rp 3 Milyar per tahun,” ungkap Sukiman.
Selain itu, tambah Sukiman, kapasitas dari gudang penyimpanan gabah dan beras meningkat tiga kali lipat dari bantuan yang sudah pernah diberikan oleh pemerintah.
Prestasi lainnya, Sukiman juga berhasil mempelopori penanaman padi dengan menggunakan IP400 melalui sistem irigasi yang memanfaatkan air laut. Bahkan, pada tahun 2009, mereka telah berhasil mengekspor beras merah sebesar 1 ton per bulannya ke Malaysia.
Investasi dimanfaatkan oleh Poktan melalui pembelian unit color sorter dan combine harvester serta perluasan terhadap gudang baru. Poktan juga diketahui telah memproduksi pupuk organik untuk areal sawah yang menghasilkan beras organik.
Saat ini, para poktan juga menjalinkerjasama dengan pemda Kabupaten Sambas untuk menyuplai beras kepada para ASN. Sukiman dan pihaknya pun saat ini tengah melakukan perluasan usaha agar bisa memproduksi kripik keladi sebagai program pemerintah yaitu one village one product.
Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementan, Gatut Sumbogodjati memberikan apresiasi terhadap keberhasilan dari Poktan Dare Nandung 1. Menurutnya, ini yang menjadi tujuan bahwa alat mesin pertanian dari pemerintah melalui kementerian pertanian dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usahanya.
“Bila usahanya berkembang maka dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas produknya dengan merevitalisasi atau melengkapi Rice Milling Unit (RMU) yang dikelola sehingga usahanya menjadi naik kelas,” jelas Gatut.
Sementara itu, di tempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan bahwa mekanisasi pertanian menjadi salah satu program prioritas yang menjadi fokus Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mengunginkan sektor pertanian naik kelas, bahkan diupayakan agar mampu melakukan ekspor beras.
Kementan akan memberikan dukungannya dalam penambahan investasi dengan menggunakan dana KUR. Hal ini dilakukan karena dana APBN yang terbatas, sehingga para petani harus berpikir dan bertindak untuk maju.
“Kami berharap nantinya keseluruhan proses hulu – hilir dikorporasikan dengan baik dibantu pada aspek permodalan dengan KUR. Saya harap dengan tambahan investasi ini kualitas beras makin baik dan bisa kontinu menembus pasar ekspor,” pungkas Suwandi.