Mediatani – Usaha Budidaya Lele, merupakan salah satu usaha yang masih dapat bertahan pada kondisi saat ini, karena masih didukung stabilnya permintaan pasar.
Memperhatikan kondisi yang berkembang saat ini, di mana tuntutan ekonomi menjadi isu utama, untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dengan biaya yang terjangkau menjadi salah satu trend yang berkembang. Hal itu dapat dilakukan, di antaranya dengan menyalurkan hobi memelihara ikan, tentunya dengan jenis ikan konsumsi yang tidak memerlukan banyak perawatan dan lahan dalam pemeliharaaanya. Jenis usaha ikan konsumsi yang tidak terlalu membutuhkan banyak dana dalam pemeliharaannya adalah budidaya lele.
Peluang Pemasaran Lele
Meskipun dalam bayang-bayang lesunya perekonomian, dampak dari wabah Covid-19, permintaan ikan Lele untuk kebutuhan lokal, maupun ekspor masih stabil. Pada tahun 2019 ekspor Catfish mencapai sekitar 3,47 ribu ton dengan nilai 5,70 juta dolar AS. Sedangkan pada periode Januari-April tahun 2020, ekspor Catfish mencapai kurang lebih 1,82 ribu ton dengan nilai sekitar 2,74 juta dolar AS. (Sumber : BPS).
Ikan lele merupakan jenis ikan yang habitat awalnya di perairan air tawar maupun rawa-rawa. Dengan meningkatnya permintaan ikan lele konsumsi, semakin banyak teknik budidaya lele maupun jenis-jenis ikan lele yang dikembangkan. Memperhatikan karteristik ikan lele yang tidak menuntut kualitas air yang tinggi, membuat usaha budidaya lele menjadi usaha yang fleksibel. Budidaya ikan lele dapat dilakukan di mana saja jika Anda memiliki tempat yang cocok, selain dapat memenuhi kebutuhan protein keluarga, hasilnya dapat dijual untuk mendapatkan penghasilan.
Jenis Usaha Budidaya Lele
Pada saat ini, usaha budidaya lele pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pembenihan lele dan pembesaran atau penggemukan lele. Usaha pembenihan lele dilakukan dengan mengawinkan induk lele untuk menghasilkan bibit lele. Dari sepasang induk lele dapat diperoleh sekitar 10.000 larva ikan lele. Larva lele yang sudah menetas selanjutnya dipelihara selama 1 – 2 minggu sebelum dijual atau dipindah ke kolam pembesaran. Pada umumnya benih lele sudah dapat dijual untuk usaha penggemukan lele saat berukuran sekitar 2 cm – 10 cm.
Pada usaha penggemukan atau pembesaran lele, petambak membesarkan lele mulai dari benih sampai ukuran konsumsi. Biasanya ukuran konsumsi di pasaran dimulai saat lele berukuran 20 cm atau dengan berat sekitar 80 gram. Waktu yang diperlukan untuk membesarkan benih lele sampai dengan ukuran konsumsi sekitar 20 cm, pada jenis tertentu sekitar 2 bulan.
Jenis Lele Unggul
Untuk saat ini ada tiga jenis ikan lele unggul yang umum dibudidayakan di Indonesia, yaitu :
1.Lele Dumbo
Jenis lele ini merupakan hasil import dari Taiwan sekitar tahun 1985. Selain tahan penyakit lele dumbo juga cepat pertumbuhannya dari lele lokal, tetapi banyak orang yang kurang suka dengan tekstur dagingnya yang lebih lunak dari daging lele lokal.
2.Lele Sangkuriang
Lele jenis unggul ini ditemukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPAT) Sukabumi pada sekitar tahun 2002. Selanjutnya secara resmi dilepas ke pembudidaya oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan ke pembudidaya ikan pada tahun 2004. Selain memiliki keunggulan dari lele dumbo, lele sangkuriang juga dapat dibudidayakan pada air yang minim dan tekstur dagingnya lebih baik dari lele dumbo.
3.Lele Phyton
Varietas lele ini ditemukan pada sekitar tahun 2004 di daerah Pandeglang, Banten, oleh para pembudidaya lele di sana. Pertumbuhannya yang lebih cepat dari lele dumbo dan daya tahannya untuk berkembang di daerah berhawa sejuk, membuat lele phyton menjadi salah satu benih lele terlaris di kalangan pembudidaya lele.
Selain ketiga jenis lele di atas, walaupun tidak banyak, masih ada juga pembudidaya lele, yang membudidayakan lele lokal. Karena rasa daging lele lokal masih cukup banyak peminatnya di pasaran. Namun karena pertumbuhannya yang lambat dan sifat kanibalismenya yang tinggi, pada umumnya lele lokal hanya dibudidayakan oleh pembudidaya lele atas dasar pesanan.