Pupuk Indonesia Kenalkan Pupuk Phonska Oca ke Petani Blora

  • Bagikan
Pupuk Indonesia Kenalkan Pupuk Phonska Oca ke Petani Blora

Mediatani – PT Pupuk Indonesia (Persero) kembali mempertegas dirinya sebagai perusahaan agrosolusi Indonesia dengan menggelar demonstration plot (demplot) tanaman padi di Desa Kentong, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (24/5/2021). Dalam kegiatan tersebut, Pupuk Indonesia memperkenalkan pupuk organik cair Phonska Oca.

Direktur Produksi Pupuk Indonesia Bob Indiarto menjelaskan bahwa kegiatan demplot tersebut dilakukan oleh dua anak perusahaan PT Pupuk Indonesia, yaitu Petrokimia Gresik dan Pupuk Sriwidjaja Palembang. Acara tersebut juga turut dihadiri oleh Bupati Blora Arief Rohman, dan Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati.

Lebih lanjut Bob menjelaskan bahwa pengerjaan demplot tersebut merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Blora melalui penggunaan pupuk organik untuk perbaikan kondisi lahan.

“Sumbangsih pertanian Blora untuk ketahanan pangan nasional cukup besar sehingga harus benar-benar dioptimalkan,” ujar Bob dilansir dari Kompas, Selasa (25/5/2021).

Berdasarkan data yang diperoleh Pupuk Indonesia dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, produksi beras selama satu tahun telah mencapai 600.000 ton. Sementara, masyarakat Blora yang mengonsumsi beras tidak lebih dari 150.000 ton.

“Kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi bagi petani di Blora, khususnya dalam menerapkan pemupukan yang presisi,” terang Bob.

Perlu diketahui, pupuk Phonska Oca sendiri merupakan pupuk yang mengandung unsur hara majemuk NPK. Pupuk organik ini diproduksi dalam bentuk cair dengan kandungan C-Organik minimal 6 persen. Pupuk itu diperkaya dengan unsur mikro serta mikroba fungsional yang bermanfaat untuk kesuburan tanah dan tanaman.

Karena berbentuk cair, pupuk Phonska Oca ini diaplikasikan dengan cara disemprot. Untuk dosis yang digunakan, cukup menyemprotkan sebanyak lima liter per hektare (ha) secara rutin setiap satu minggu sekali.

“Kandungan organik berfungsi untuk perbaikan tanah, sedangkan kandungan pupuk majemuk dapat meningkatkan produktivitas. Jadi, sangat komplet. Kami bangga karena Phonska Oca merupakan produk organik yang dibuat sepenuhnya dengan 100 persen bahan baku dalam negeri,” terang Bob.

Sebelum diperkenalkan ke masyarakat, pupuk Phonska Oca terlebih dulu telah melewati rangkaian uji laboratorium di lembaga penelitian dan uji coba aplikasi di berbagai daerah.

Hasil yang ditunjukkan dari pupuk organik ini sangat cocok diaplikasikan pada tanaman padi maupun komoditas tanaman lainnya. Penggunaan pupuk ini mampu meningkatkan produktivitas antara 13 hingga 61 persen.

“Harapannya, aplikasi dalam demplot ini bisa diduplikasi oleh petani lain di Blora sehingga dapat mendukung produktivitas pertanian setempat,” ungkap Bob.

Selain menggunakan Phonska Oca, pelaksanaan demplot tersebut juga mengaplikasikan pupuk subsidi NPK Phonska dengan formulasi baru 15-10-12.

Berdasarkan kebijakan Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2021 ini, pupuk NPK Phonska bersubsidi dari NPK 15-15-15 mengalami perubahan formula menjadi NPK 15-10-12.

“Perubahan ini dijalankan pemerintah dengan prinsip efisiensi. Namun, tetap mengedepankan kualitas untuk hasil panen yang optimal,” jelasnya.

Selain itu, beberapa jenis pupuk lain yang juga digunakan dalam kegiatan demplot tersebut, yakni pupuk organik granul Petroganik dan urea.

Pada kesempatan yang sama, Wabup Tri Yuli Setyowati mengapresiasi dan mendukung pelaksanaan demplot yang menggunakan pupuk organik Phonska Oca di Blora.

Melihat penggunaan Phonska Oca yang hanya digunakan sebanyak lima liter untuk satu ha lahan padi itu, menurutnya, keunggulan tersebut mampu mengurangi kebutuhan pupuk lainnya.

Ia pun mengaku sangat terbuka dengan berbagai inovasi menggunakan pupuk Phonska Oca. Tri Yuli meminta kepada pihak Pupuk Indonesia untuk bersinergi dalam menjaga kestabilan harga pupuk.

“Saya juga minta tolong para kepala desa (kades) supaya petani diberikan penjelasan dan kepastian untuk masuk kelompok tani. Jadi, mereka dapat menyusun sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) sebagai acuan untuk mencukupi kebutuhan pupuk,” pungkasnya.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version