Mediatani – Siapa yang sering melihat putri malu? atau bahkan iseng menyentuhnya untuk melihat putri malu tersebut menguncupkan daunnya?
Tanaman putri malu yang memiliki nama latin Mimosa Pudica ini merupakan tumbuhan perdu pendek yang termasuk dalam suku polong-polongan.
Tanaman ini sangat mudah ditemukan di pinggir jalan ataupun di pekarangan rumah. Saking seringnya muncul, tanaman putri malu ini bahkan sering dianggap gulma oleh sebagian orang.
Hal yang unik dari tanaman putri malu adalah ketika disentuh, tanaman tersebut akan langsung menguncupkan daunnya. Lantas, pernahkah Kamu bertanya-tanya mengapa tanaman putri malu bertingkah seperti itu saat disentuh? Berikut penjelasan singkatnya.
Dikutip dari laman Okezone.com pada Jumat (8/10/2021), gerakan menutup dan membuka daun pada tanaman putri malu ini saat disentuh disebut dengan gerakan nasti. Gerakan inilah yang juga membuat tanaman putri malu ini mendapatkan status “tanaman pemalu”.
Gerak menutup pada daun tumbuhan putri malu ini adalah respon dari adanya sentuhan atau rangsangan. Arah menutupnya daun tanaman putri malu yang diakibatkan oleh rangsang adalah tetap, walaupun diberikan rangsangan melalui arah yang berbeda.
Saat daun tanaman putri malu terkena rangsangan, akan terjadi aliran air dan ion di bagian ketiak daun. Hadirnya aliran air ini akan menyebabkan kadar air di ketiak daun akan berkurang, sehingga akan menyebabkan tekanan pada tanaman putri malu ini menjadi mengecil.
Hal ini mengakibatkan daun putri malu akan menutup daunnya dan terlihat seperti layu. Tetapi saat tekanan udara pada bantal daun kembali normal, maka daun tanaman putri malu akan kembali mekar.
Lengkapnya, gerak yang terjadi pada tumbuhan putri malu ini biasa disebut juga dengan gerak Tigmonasti. Tigmonasti berasal dari bahasa Yunani yaitu thigma yang berarti sentuhan.
Tidak hanya dikenal dengan istilah tigmonasti, gerak ini juga dikenal dengan nama seismonasti. Menurut bahasa, seismo itu sendiri memiliki arti sebagai getaran.
Bukan tanpa alasan gerakan nasti yang dilakukan oleh tanaman putri malu ini terjadi. Gerakan nasti ini juga memiliki fungsi untuk melindungi diri tanaman putri malu dari serangan binatang herbivora yang ingin menyantap atau memangsanya.
Dengan melakukan gerakan nasti tersebut, maka binatang pemakan tumbuhan (herbivora) ini akan menyangka bahwa tanaman putri malu ini layu atau sudah mati ketika tersentuh, sehingga tanaman herbivora ini tidak jadi memakannya.
Bukan hanya saat disentuh, tanaman putri malu juga akan bereaksi dengan melakukan gerak saat ditiup oleh angin yang keras, dipanasi, didinginkan dengan cepat, pengaruh arus listrik dan bahkan pengaruh cahaya yang diterimanya.
Saat siang hari tiba, daun tanaman putri malu ini kemudian akan membuka daunnya. Sementara saat malam hari tiba, daun tanaman putri malu tersebut otomatis akan menguncupkan daunnya.