Resmikan Mal Bunga, Cara Pemkot Batu Manjakan Pencinta Tanaman

  • Bagikan
Sumber foto: malangvoice.com

Mediatani – Pada umumnya, Mal hanya berisi barang-barang kebutuhan. Namun, Kota Batu ternyata memiliki Mal bunga untuk para pecinta tanaman. Sejauh mata memandang, Kamu akan disugukan hamparan bunga yang indah. Disana, tersedia berbagai jenis bunga untuk mereka khususnya pecinta tanaman yang ingin berbelanja.

Bagi para calon pembeli, mereka bisa memilih sendiri dan juga bisa langsung bertemu dengan petani bunga tersebut untuk menemukan produk bunga yang mereka cari. Inilah salah satu terobosan baru yang tengah dikembangkan oleh Desa Sidomulyo, Kota Batu. Lewat Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), Desa Sidomulyo telah resmi membuka Mal bunga Sidomulyo.

Beberapa hal yang perlu diketahui dari Mal bunga ini diantaranya adalah:

1. Ingin proses penjualan bunga lebih terpusat

Terkait hal ini, Dwi Lili Indayani selaku Ketua BUMDES Desa Sidomulyo memaparkan bahwa asal mula ide untuk membuka mal bunga ini adalah hanya untuk memusatkan jual beli bunga. Hal ini karena, Kota Batu selama ini tidak hanya dikenal sebagai pariwisata, tetapi juga diketahui sebagai penghasil bunga. Dan terlebih lagi, Desa Sidomulyo menjadi salah satu sentra utama penghasil bunga di sana.

“Selama ini memang Desa Sidomulyo ini mata pencaharian masyarakatnya banyak petani bunga. Untuk itu kami ingin memaksimalkan potensi itu agar juga jadi ikon bagi Desa Sidomulyo,” kata Lili.

2. Tiru konsep mal konvensional

Konsep yang diterapkan pada Mal bunga Sidomulyo ini sama halnya seperti mal pada umumnya. Lokasi yang dijadikan mal bunga tersebut merupakan tanah milik desa yang luasnya sekitar 20-25 hektare. Tanah tersebut disewakan kepada para petani bunga sebagai tempat mereka berjualan bunga. Kemudian para petani bunga ini bisa berinteraksi langsung dengan para pembeli seperti halnya yang terjadi di pusat perbelanjaan modern lainnya.

“Tercatat, sejauh ini ada lebih dari seratus lapak bunga yang terdaftar. Ini merupakan respon positif dari para petani bunga,” ungkap Lili.

3. Jual beli bunga sempat sepi

Meskipun respon masyarakat terhadap hadirnya Mal bunga ini sangat bagus, tetapi Lili menambahkan bahwa lahirnya mal bunga itu juga tidak lepas dari pandemi yang berkepanjangan. Hal ini disebabkan karena pada saat awal pandemi COVID-19 lalu penjualan bunga sempat menurun drastis.

Masyarakat membatasi aktivitas di luar rumah. Namun kemudian Lili kembali berinisiatif untuk menggenjot kembali penjualan bunga. Caranya yaitu dengan mengkonsep penjualan yang menarik seperti mal. Namun, saat ini dengan situasi new normal, masyarakat pun mulai aktif kembali. Sehingga peluang tersebut yang coba kami tangkap melalui mal bunga ini.

4. Pembayaran dengan cara non tunai

Menariknya proses transaksi pembayaran pada mal bunga Sidomulyo sudah tak lagi menggunakan tunai, melainkan dengan menggunakan e-money. Hal ini juga sebagai respon terhadap pandemi yang sekaligus menerapkan protokol kesehatan.

Jadi para petani bunga ini dibuatkan rekening untuk bisa bertransaksi jual beli. Para pembeli yang datang pun bisa langsung melakukan scan atas barcode yang tersedia pada setiap pedagang. Meskipun bisa dengan melalui pembayaran non tunai, tetapi di Mal bunga ini juga masih menerima sistem pembayaran secara langsung.

“Sebenarnya bukan tidak bisa tunai. Masih bisa saja melakukan pembayaran dengan sistem tunai. Tetapi memang kami lebih mendorong untuk pembayaran non tunai,” pungkas Lili.

Mal bunga ini sangat cocok untuk mereka yang hobi membeli bunga untuk menambah koleksinya. Jadi sudahkah Kamu membeli bunga favoritmu di Mal Bunga?

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version