Samsudin, Dokter Hewan Khusus Sapi di Lumajang yang Sedia 24 Jam

  • Bagikan
Samsuddin dokter hewan khusus sapi di Lumajang/Tribunjatim.com/IST

Mediatani – Sudah menjadi hal biasa bagi seorang pria asal Lumajang, Samsudin ketika malam tiba dan pintu rumahnya diketuk-ketuk meski tengah malam.

Samsudin sendiri sudah memahami, bahwa itu adalah tanda alarm bekerja. Ya, waktu untuk segera bekerja.

Disadur dari situs berita Tribunjatim.com, berprofesi sebagai dokter hewan, Samsudin harus selalu siap sedia jika sewaktu-waktu ada warga yang meminta bantuannya menolong sapi untuk melahirkan.

Tak jarang ia harus menembus gelapnya malam, menempuh perjalanan sampai 20 kilometer hanya demi bisa segera membantu persalinan hewan penghasil susu itu.

“24 jam harus siap sedia. Sering saya tengah malam dimintai tolong orang bantuin sapinya,” kata Samsudin, Sabtu (30/1/2021) dikutip Jumat (5/2/2021) dari Tribunjatim.com.

Meski begitu, Samsudin mengaku bersyukur bisa menjadi dokter hewan khusus sapi.

Sebab selain dia bisa menyelamatkan nyawa hewan berukuran 700-1000 kg itu, dirinya juga termasuk menyelamatkan ekonomi para peternak.

Beberapa kendala yang biasa ditemuinya di lapangan ialah, seringkali sapi saat melahirkan, kantong rahimnya rentan keluar dari perutnya.

Maka, ketika itu sudah terjadi, biasanya peternak akan menjual sapinya dengan harga murah karena takut mati begitu saja.

“Padahal itu bisa diselamatkan, cuma kalau orang yang gak tahu ya sudah dijual murah-murah,” kata dia

27 tahun praktek menangani sapi, banyak cerita lucu yang pernah dialamai Samsudin.

Katanya, tak semua peternak yang memanggilnya ialah pebisnis.

Walhasil, dia tak bisa mematok harga jasanya secara pasti.

Bahkan, terkadang dia rela tak dibayar dengan uang.

“Saya lihat-lihat, kalau yang punya sapi kelihatan kurang mampu ya gak mungkin saya tarik harga normal, paling ya separohnya. Malah kadang kalau orangnya gak punya uang saya dibayar beras, ayam. Tapi kadang saya tolak, saya ikhlaskan saja,” terang dia.

Sepengetahuan pria 59 tahun ini, bahwa mayoritas warga Lumajang memiliki ternak sapi.

Namun, keberadaan dokter hewan seperti dirinya tak sebanding dengan populasi sapi.

Ini disebutnya, karena jarang sekali orang tertarik terjun menjadi dokter hewan, terutama yang khusus menangani sapi.

“Yang muda-muda itu kebanyakan milih nangani anjing, kucing hewan-hewan peliharaan yang rata-rata punya kalangan menengah ke atas. Gak tahu kenapa, mungkin lebih ringan pekerjaannya,” kata dia.

Pria asal Sidoarjo ini berharap, Dinas Pertanian Lumajang sebagai instansi yang punya wewenang semestinya gencar mensosialisasikan kepada generasi muda akan pentingnya profesi itu.

Sebab, di Lumajang sekarang ini dalam satu kecamatan saja, keberadaan sapi bisa mencapai 4000-5000 sapi.

Namun se-Lumajang yang luas itu, dokter hewan khusus menangani ternak sapi tidak sampai 30 orang.

Padahal, seharusnya tambah dia, idealnya setiap tempat harus ada 2-3 dokter agar sapi-sapi bisa tumbuh sehat.

“Sapi itu kan rojo koyo. Kenapa begitu, karena bandingkan saja kalau kita melihara kambing dan sapi dengan waktu yang sama, harga jual pasti tinggi sapi. Nah, Ini kalau dikelola baik-baik, bisa makmur orang-orang itu. Tapi masalahnya ialah edukasi untuk peternak kurang ya karena jumlah tenaganya terbatas,” tutupnya.

Sebelumnya, seperti yang diberitakan mediatani.co sosok inspiratif lainnya juga ada pada Babinsa Koramil 10/Simpang Jernih Kodim 0104/Aceh Timur, Koptu Sucipto.

Dia berhasil melaksanakan bakti sosial pemberdayaan masyarakat di salah satu wilayah binaan Koramil 10/Spj Kodim 0104/Aceh Timur.

Pemberdayaan penggemukan sapi itu dilakukan Babinsa kepada salah seorang peternak di Desa Pante Kera, yang mana merupakan salah satu gampong terpencil di Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur.

Babinsa Koptu Sucipto, menuturkan bahwa pendampingan ini ialah salah satu program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Pendampingan kepada peternak penggemukan sapi milik Aminah pun rutin Babinsa ini lakukan dalam wilayah binaannya tersebut.

Hal itu bertujuan agar sapi-sapi milik Aminah yang diternak ini sehat dan memiliki nilai akhir jual yang tinggi untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Pemilik ternak sapi, Aminah pun mengucapkan terima kasih kepada TNI, khususnya Babinsa Koramil 10/Spj Kodim 0104/Atim Koptu Sucipto, yang selalu berusaha melakukan pendampingan serta bimbingan berternak sapi dengan baik dan benar.

“Semoga kebersamaan TNI dan masyarakat di wilayah Kecamatan Simpang Jernih ini semakin dan selalu kompak dan solid berkat peran kerja nyata Babinsa,” ujar Aminah. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version