Sederet Fakta Menarik Hiu Paus, Si Raksasa yang Baik Hati

  • Bagikan
Ikan Hius Paus (Whale shark).

Mediatani – Banyak orang yang masih menganggap bahwa paus merupakan jenis ikan terbesar di dunia, anggapan tersebut jelas salah. Paus memang hewan terbesar di lautan, namun bukan tergolong sebagai jenis ikan melainkan mamalia. Jadi, ikan apa yang terbesar di dunia?

Predikat ikan terbesar di dunia disandang oleh ikan hiu paus atau whale shark. Ikan ini memang pantas disematkan dengan paus, karena ukuran panjangnya yang juga bisa mencapai belasan meter dan beratnya yang berton-ton.

Selain merujuk pada ukurannya, ikan hiu jenis ini juga memiliki cara makan yang mirip dengan paus. Tidak seperti ikan hiu pada umumnya, hiu jenis ini cenderung lebih jinak dan tidak agresif. Karena perbedaannya itu, banyak orang yang kemudian menjulukinya the gentle giant atau si raksasa yang berhati lembut.

Untuk lebih mengenalnya, mari kita simak beberapa fakta menarik dari ikan hiu paus berikut ini!

Ikan sekaligus hiu terbesar di dunia

Ikan hius paus atau Rhincodon typus ini merupakan spesies ikan dan juga hiu terbesar di seluruh lautan dunia. Dilansir dari Live Science, ukuran panjang tubuh ikan ini rata-rata berkisar 5,5 sampai 10 meter dan dapat tumbuh hingga 12 meter. Ikan hius paus ini juga memiliki berat yang bisa mencapai lebih dari 18 ton. Seperti paus, besarnya ukuran ikan ini membuatnya lambat bergerak.

Makan tanpa menggigit

Ikan hiu biasanya dikenal sebagai predator laut yang suka memburu mangsa dan mencabik-cabiknya dengan giginya yang tajam. Namun, meski ikan hiu paus ini memiliki ratusan gigi kecil yang tajam, ikan ini justru makan dengan cara menyaring air laut seperti paus.

Dengan menelan berliter-liter air, ikan ini membiarkan tubuh mereka menyaring hewan-hewan laut yang berukuran kecil. World Wildlife Fund menyebutkan kalau ikan hiu paus itu bisa memproses lebih dari 6.000 liter air dengan insangnya dalam kurun waktu satu jam.

Ikan terbesar yang menelan ikan-ikan kecil

Pada umumnya, ikan hius mencari mangsa yang berukuran besar untuk dapat mengenyangkan perutnya. Uniknya, ikan hius dengan jenis terbesar ini justru hanya memangsa hewan-hewan laut yang berukuran kecil.

Mengutip dari Britannica, ikan hiu paus tersebut hanya memangsa berbagai jenis plankton, alga, ikan teri, udang kecil, ikan makerel, cumi, dan tuna yang berukuran kecil. Untuk mencari makan, ikan hius paus akan berenang di sekitar permukaan air.

Memiliki pola unik di tubuhnya

Kulit punggung ikan hiu paus berwarna abu-abu hingga kecokelatan, sedangkan pada bagian bawahnya berwarna putih. Pada kulitnya itu juga memiliki pola bintik-bintik dan belang yang biasanya berwarna krem atau putih. Diduga, dengan warna dan pola yang dimilikinya, ia menjadi lebih mudah untuk berkamuflase di dalam laut.

Menurut Thoughtco, pola bintik dan belang unik pada tiap ikan hius paus itu, antara satu sama lain memiliki bentuk yang berbeda-beda. Para peneliti memanfaatkan hal itu untuk mengenali satu individu dengan individu lainnya.

Memiliki organ sensor yang menyerupai kumis

Ciri unik yang dimiliki oleh ikan hiu paus ini yaitu organ sensor yang menyerupai kumis. Kumis tersebut tumbuh di ujung mulut ikan hius paus ini. Ningaloo Discovery  mengungkapkan bahwa organ sensor yang mirip kumis itu berfungsi untuk mendeteksi pergerakan mangsa di dalam air.

Suka dengan lingkungan perairan yang cenderung hangat

Ikan hius paus ini bisa dijumpai hampir di seluruh lautan yang ada di dunia. Namun, ikan ini biasanya lebih banyak dijumpai pada lingkungan perairan yang hangat, meski beberapa dari ikan tersebut juga ditemukan di perairan dengan temperatur yang lebih dingin.

Setiap tahunnya, ikan hius paus ini akan bermigrasi dari suatu lautan ke lautan lainnya. Sebuah penelitian yang dikutip oleh Thoughtco, seekor ikan hiu paus bisa menempuh jarak sejauh 8.000 mil atau sekitar 12.800 kilometer dengan kurun waktu 37 bulan.

Raksasa laut yang baik hati

Selama ini, kita mengenal ikan hius sebagai hewan laut yang ganas. Namun untuk jenis ikan hius paus ini, mereka tidak berbahaya bahkan lebih cenderung jinak. National Geographic mengungkapkan saat ikan ini didekati oleh nelayan, mereka sama sekali tidak menunjukkan sikap agresif. Bahkan, beberapa penyelam menunggangi dengan aman.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version