Sempat Terdampak Pandemi, Kualitas Produk Ikan Asin di Subang Kini Lebih Bermutu

  • Bagikan
Pengolahan Ikan Lapan di Desa Muara Blanakan

Mediatani – Olahan ikan asin yang diproduksi oleh Kelompok usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di utara Kabupaten Subang, Jawa Barat, kini kesegaran mutunya lebih terjaga, baik masih berupa bahan baku maupun hasil olahan.

Kelompok Aroma Jaya mampu bangkit setelah sempat terdampak pandemi hingga melakukan pengurangan tenaga kerja dan produksi. Bangkitnya kelompok ini berkat adanya bantuan cold storage atau gudang beku berkapasitas 30 ton dari Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Ditjen Penguatan Daya Saing Produk kelautan dan Perikanan (PDSPKP).

Dilansir dari laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Minggu, (28/2), kelompok UMKM pengolahan ikan asin dan pemindangan yang berlokasi di Dusun Kertamukti, Desa Blanakan, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, tersebut, kini dapat menjaga kesegaran mutu ikan, baik masih berupa bahan baku maupun hasil olahan menjadi lebih bagus.

Ketua Kelompok Aroma Jaya, Carman Bin Iksan mengatakan bahwa ketersediaan bahan baku bisa disimpan dan tidak lagi terpengaruh oleh musim termasuk adanya pandemi atau tidak. Menurutnya, bantuan cold storage atau gudang beku dari PDSPKP telah berdampak pada peningkatan produksinya.

Bahkan ia mengaku pihaknya menjadi lebih semangat dan percaya diri memanfaatkan peluang pasarnya yang menjadi kian terbuka. Selain itu, konsistensi dan keberlanjutan usaha pengolahan ini pun kini lebih terjamin.

“Pelaku usaha perikanan mulai dari para nelayan, kelompok pemasar, pengolah ikan, pemilik moda transportasi dan konsumen lainnya yang terlibat dalam rantai bisnis ini lebih terjamin mendapatkan manfaat karena meningkatnya kelancaran bisnis pengolahan setelah mendapatkan bantuan Gudang beku,” ujarnya, bangga.

Terbukti, Carman menyontohkan, harga ikan kapasan yang sebelumnya seharga Rp34 ribu/kg, kini menjadi Rp36 ribu/kg. Begitu juga dengan ikan japuh yang awalnya seharga Rp18 ribu/kg, ikan tembang Rp17 ribu/kg dan ikan layang Rp24 ribu/kg, kini masing-masing menjadi Rp20 ribu/kg, Rp19 ribu/kg dan Rp27 ribu/kg.

Manfaat

Carman mengatakan bahwa bagusnya harganya ikan tersebut disebabkan karena mutu dan kualitasnya yang lebih terjaga, ikan juga tidak rusak setelah kita simpan di gudang beku, dan jarak pembeli ke lokasi gudang beku juga semakin dekat.

Terkait adanya bantuan cold storage portable ini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa bantuan ini diberikan sebagai salah satu stimulus untuk menanggulangi dampak ekonomi Covid-19 untuk menghindari terjadinya penurunan kualitas/mutu dan harga ikan yang drastis di tingkat nelayan atau pembudidaya.

“Tujuannya untuk menjamin tersedianya pasokan bahan baku bagi UMKM pengolahan ikan sekaligus konsumsi ikan,” terang Menteri Trenggono.

Dengan adanya sarana penyimpanan beku ini, Menteri Trenggono berharap masyarakat bisa memanfaatkannya untuk menyimpan kelebihan produksi saat musim puncak. Selain itu, juga untuk menjaga harga agar tetap stabil di tingkat nelayan serta dapat menjamin ketersediaan ikan pada saat musim paceklik dengan harga yang lebih stabil.

“Dengan demikian diharapkan dapat menguatkan dan meningkatkan peranan UMKM sektor kelautan dan perikanan sekaligus membangun rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan ke depan,” sambung Menteri Trenggono.

Dirjen PDSPKP, Artati Widiarti juga menyatakan apresiasinya atas kerja keras yang dilakukan oleh Kelompok Aroma Jaya. Dia berharap bantuan tersebut dapat menjadi stimulus dan penggerak ekonomi masyarakat setempat. Terlebih Kelompok Aroma Jaya Blanakan yang memiliki usaha dibidang pengolahan dan pemasaran ikan asin, mampu memproduksi hingga 4-5 ton/hari saat musim ikan.

Olahan ikan yang diproduksi itu dikemas dalam dus dan dijual rata-rata 5 kwintal/hari untuk kebutuhan pasar lokal sekitar Pamanukan, Subang, Purwakarta, Cikampek, dan setiap 2 kali seminggu dikirimkan kepada agen pedagang grosir dan eceran di Bandung, Bogor, Cianjur, Garut, dengan varian minimal 2-3 jenis olahan per pengiriman.

“Saya kira yang begini patut diteruskan. Perluasan pasar akan berbanding lurus dengan kesejahteraan anggotanya. Itulah kenapa kita tidak ragu untuk salurkan bantuan ini,” jelas Artati.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version