Sinergi P4S dan PLN Kembangkan Lampu UV di Sektor Pertanian

  • Bagikan
Sumber foto: kumparan.com

Mediatani – Pusat Pelatihan dan Pedesaan Swadaya (P4S) Buana Lestari di Wisata Edukasi Tani Terpadu (WETT) Betet bekerja sama dengan PT PLN (Persero). Hasil sinergi dari kerja sama keduanya adalah dengan pemanfaatan sinar lampu ultraviolet (UV) untuk meningkatkan produktivitas tanaman hidroponik di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Merespon hal tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan apresiasinya kepada hasil kinerja keduanya. Langkah pemanfaatan lampu UV ini dinilai mampu digunakan untuk meningkatkan penjualan kWh listrik. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa PLN tidak hanya melakukan penjualan listrik untuk pemenuhan kebutuhan konsumtif saja.

Agung Pribadi selaku Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM memberikan apresiasinya melalui keterangan resminya di Jakarta pada Hari Selasa (02 Februari 2021)

“Dalam upaya menggenjot produktivitas ekonomi, pemanfaatan listrik ini sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan ketersediaan pasokan listrik bagi masyarakat dan wilayah yang perekonomiannya sedang tumbuh.

Asrori sebagai salah satu penggerak hidroponik juga sudah merasakan fungsi dari adanya pengadaan lampu ultraviolet. Asrori menyampaikan bahwa hasil panen tanaman hidroponiknya meningkat setelah memanfaatkan sinar lampu UV sebagai pengganti cahaya matahari pada malam hari. Sehingga kebutuhan akan sinar terpenuhi selama 24 jam agar tanaman tumbuh optimal.

Sayur organik ini bisa dipanen hanya dalam waktu 30 – 35 hari, lebih cepat dari waktu normalnya yaitu sekitar 45 hari. Dari sisi bobotnya pun meningkatkan hingga 200 – 250 gram untuk setiap batang tanamannya. Jika sistem pengairan dan penerangan lampu UV ini tetap stabil maka hasil panen ini akan terus menerus.

Tetapi lampu yang digunakan juga harus menggunakan lampu khusus yang biasa disebut GROW LED yang memencarkan spektrum cahaya ultraviolet. Selain itu, jarak antar lampu pun harus menyesuaikan. Untuk normalnya, tanaman dengan tinggi 150 cm, idealnya satu lampu untuk dua meter persegi dengan tinggi 150 cm dari tanaman.

Tak hanya itu, lampu UV ini juga mampu meningkatkan kualitas tanaman mulai dari daun dan akar putih yang lebih cerah. Indikator ini menandakan tanaman tersebut terklasifikasi sebagai tanaman sehat. Segi rasa juga tidak pahit jadi tidak diragukan lagi dan ini pun sekaligus aman untuk langsung dikonsumsi.

Ditinjau dari segi ekonimisnya, bisnis tanaman hidroponik dengan lampu UV memiliki prospek cerah. Hidroponik mampu memanfaatkan lahan terbatas, membangun ketahanan energi pangan yang sehat, juga omset yang dihasilkan melebihi nilai yang diinvestasikan. Ini yang menjadikan para pelaku hidroponik mulai merambah mengembangkan sistem hidroponik dengan sinar lampu UV untuk meningkatkan produktivitas tanaman.

Dengan memanfaatkan sinar lampu UV, dalam setahunnya pelaku hidroponik dapat melakukan 9-12 kali masa tanam, berbanding lurus dengan frekuensi masa panen. Sehingga omzet yang didapatkan bisa mencapai jutaan Rupiah. Hal ini berbeda dengan sistem hidroponik biasa yang masa tanamnya berkisar antara 6-9 kali dengan sistem rotari.

Agung Murdifi selaku Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN mengungkapkan rasa syukur bahwa program PLN Peduli telah dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat maupun lingkungan. Transformasi yang sedang dijalankan, PLN siap berkolaborasi dengan masyarakat untuk menghadirkan inovasi, khususnya yang berkaitan dengan kelistrikan dalam rangka mendorong produktifitas masyarakat.

PLN terus komitmen untuk mendukung upaya program pemberdayaan masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Hal ini sejalan dengan motto PLN, listrik untuk kehidupan yang lebih baik. Listrik harus dimanfaatkan untuk meningkatkan produktifitas yang membawa dampak baik bagi masyarakat, serta mendukung lingkungan yang lebih ramah,” pungkas Agung.

 

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version