Mediatani – Krisis regenerasi para petani muda khususnya di Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi keberlanjutan di sektor pertanian Indonesia. Untuk mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan inovasi baru dan juga kreativitas agar sektor pertanian ini mampu menarik perhatian bagi generasi muda.
Dikutip dari sindonews.com, Lukmanul Hakim selaku Staf Khusus Wakil Presiden RI menyampaikan bahwa penerapan teknologi pertanian modern merupakan salah satu solusinya. Dengan menawarkan konsep-konsep yang modern dinilai mampu menarik perhatian para generasi milenial ini.
“Bertani saat ini tidak harus berlumpur atau berkotor-kotor, dengan memanfaatkan hadirnya teknologi para kaum milenial bisa bertani tanpa harus berkotor-kotor lagi,” ucap Lukmanul Hakim di Jakarta, pada Kamis (29/4/2021).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa jumlah petani mengalami penurunan dengan rincian kelompok petani muda hanya sekitar 6% (2,7 juta) dari total petani Nusantara yang jumlahnya sekitar 33,4 juta. Salah satu upaya yang diharapkan dapat menarik semangat para pemuda untuk bertani adalah dengan mengembangkan Greenhouse Aquaponik untuk budidaya pertanian juga perikanan.
Menanggapi hal tersebut, M. Anwar Bashori selaku Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia, memaparkan bahwa Bank Indonesia mengadakan beberapa piloting pengembangan pertanian cerdas (smart farming) berbasis teknologi IoT (Internet of Think). Hal ini bertujuan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan juga menjaring generasi muda agar mau terjun ke sektor pertanian.
Anwar Bashori menghadiri peresmian Piloting Program Pengembangan Ekosistem Halal Value Chain yang basisnya berada di Pesantren Darusyifa Al Fitroh Yaspida Sukabumi pada Rabu Petang (28/04). Pada kesempatan tersebut, Anwar menyampaikan bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan pihak pesantren untuk membuat Greenhouse yang sudah melakukan ekspor ke beberapa negara. Pada siang harinya peresmian program yang hampir serupa dilaksanakan di Pesantren Yatim Mabda Islam Sukabumi.
Arus Baru Indonesia (ARBI) bersama DEKS Bank Indonesia telah membangun Greenhouse Aquaponik dan juga Mesin Pengalengan jamur merang yang di tahap pertama akan dilaksanakan di delapan pesantren lalu kemudian dilanjutkan di sepuluh pesantren pada tahap kedua.
Selain untuk membangun kemandirian pesantre, program ini juga diharapkan mampu menjadi sarana edukasi khususnya bagi santri dan masyarakat sekitar untuk belajar tentang pertanian modern yang berbasis teknologi.
Nova, salah satu santriwati Pesantren Darussyifa Al Fitroh dalam Dialog yang dipandu Guntur Subagja, Asisten Staf Khusus Wakil Presiden mengatakan bahwa setelah dia masuk ke dalam greenhouse dan menanam didalamnya, dia langsung tertarik pada sektor pertanian. Tidak hanya itu, Nova juga mengungkapkan ingin menjadi petani greenhouse nantinya.
“Setelah saya masuk ke dalam greenhouse dan mencoba menanam, saya jadi tertarik pada sektor pertanian, dan ingin menjadi petani greenhouse,” ungkap Nova.
Lukmanul Hakim yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Arus Baru Indonesia (ARBI) menyampaikan bahwa pondok pesantren ini memiliki peran yang strategis untuk membangun ketahanan pangan dan juga Usaha Mikro, Kecil. Menengah (UMKM). Pondok Pesantren mampu menjadi hub ekonomi kerakyatan lalu dikembangkan oleh masyarakat sekitar.
“Pondok Pesantren merupakan hub ekonomi kerakyatan untuk masyarakat sekitar sehingga diharapkan mampu menyerap para tenaga kerja setempat,” ungkap Lukmanul Hakim.
Anwar Bashori menambahkan bahwa sektor pertanian ini menjadi salah satu sektor penyelamat ekonomi dalam negeri di tengah pandemi covid19 yang hingga saat ini masih berlangsung. Pada saat krisis akibat pandemi ini, sektor pertanian mampu menunjukkan pertumbuhan yang positif.