Mediatani – Salah satu anak usaha PT Great Giant Pineapple, PT Sewu Segar dengan merek buah Sunpride berkomitmen untuk menjalin kemitraan dengan lebih dari 3.000 petani buah lokal di Tanah Air.
CEO of Farmers Empowerment Partnership Sunpride Jane Fransisca menjelaskan bahwa saat ini sudah ada lebih dari 1.000 petani yang telah bermitra dengan Sunpride. Para petani tersebut tergabung dalam kelompok petani buah lokal.
“Kami bekomitmen menargetkan kalau bisa hingga 3.000 petani buah, sekarang sudah ada sekitar 1.400-an petani buah lokal yang sudah bekerja sama,” ungkap Jane dilansir dari Antara, Kamis (22/12/2022).
Jane mengungkapkan, adapun para petani buah yang telah bermitra dengan Sunpride, yakni petani jeruk di Jawa Timur. Kemudian, petani pisang di Aceh, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Sementara itu, untuk petani melon, Sunpride bermitra dengan petani buah yang ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Jane juga menjelaskan, dalam kemitraan yang terjalin tersebut, pihaknya juga memberikan pendampingan kepada para petani buah. Upaya ini penting dilakukan guna meningkatkan hasil produksi petani buah, menjaga kualitas buah panen, serta pengelolaan lahan yang berkelanjutan.
“Kami melakukan pendampingan secara reguler. Mulai dari proses budidaya, proses tanam, perawatan, hingga proses pasca panen, termasuk penyortiran dan pengemasan,” papar Jane.
Dengan sistem kemitraan ini, tambah Jane, ada kepastian dan kontinuitas pembelian hasil panen yang bisa didapatkan oleh petani.
Jane mengatakan, Sunpride yang telah berdiri selama 27 ini juga telah mengembangkan supply chain untuk menjual hasil produksi mitra petani dan menciptakan akses pasar.
CEO Fresh Fruit and GTM Cindyanto Kristian menyampaikan, Sunpride sudah memiliki jaringan distribusi di kota-kota besar yang ada di Indonesia. Ada juga fasilitas ripenih yang terus dibangun oleh Sunpride untuk memenuhi kebutuhan buah berkualitas, seperti fasilitas ripening terintegrasi yang terdapat di Bali.
“Kita bersyukur Indonesia ini sangat subur dari Aceh hingga Papua. Tapi kita banyak mendengar hasil tani kita yang banyak sekali waste-nya,” ujar Cindyanto.
Lebih lanjut dijelaskannya, hal ini terjadi karena selama ini tidak ada pendampingan pada petani buah yang dilakukan secara mumpuni.
Karena itu, pihaknya terus mendorong penciptaan ekosistem yang baik, agar hasil panen petani mulai dari pembibitan hingga sampai di tangan konsumen memiliki kualitas yang juga baik.
Ia juga mengungkapkan, ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa buah yang diproduksi petani, mulai dari ditanam, dipanen, hingga dipasarkan, banyak yang tidak bisa dijual dengan kualitas baik.
“Kami terus berupaya menciptakan ekosistem buah segar dan menghasilkan buah dengan kualitas baik hingga ke tangan konsumen,” pungkas Cindyanto.