Tanaman Mati Usai Dipindah Dekat JIS, Petani Kampung Bayam: Kerugian Tak Terhitung

JAKARTA, Mediatani.co– Petani Kampung Susun Bayam (KSB) merasa dirugikan setelah 332 tanaman mereka mati usai dipindahkan ke area samping Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara.

Tanaman-tanaman tersebut sebelumnya dirawat dengan penuh ketekunan oleh warga, namun akhirnya mati karena kurangnya fasilitas pendukung.

Ketua Tani Kampung Susun Bayam (KSB), Furqon (42), mengatakan bahwa kerugian akibat matinya ratusan tanaman itu tidak dapat dihitung dengan uang.

“Kalau satu tanaman kami minta ganti rugi Rp 1 miliar itu kan hak kami. Tapi, kami melindungi rasa syukur kami, kalau sudah mati satu berarti kami menghilangkan rasa syukur itu,” ujar Furqon, saat ditemui Mediatani.codi kawasan Ancol, Rabu (16/7/2025).

Furqon menuturkan, awalnya mereka hanya membeli beberapa kaleng bibit tanaman dengan harga sekitar Rp 250.000 hingga Rp 300.000 per kaleng. Meskipun modal awal tergolong murah, menurut dia proses merawat tanaman jauh lebih bernilai.

“Kalau tanaman bibitnya murah, per kaleng itu paling Rp 250.000, ada yang Rp 300.000, cuma tetesan keringat dan doa itu yang mahal,” lanjut Furqon.

Tanaman-tanaman itu awalnya ditanam di halaman Hunian Sementara (Huntara) di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Namun karena lahan di sana terbatas dan tanaman semakin padat, Furqon meminta agar tanaman dipindahkan ke pekarangan rumah susun di samping JIS.

Harapannya, tanaman bisa tumbuh lebih subur di lahan baru yang lebih luas. Apalagi, rencananya eks warga KSB juga akan kembali bercocok tanam di lahan depan rusun tersebut.

Namun, hingga kini mereka masih menanti kepastian dari PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait proses perpindahan tersebut.

Furqon mengaku telah meminta agar tanaman dipindahkan lebih dulu sambil menunggu kejelasan hunian, dan meminta pihak Jakpro menyediakan fasilitas air agar tanaman tidak mati.

Namun, fasilitas tersebut belum tersedia saat tanaman sudah dipindahkan, hingga akhirnya ratusan tanaman milik warga pun mati.

Untuk diketahui, polemik antara warga KSB dan Jakpro bermula dari penggusuran Kampung Bayam pada 2019 untuk pembangunan JIS. Wilayah tersebut diklaim sebagai aset milik pemerintah.

Kala itu, Gubernur Jakarta Anies Baswedan bersama Jakpro menjanjikan pembangunan rumah susun di samping JIS bagi warga terdampak. Namun setelah JIS dan rusun selesai dibangun, janji tersebut tak dipenuhi oleh Jakpro.

Hal ini menimbulkan ketegangan antara warga dan pihak perusahaan hingga harus dimediasi oleh Pemprov Jakarta dan Komnas HAM.

Hasil mediasi menyepakati, warga akan menunggu proses pembangunan rumah susun baru di Jalan Yos Sudarso.

Sementara itu, mereka ditempatkan di huntara di Jalan Tongkol, Ancol, Jakarta Utara, sambil meminta jaminan hidup yang layak selama tinggal sementara.

Di tengah proses yang belum juga rampung, Pramono Anung yang saat itu mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta berjanji menyelesaikan konflik antara Jakpro dan warga Kampung Bayam.

Ia berkomitmen akan mengizinkan eks warga kembali menghuni rusun samping JIS jika terpilih. Setelah resmi menjabat sebagai Gubernur  Jakarta, Pramono menepati janjinya.

Secara simbolis, ia bersama wakilnya, Rano Karno, menyerahkan kunci rusun kepada eks warga Kampung Bayam pada Kamis (13/3/2025).

Salurkan Donasi

Exit mobile version