Mediatani – Penandatanganan kerja sama di sektor pertanian telah dilakukan oleh Tani Murni Indonesia (TMI) bersama PRISMA (Australia-Indonesia Partnership for Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture).
Dilansir dari laman sindonews.com, kerja sama ini dilakukan dalam rangka melaksanakan program yang sudah ditargetkan untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian khususnya sayuran.
Selain itu, kerja sama ini juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan para petani yang ada di dua kabupaten pada daerah pegunungan yaitu Jayawijaya dan Dogiyai.
Marketing Manager Nasional Tani Murni Indonesia, Yudi Kudiarto menyampaikan bahwa TMI dan PRISMA hendak memberi solusi yaitu berupa demo plot yang berfungsi sebagai media pembelajaran para petani di Papua untuk hasil yang maksimal.
Hal tersebut disampaikannya sesaat setelah penandatanganan kerja sama di AWC, Cimahi pada Senin (6/12/21).
Lebih lanjut, berdasarkan dari data statistik yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian ditahun 2019, tercatat sebanyak 70% dari total 224.941 rumah tangga pertanian di Papua dan Papua Barat berlokasi di dataran tinggi, dan merupakan petani asli Papua.
Berdasarkan dari data tersebut, TMI dan PRISMA berinisiatif untuk berkolaborasi meningkatkan kualitas produk serta daya saing terhadap hasil pertanian di Papua.
Kedepannya, para petani yang ada di Papua nantinya akan diberikan solusi yaitu berupa demo plot sebagai media pembelajaran, penyuluhan, pemilihan jenis benih sayuran, sekaligus menyediakan benih berkualitas.
Bukan tanpa alasan mengapa Papua menjadi daerah pilihan pelaksanaan program tersebut. TMI ingin membawa para petani kepada kemakmuran sehingga hal tersebut harus dirasakan secara merata oleh seluruh Provinsi yang ada di wilayah Indonesia.
“Sebab selama ini sayuran di Papua masih didatangkan dari daerah lain, padahal pertanian khususnya di dataran tinggi Papua punya potensi yang bagus,” jelas Yudi Kudiarto.
Terkait hal ini, Head Of Portfolio PRISMA Gracia Christie Napitupulu menambahkan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk mendorong terjadinya pergerakan pasar yang lebih efesien serta berkelanjutan terkhusus kepada para petani kecil yang ada di Papua.
Pihaknya telah mengakui tertarik untuk bekerja sama dengan TMI. Hal ini karena setelah dilakukan observasi lapangan, ternyata TMI telah lebih dulu di sana dalam mengembangkan sayuran seperti kubis, kol, sawi, wortel, tomat, dll.
Selama ini diketahui bahwa kebutuhan sayuran di Papua disuplai dari Jawa dan Sulawesi. Karena itu, diharapkan setelah diberlakukannya program kerja sama ini, maka Papua bisa memenuhi kebutuhan sayurannya sendiri.
“Kami ingin kebutuhan sayuran di Papua yang selama ini disuplai dari Sulawesi dan Jawa, bisa dipenuhi sendiri oleh para petani di Papua. Bagaimana penanaman, panen, hingga distribusi bisa dilakukan mandiri dan itu sejalan dengan program kami mencetak satu juta petani rumah tangga di tahun 2023,” pungkas Gracia Christie.