Mediatani – Pemeriksaan rapid antigen covid-19 yang dilakukan terhadap karyawan PT. MSM di Desa Wanga, Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaksanakan selama dua hari. Dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan total sebanyak 188 karyawan perusahaan yang bergerak dalam inventasi perkebunan tebu dan pabrik gula tersebut terinfeksi positif setelah menjalani rapid test antigen Covid-19.
Dilansir dari okezone.com, Hal itu disampaikan oleh Letkol (Czi) Dwi Joko Siswanto selaku Wakil Ketua Satuan Tugas (satgas) Covid-19 daerah setempat. Pemeriksaan rapid antigen ini dilaksanakan selama dua hari yaitu dari pada hari Minggu (4/7/2021) dan senin (5/7/2021).
“Pemeriksaan rapid antigen covid-19 ini dilaksanakan oleh para tim dokter dari PT. MSM yang juga didukung oleh para tim dokter dari Dinas Kesehatan,” jelas Dwi Joko.
Lebih lanjut, Dwi Joko yang juga menjabat Dandim 1601 Sumba Timur itu, lebih detail menjelaskan bahwa pemeriksaan pada hari Minggu ditemukan sebanyak 34 orang yang terinfeksi positif covid-19. Sementara itu, untuk pemeriksaan pada hari berikutnya ditemukan yaitu sebanyak 154 orang yang terinfeksi positif covid-19.
“Karyawan pendatang dari luar Sumba telah melaksanakan karantina di dalam komplek perusahaan PT.MSM sedangkan yang merupakan warga lokal atau seputaran perusahaan PT.MSM semula di perlakukan sama dengan karyawan pendatang,” ungkap Dwi Joko.
Lebih lanjut, Namun karena membuat perlawanan dan tidak mau untuk karantina di dalam komplek PT.MSM, maka mereka kemudian memilih untuk karantina mandiri di rumah masing-masing,” ungkap Dwi Joko yang juga menegaskan bahwa hasil test rapid antigen pada umumnya kecil kemungkinan untuk berbeda hasilnya dengan hasil PCR.
Dwi Joko juga menyampaikan bahwa dirinya telah menyarankan kepada Pemerintah Kabupaten agar lebih cepat mengambil langkah tegas terkait dengan realita yang terjadi di PT. MSM itu. Sebab, kondisi tersebut sudah termasuk dalam kategori cluster baru meskipun semua yang terpapar covid-19 tidak menderita gejala atau sering disebut Orang Tanpa Gejala (OTG).
“Sudah saya sampaikan ke Bupati Sumba Timur agar lebih cepat untuk mengambil langkah tegas,” ujarnya saat ditanya terkait adakah saran dan masukan Satgas untuk mengintruksikan penutupan sementara aktifitas di perusahaan itu.
Terpisah, Dumaria Pandjaitan selaku CSR HPI agro PT. MSM yang dihubungi pada hari Selasa (06/7) hingga saat ini belum memberikan tanggapan dan juga penjelasannya terkait realita yang terjadi di PT. MSM.
Dalam keterangannya, pihaknya hanya menjanjikan nantinya akan memberikan stetement sebab hingga sampai saat ini masih dalam tahap persiapan. Tetapi, hingga berita ini pun ditulis statement tersebut belum juga terealisasikan.
“Kami akan keluarkan statement. Masih disiapkan karena ini masih koordinasi dengan seluruh tim Sumba,” tulis Dumaria Pandjaitan dalam pesan WhatsAppsnya yang dikirimkan.
Hingga Selasa malam, dalam data yang dipublish oleh Posko Percepatan Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 Sumba Timur justru yang tampil hanya terjadi penambahan 43 kasus positif berdasarkan hasil pemeriksaan PCR, itupun untuk dua puluh kasus baru. Selain itu, terkait pemeriksaan rapid antigen pun hanya muncul 24 sampel yang positif.
Data yang dipublish pada Senin malam pukul tujuh WITA kemarin pun tidak memperlihatkan data penambahan kasus yang cukup signifikan jika merujuk dari hasil test rapid antigen pada PT. MSM pada dua hari beruntun. Pada hari itu yang terpublish hanya satu sampel positif melalui hasil pemeriksaan PCR. Sedangkan untuk hasil pemeriksaan Rapid Antigen yang terpublish hanya 23 sampel positif.