Mediatani – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) berupaya meningkatkan Angka Konsumsi Ikan (AKI) di Indonesia melalui diversifikasi olahan produk perikanan.
“KKP memiliki target AKI di tahun 2024 sebesar 62,05 kilogram per kapita per tahun. Pada 2021, tercatat AKI nasional mencapai 55,37 kg/kapita pada 2021. Angka tersebut tumbuh 1,48 persen dibanding tahun sebelumnya, sebesar 54,56 kg/kapita,” ungkap Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, pada Minggu (3/7).
Nyoman menuturkan, upaya yang diambil untuk meningkatkan AKI salah satunya dengan melaksanakan kegiatan “Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan bagi Masyarakat di Kota dan Kabupaten Lampung Timur” yang dilaksanakan pada 29-30 Juni 2022.
Kegiatan ini sendiri diselenggarakan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan (BPPP Tegal) dengan inisiasi dari Anggota Komisi IV DPR RI, Dwita Ria Gunadi.
Menurut Nyoman, Lampung Timur memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Ini dilihat dari produksi perikanan Provinsi Lampung pada 2018 yang mencapai 156.135 ton dan Kabupaten Lampung Timur yang menyumbang 15.655 ton.
“Sehingga potensi perikanan tersebut dapat dimanfaatkan dengan meningkatkan nilai tambah produk, salah satunya melalui diversifikasi olahan ikan,” kata Nyoman.
Kegiatan pelatihan diversifikasi olahan diikuti sebanyak 300 peserta yang berlatar belakang masyarakat kelautan dan perikanan dari Kota dan Kabupaten Lampung Timur.
Pada palatihan tersebut, peserta dibekali dengan materi dan praktik kebijakan pengembangan usaha pengolahan hasil perikanan, strategi pengembangan usaha, pembuatan pembuatan terasi, dimsum ikan bandeng, dan kunjungan lapang.
Penyuluh perikanan juga turut berperan dengan mendampingi peserta pelatihan diversifikasi olahan ikan tersebut, baik selama prosesi pelatihan ataupun pada pasca-pelatihan.
Nyoman mengungkapkan, melalui pelatihan diversifikasi olahan ikan, pihaknya mendorong agar seluruh peserta dapat berkecimpung dalam usaha olahan ikan guna meningkatkan investasi dan pemanfaatan teknologi serta mampu menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan oleh pasar saat ini.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi IV DPR RI, Dwita Ria Gunadi mengungkapkan, pihaknya memberikan motivasi kepada para peserta agar mulai membuka usaha produk olahan ikan.
“Proses pengolahan ini dapat memberi nilai tambah,” kata Dwita.
Dwita mengatakan, dengan adanya pelatihan divesifikasi tersebut, menu olahan ikan jadi bisa disimpan dan dijual dengan harga yang lebih tinggi. Dengan begitu, para peserta bisa menjadi pelaku ekonomi dan bersama-sama berjuang melawan stunting.
Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, kegiatan pelatihan ini juga dapat mendorong Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Pasalnya, AKI Provinsi Lampung saat ini masih dalam kisaran 36,66 kg per kapita.
Dia menambahkan, pada tahun 2022 ini KKP juga tengah memfokuskan kegiatan Gemarikan sebagai upaya penurunan angka stunting. Menurutnya, masyarakat Indonesia saat ini masih menghadapi permasalahan gizi.
“Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018, sebanyak 30,8 persen anak balita mengalami pertumbuhan stunting atau kerdil akibat kekurangan gizi kronis,” pungkasnya.