Mediatani – Dalam rangka meningkatkan ekspor komoditas pertanian, Balai Besar Karantina Pertanian Belawan melakukan berbagai upaya. Salah satu melalui program pembinaan kepada para petani yang ada di kabupaten/kota di Sumatera Utara. Tidak hanya itu, beberapa produk ekspor yang baru muncul pun akan digenjot.
Dilansir dari suara.com, Terkait hal ini, Andi Yusmanto selaku Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan mengatakan bahwa pembinaan seratus desa menjadi salah satu program mereka.
“Kita kebetulan ada seratus desa yang kita usulkan untuk melakukan pembinaan terhadap komiditi unggulan di desa itu,” ungkap Andi Yusmanto, Selasa (6/7/2021).
Hingga saat ini, menurut Andi, Kementerian Pertanian telah turun langsung ke lapangan. Tujuannya untuk memantau apa sebenarnya kendala yang dihadapi oleh para petani. Langkah ini dalam rangka meningkatkan nilai ekspor komoditas dari Indonesia.
Pembinaan yang akan dilakukan demi diterimanya komiditi unggulan di desa oleh negara tujuan ekspor. Contohnya standar atau kriteria komoditas diminta oleh pembeli. Selain itu, permasalahan persyaratan-persyaratan yang perlu dilengkapi oleh para petani.
Nantinya, para petani akan diberikan edukasi agar mereka tidak sembarang ekspor. Paling penting sekarang adalah akan dilakukan pertemuan eksportir dengan calon eksportir agar terbangun komunikasi. Misalnya ketika ada permintaan agar porang yang diekspor ini sudah dalam bentuk tepung.
“Yang ada sekarang kita mau tingkatkan porang kita. Namun, ada persyaratan khusus agar porang di ekspor harus dalam bentuk tepung. Saya juga tertarik ekspor sabut kelapa. Jangan salah, sabuk kelapa itu dijadikan jok ferari,” katanya.
Lebih lanjut, Dirinya mengaku bahwa ada seratus desa yang telah diajukan di sepuluh kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara. Pada dasarnya, selain berfungsi sebagai pencegahan hama penyakit, karantina juga membantu para petani untuk meningkatkkan keinginan ekspor.
Tetapi, saat ini kendala yang dihadapi di lapangan adalah ketersediaan kontainer. Sebab hampir seluruh negara menerapkan lockdown sehingga kontainer yang ada hanya itu-itu saja.
Program Pertanian untuk Petani
Sementara itu, selain program pembinaan, Kementerian Pertanian juga memberikan sejumlah program untuk para petani. Hal ini untuk mensejahterakan para petani yang ada di Indonesia.
“Baik terkait sarana dan prasarana, baik terkait dengan dana juga sudah disiapin untuk bantuan. Ada bantuan dari kementerian sifatnya bantuan dana suku bunga yang kecil,” imbuhnya.
Sehingga, para petani tidak lagi khawatir saat tanamannya gagal panen atau rusak. Sebab, Kementerian Pertanian juga telah mengatasi gagal panen melalui program asuransi pertanian.
Meningkat 43.3 Persen
Andi menyampaikan bahwa selama pandemi Covid-19 membuat nilai ekspor komoditas pertanian dari Sumatera Utara mengalami peningkatan menjadi 43,3 persen dibandingkan tahun 2020 lalu. Hingga Juni 2021 nilai angka ekspor menyentuh angka dua belas triliun rupiah.
Peningkatan ekspor itu menempatkan Balai Besar Karantina Pertanian Belawan berada di posisi kedua se Indonesia. Dari 52 UPT, Balai Besar Karantina Pertanian Belawan berada di nomor dua terbesar ekspor.
Diketahui Sumatera Utara banyak mengekspor komoditi kelapa sawit dan produk turunannya. Selain kelapa sawit, diikuti juga komoditi karet, kopi, pinang serta kulit kayu manis. Nantinya, pihaknya akan terus menggenjot para petani di Sumatera Utara itu agar produk komoditas lainnya juga ikut meningkat.
“Kita akan menggenjot petani agar jangan cuma terima rupiah saja melainkan bisa terima dollar, yen atau yang lainnya agar mereka sejahtera,” tegas Andi.
Sehingga aktivitas ekspor bisa berjalan dengan rutin setiap bulannya tanpa harus lagi menunggu terlebih dahulu untuk mengumpulkan sejumlah produk yang akan diekspor.