Mediatani – Sudah setahun lebih pandemi melanda. Hal itu berimbas kepada warga Desa Ngareanak Kecamatan Singorojo. Ekonomi mereka pun terpuruk.
Namun, berkat kerja keras, mereka akhirnya mampu bangkit dan melewati keterpurukan dengan budidaya ternak domba. Pengembangbiakan ternak domba tersebut melalui program Ternak Desa Sejahtera (TDS).
Faktanya, warga pun mendapatkan bantuan bibit domba tanpa mengeluarkan biaya. Justru dengan budidaya ternak domba, kini mereka mampu mendapat keuntungan dengan memiliki ratusan ekor domba dari berbagai jenis.
Ihwalnya, peningkatan ekonomi dan kesejahteraan warga melalui budidaya ternak domba tersebut digagas oleh seorang bernama Nurul Hayat yang juga merupakan inisiator program TDS.
Sejak 2018 lalu, program ternak desa sejahtera ini sudah berjalan. Pun, telah ada lebih dari 1.000 ekor kambing dan domba yang sudah diberikan kepada warga untuk dikembangkan.
“Kendal diberikan 100 ekor kambing kepada 10 peternak di Desa Ngareanak Singorojo yang diharapkan bisa dikembangkan lebih banyak lagi,” kata Nurul, Rabu (24/3) melansir Jumat (26/3/2021) dari situs sigijateng.id.
Bantuan kambing yang diserahkan kepada peternak itu, kata Nurul, sebelumnya telah dilakukan penimbangan dan setelah beberapa bulan berkembang lalu ditimbang lagi hingga sisa beratnya menjadi laba murni bagi peternak.
Dirinya berharap, kedepannya ingin membangun semangat menjadi peternak bergengsi, bukan gengsi jadi peternak meski menjadi masyarakat yang hidup dan tinggal di daerah pedesaan.
“Dengan pemberdayaan ini diharapkan menjadi virus kemandirian bagi warga,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu warga yang mendapatkan bantuan bibit domba ini mengaku terbantu dengan program ini. Lantaran, karena warga bisa mengembangkan ternak domba dan hasil yang di dapat bisa meningkatkan perekonomian warga.
“Tiap-tiap warga dapat bantuan 10 ekor kambing atau domba yang bisa dikembangbiakan dan hasilnya akan ditampung oleh Nurul Hayat,” ujarnya.
Sebelumnya, kisah sukses beternak yang patut ditiru dan menjadi motivasi ialah seorang milenial bernama Gani Mahnida. Gani mengisahkan, dalam mengembangkan usahanya, awalnya sempat memiliki keraguan.
Namun semua itu berhasil ia singkirkan hingga sukses menjadi peternak domba seperti saat ini. Pria berusia 31 tahun itu saat ini memiliki peternakan domba di Desa Cibogogirang, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta.
Kandang peternakan domba milik Gani berada di sejumlah wilayah. Dikarenakan kapasitas kandang yang tak jauh dari rumahnya itu tak mampu menampung seluruh domba miliknya yang berjumlah sebanyak 60 ekor.
“Di kandang dekat rumah 15 ekor, 18 ekor di kandang dekat rumah mertua saya, sementara sisanya berada di kandang sesama peternak. Totalnya sekitar 60 ekor,” ujar dia, Jumat (12/3/2021) yang dikutip mediatani.co dari situs ayobandung.com, Senin (15/3/2021), lalu.
Dia bercerita bahwa sebelum memiliki puluhan ekor domba itu, awalnya, dirinya hanya memiliki dua ekor yang dibeli dari uang hasil dia menabung. Dua ekor domba itu kemudian dititipkan di saudara karena pada waktu itu tak memiliki modal untuk membuat kandang sendiri.
“Sejak memiliki dua ekor itu lalu saya banyak belajar kepada sesama para peternak, bagaimana caranya ternak domba agar cepat berkembang. Kadang juga sering ke pasar peternakan untuk menambah ilmu,” kata Gani.
Setelah itu, lanjutnya, dia pun mengetahui metode menambah ekor domba dengan sistem penggemukan, yang arahannya untuk menyediakan pemenuhan ketersediaan stok di pasar atau perorangan untuk acara keagamaan.
“Jadi saya beli kemudian saya jual kembali tiga bulan kemudian setelah penggemukan. Saya terjun ke usaha peternakan sejak 2018,” ujar sarjana pertanian lulusan di salah satu universitas di Bandung itu. Baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)