Mediatani – Beberapa orang yang memiliki riwayat penyakit serius dan menahun cenderung beralih dari pengobatan medis ke pengobatan alternatif seperti mengonsumsi obat herbal. Tidak jarang, masyarakat juga mengkombinasikan pengobatan medis dan tradisional dalam upayanya mencari kesembuhan. Mereka menilai bahwa mengonsumsi obat herbal akan lebih praktis, aman dan tidak menghabiskan banyak biaya.
Namun, apakah Anda tahu meski terbuat dari bahan alami, tanaman atau obat herbal juga memiliki efek samping yang membahayakan tubuh jika tidak digunakan dengan tepat?
Nah, sebelum membahas hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat herbal, berikut adalah penjelasan tentang jenis-jenis obat herbal dan beberapa kasus efek samping dari obat herbal.
Praktik penggunaan obat herbal paling sederhana adalah menyeduh tanaman herbal dengan air hangat dalam bentuk teh dan membuat jamu serbuk atau cair ala rumahan. Bentuk lain dari obat herbal yang sudah diolah di perusahaan tergolong dalam jamu herbal terstandar (OHT), contoh produk ini adalah jamu cair kemasan dan kapsul. Sementara itu, untuk jenis jamu yang sudah melewati uji klinis disebut dengan fitofarmaka.
Beberapa produk obat herbal mengandung senyawa aktif yang bisa menimbulkan efek samping yang tak terduga, misalnya pada pemanfaatan saw palmetto (sejenis pohon palm) yang dapat menyebabkan gangguan hormonal.
Dari dunia internasional, di tahun 2016, seorang wanita di Inggris dilarikan ke rumah sakit karena keracunan setelah mengonsumsi teh herbal. Awalnya dia membeli teh herbal daun comfrey atau symphtum sesuai saran dari temannya untuk mengatasi insomnia yang ia derita. Setelah diteliti ternyata yang ia beli bukan daun comfrey, melainkan foxglove atau bunga digitalis. Bunga digitalis tersusun dari senyawa glikosida yang dapat memperkuat kerja jantung. Tapi, jika dikonsumsi secara berlebihan, kandungan tersebut dapat berubah menjadi racun.
Di Indonesia, juga terjadi kasus yang serupa dimana seorang bayi harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi obat herbal dari pedagang keliling. Hasil dari penyelidikan menyebutkan bahwa komposisi obat herbal tersebut tidak terstandar bahkan label dari BPOM pun dipalsukan.
Oleh karena itu, memiliki pengetahuan tentang tanaman atau obat herbal sebelum mengonsumsinya amatlah penting.
Nah, berikut adalah penjelasan mengapa kita harus tetap berhati-hati ketika mengonsumsi tanaman atau obat herbal.
Berdasarkan Madhavu R. Reddy, ahli medis dibidang Pain Management, University of Pennsylvania di laman Lancaster General Hospital, ada lima alasan utama mengapa kita harus berhati-hati saat mengonsumsi obat herbal.
- Tidak semua formulasi obat herbal diatur (regulasi) atau diteliti dengan cara yang sama seperti obat resep dari dokter. Meskipun ada penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi manfaat yang diklaim, sebagian besar tidak terbukti.
- Adanya kemungkinan efek samping mulai dari yang ringan atau berat seperti alergi, efek samping pada hati dan jantung, darah dan bahkan keracunan.
- Formulasi obat herbal memiliki lebih dari satu bahan, yang dapat meningkatkan kemungkinan efek samping.
- Penggabungan terapi herbal dengan obat resep berisiko menimbulkan efek samping dan membahayakan.
- Dosis obat herbal yang dibutuhkan untuk efek yang diklaim sebagian besar masih belum diketahui.
Dari pertimbangan-pertimbangan diatas, maka sangat penting untuk mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan ketika mengonsumsi tanaman atau obat herbal agar terhindar dari hal-hal yang justru membahayakan kesehatan dan keselamatan.
- Memastikan produk herbal telah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Republik Indonesia.
- Memeriksa tanggal kadaluarsa produk.
- Mengikuti petunjuk pemakaian dan dosis yang tercantum di kemasan.
- Menghubungi layanan konsumen produk herbal jika ingin mengetahui informasi lebih lanjut tentang produknya.
- Berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat herbal.
- Menghentikan konsumsi obat herbal ketika terjadi efek samping dan atau kesehatan yang semakin memburuk.
Karena belum banyak penelitian yan dilakukan pada semua jenis tanaman herbal, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak-anak sebaiknya tidak mengonsumsinya. Para orang tua dengan masalah riwayat kesehatan yang serius juga harus lebih berhati-hati dalam memanfaatkannya.
Jadi, tidak semua obat herbal membahayakan, tapi alangkah lebih baik jika kita mempunyai pengetahuan tentang obat herbal yang akan dikonsumsi dan cara pemakaiannya serta berkonsultasi dengan dokter.
Baca juga : Ini Penjelasan Peneliti Tentang Kualitas Tanaman Herbal di Indonesia.