Mediatani – Tercatat sebanyak 12.566 orang petani aktif dalam wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, memperoleh kartu tani untuk pupuk bersubsidi 2021.
Aceh Tamiang sendiri tercatat telah mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi sebesar 4.731 ton.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkapkan bahwa kebijakan e-RDKK dan kartu tani itu untuk memperketat penyaluran pupuk bersubsidi.
Upaya itu pun dilakukan untuk mencegah penyelewengan dan duplikasi penerima pupuk.
Untuk memperoleh pupuk bersubsidi itu, para petani wajib memiliki kartu tani yang terintegrasi dalam e-RDKK.
“Kartu Tani berisi kuota yang telah sesuai dengan kebutuhan petani. Sementara untuk jumlah kuota ini tergantung dari luas lahan yang dimiliki setiap petani. Tujuannya agar tepat sasaran,” ujar Syahrul, dikutip keterangan tertulis, Jumat, 5 Februari 2021, dikutip Minggu (7/2/2021) dari situs berita medcom.id.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan Sarwo Edhy menambahkan bahwa data e-RDKK itu pula bisa menjadi referensi bagi pembagian kartu tani yang akan digunakan untuk pembayaran pupuk bersubsidi.
Melalui program itu, petani membayar pupuk subsidi melalui bank, sesuai dengan kuota dan harga pupuk subsidi.
“Distributor dan kios ialah kunci keberhasilan penyaluran pupuk bersubsidi agar dapat sampai ke tangan petani yang berhak sesuai dengan mekanisme yang ada, yaitu melalui RDKK,” kata Sarwo Edhy.
Bupati Aceh Tamiang Mursil disadur masih dari sumber yang sama, menyambut baik program ini.
Terutama kata dia, upaya meningkatkan pelayanan pemerintah terhadap petani dalam mengakses perbankkan yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan pinjaman guna pembiayaan pertanian.
Mursil menuturkan bahwa penerbitan kartu tani ialah wujud nyata upaya pemerintah dalam membantu petani yang bermuara pada meningkatkan kesejahteraan petani.
Kartu tani ialah media penyaluran subsidi sarana produksi pertanian (saprodi).
Terutama bagi pupuk bersubsidi.
“Penyalurannya dilakukan dengan menggunakan kartu multifungsi yang dikeluarkan perbankan dan berbasis tabungan (deposit) serta data penerima akan terekam dalam kartu itu,” kata Mursil.
Dijelaskannya bahwa, kartu tani berfungsi sebagai tabungan dan dompet/e-wallet untuk belanja alokasi (kuota).
Selain itu memberikan kemudahan, penggunaan kartu tani diharapkan menjadi jaminan keamanan bahwa subsidi akan tepat sasaran, lebih aman karena mengacu pada e-RDKK yang dibuat sesuai NIK, nama dan alamat pemegang kartu dimaksud.
“Kartu tani diberikan kepada para petani bukan berbentuk uang. Melainkan bantuan langsung berupa kuota atau alokasi pupuk subsidi yang di dapat petani pemegang kartu,” ujar Mursil.
Dirinya pun meminta kepada para Kepala Balai Penyuluhan Pertanian dan PPL agar memberikan pendampingan dan pengawalan optimal dalam kerja-kerja pembangunan pertanian, terutama pada penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK).
Tentunya tambah dia, bahwa hal itu bertujuan agar target di tahun depan pengguna Kartu Tani dan alokasi subsidi yang diberikan bertambah sesuai dengan usulan RDKK itu.
“Begitu halnya pula bagi para ketua, pengurus dan anggota kelompok tani, kami meminta supaya aktifkan kegiatan kelompok sesuai dengan peran dan fungsi kelompok tani yakni, kelas belajar, wahana kerjasama unit produksi pertanian,” terangnya.
Dia mengharapkan bahwa kelompok tani yang ada, dapat berkembang, kuat dan mandiri serta segala kemudahan, fasilitas dan bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah dapat menjadi pemicu kuat dan mandirinya kelompok tani.
Sementara itu, Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) dalam siaran pers Kementan, Minggu (7/2/2021) yang diterma Mediatani.co, Riyanto mengatakan bahwa saat ini ialah waktu yang tepat untuk mengarahkan kebijakan ekonomi dan politik negara pada sektor pertanian.
Menurut dia, sektor pertanian tak boleh dipandang sebelah mata mengingat kontribusi positif terhadap ekonomi nasional telah terbukti dan teruji.
“Kepentingan sektor pertanian harus diatas kepentingan yang lain karena ini menyangkut hak hidup orang banyak. Saya kira sektor pertanian tidak boleh dipandang sebelah mata,” kata Riyanto, Minggu, 7 Februari 2021.
Sebagaimana diketahui bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) merilis produk domestik bruto (PDB) pertanian pada kuartal IV 2020 tumbuh sebesar 2,59 persen (yoy).
Berdasarkan sektornya, hanya sektor pertanian yang tumbuh positif di tengah melemahnya perekonomian nasional akibat wabah pandemi Covid 19 yang berkepanjangan ini.
Adapun berdasarkan lapangan usaha 2020, sektor pertanian pula mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 1,75 persen.
Bahkan, hanya lapangan usaha pertanian saja yang tumbuh positif dibandingkan sektor lainnya.
“Lagi-lagi ini memberi makna dan isyarat bahwa sektor pertanian menjadi penolong di tengah resesi karena mampu menyediakan banyak lapangan kerja di tengah situasi ekonomi yang sulit karena banyak PHK,” kata dia. (*)