Mediatani.co — Lahan persawahan seluas 724 hektare di Kecamatan Air Periukan dan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Bengkulu, mengalami kekeringan. Hal ini mengakibatkan lahan tersebut akan dialihfungsikan oleh para petani.
Disamping itu, kekeringan ini terjadi karena di sekitar sawah petani belum tersedia irigasi teknis.
“Ratusan hektare sawah di dua kecamatan, yakni Sukaraja dan Air Periukan ini jika tidak ada penangganan yang baik dari Distan dan instansi teknis terkait di Seluma, akan beralih fungsi menjadi kebun karet dan sawit,” kata Herman (44), salah seorang petani setempat, di Bengkulu, Minggu (19/11).
Herman mengungkapkan, sudah sejak lama masyarakat petani di dua kecamatan ini mengusulkan agar di sekitar sawah mereka dibangun irigasi, sehingga tidak dilanda kekeringan pada setiap musim kemarau.
Menurut dia, jika dibangun irigasi para petani di dua kecamatan tersebut dapat melaksanakan panen padi paling sedikit dua kali setahun. Bahkan, kalau persediaan air cukup petani dapat melaksanakan panen tiga kali setahun.
Akan tetapi usulan tersebut belum mendapat respons baik dari Pemkab Seluma maupun Dinas Pekerjaan Umum (DPU) setempat. Hasilnya, ratusan hektare sawah di Kecamatan Air Periukan dan Sukaraja tidak dapat digunakan secara maksimal untuk menanam padi.
“Sekarang sawah kami tidak bisa ditanami padi karena kekeringan. Terus terang kalau tidak ada jalan keluarnya dalam waktu dekat, maka sawah ini akan dialihkan fungsikan menjadi kebun karet dan sawit,” ujarnya.
Disampaikan oleh para petani bahwa percuma mempertahankan sawah kalau tidak bisa ditanami padi. “Kami membuat sawah untuk ditanami padi bukan hanya dilihat saja. Kami minta Pemkab Seluma dan DPU setempat segera memprogramkan pembangunan irigasi di sekitar sawah kami. Jika tidak ada solusi maka sawah akan kami tanami karet dan sawit,” ujarnya.
Hal yang sama disampaikan oleh dari Suparlan (38), petani lainnya. Ia mengungkapkan bahwa sebagian petani pemilik sawah di Kecamatan Air Periukan dan Sukaraja sudah berencana mengalih fungsikan sawah mereka untuk ditanami karet dan sawit. Akan tetapi sawah mereka tidak bisa ditanami padi karena kekeringan.
Padahal menurut mereka sawah tersebut merupakan sumber penghasilan utama mereka dalam membiayai kebutuhan hidup keluarganya.
“Kami masih menunggu kejelasan pemerintah setempat, apakah di daerah kami segera dibangun irigasi dalam waktu dekat. Jika tidak ada kejelasan pembangunan irigasi, maka sawah ratusan hektare akan beralih fungsi menjadi kebun sawit dan karet,” ujarnya.
Di kesempatan yang berbeda, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Seluma, Marah Halim mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bengkulu, untuk melakukan pembangunan irigasi Air Sundur di Kecamatan Sukaraja segera direalisasiakan dalam waktu dekat.
Hal tersebut bertujuan agar, ratusan hektare sawah petani yang ada di dua kecamatan tersebut, dapat ditanami padi secara teratur paling tidak dua kali setahun, sehingga sawah tersebut tidak dialih fungsikan oleh pemiliknya.
“Sebenarnya kami sudah berkali-kali berkoordinasi dengan DPU Bengkulu, agar di Air Periukan dibangun irigasi, tapi kurang mendapat respons positif. Padahal, potensi sawah yang ada di dua kecamatan ini cukup bagus,” ujarnya.
Dia berharap agar Dinas PUPR Bengkulu, secepatnya dapat membangun irigasi Air Sindur pada tahun 2018 mendatang, sehingga ratusan hektare sawah di Kecamatan Air Periukan dan Sukaraja dapat difungsikan dengan baik sebagaimana rencana petani pemilik lahan tersebut.
“Sebab, jika rencana alih fungsi sawah menjadi kebun sawit dan karet, maka luas sawah di Seluma, akan berkurang sehingga produksi padi di kabupaten pemekaran dari Bengkulu Selatan ini, akan menurun ke depan,” katanya.