Mediatani – Puluhan warga Maros, Sulawesi Selatan yang sedang mengembangkan budidaya lebah menyatakan diri siap bersaing dengan daerah lain. Tercatat 28 warga telah mengikuti bimbingan teknis budidaya lebah madu dan pengelolaan mutu madu lokal untuk persiapan persaingan.
Bimbingan teknis berlangsung di objek wisata perlebahan, Kecamatan Cenrana tersebut dibimbing langsung oleh ketua umum pusat Inspirator Lebah Madu Indonesia (ILMI) Debby Bustomi.
Bimtek yang berlangsung dua hari itu juga bekerja sama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bulussaraung Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Ada dua orang peserta yang sedang mengembangkan ternak lebah, mengikuti bimbingan teknis budidaya lebah madu dan pengelolaan mutu madu lokal di Maros,” kata Ketua regional ILMI Sulsel, Kaimuddin Amin melalui rilisnya, Minggu (28/3/2021) mengutip laman makassar.tribunnews.com, Senin (29/3/2021).
Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan kualitas perlebahan hasil lebah lokal yang akan bersaing dengan negara lain. “Demi memanfaatkan kelestarian hutan Indonesia, ILMI dan KPH Bulusaraung bersinergi mengajak masyarakat untuk budidaya lebah madu,” ujar dia.
Dia menyebut, budidaya lebah memiliki manfaat dan keuntungan bagi masyarakat, khususnya kesehatan dan keuntungan. Bukan hanya bimbingan budidaya lebah madu, ILMI juga aktif dalam menyikapi para pelaku / produsen madu oplosan.
“Selama ini banyak mengedarkan madu palsu yang akan berdampak pada kesehatan masyarakat,” katanya.
Dia menyampaikan, produk perlebahan yang ada di Sulawesi ada dua jenis, yakni lebah dorsata dan trigona. “Sulsel adalah penghasil madu terbaik,” katanya.
Hingga saat ini, madu yang ada di Maros telah terjual sampai di Kalimantan dan Jawa Timur. Kedepan, pemasaran madu Maros ini diharapkan menjangkau ekspor sampai di negara lain.
Wisata Lebah Madu di Malang
Sementara itu di Kabupaten Malang, memiliki tempat wisata yang memperkenalkan siklus hidup lebah madu dan bagaimana cara beternak lebah madu yang baik dan benar.
Tempat wisata tersebut adalah Agro Tawon Wisata Petik Madu di Ruko Putri Kencana, Jalan Doktor Wahidin Nomor 8, Kalirejo, Kecamatan Lawang.
“Kalau di Wisata Petik Madu ini untuk tiket masuknya free (gratis) dan wisatawan yang datang ke sini bisa belajar terkait ternak lebah,” terang Supervisor Agro Tawon Wisata Petik Madu, Rini Windi, beberapa waktu lalu, dikutip mediatani.co, Senin (29/3/2021) dari situs kumparan.com.
“Untuk wisata edukasinya sendiri juga free. Bisa untuk anak playgroup sampai lansia,” sambung dia.
Selain itu ada juga lokasi outbound, hanya saja jikalau outbound ada tempatnya tersendiri. Untuk outbound, tambah dia, juga ada tarifnya sendiri.
Rini pula menjelaskan, di Agro Tawon, wisatawan bisa belajar cara memanen madu sampai cara membuat ratu lebah.
“Sampai macam-macam lebah yang kita pelihara, jenis pakan lebah, panen madu, cara membuat lilin lebah, cara pembuatan ratu baru. Dan biasanya ada edukasi pembuatan jamur, tempe, yogurt dan biogas,” jelas dia.
Lebih lanjut, wanita berkerudung ini membeberkan, ada 3 jenis lebah yang diternakkannya di tempatnya itu. “Untuk jenis-jenis lebah di sini ada 3 jenis diantaranya Apis Mellifera, Apis Cerana, dan Trigona,” tuturnya.
Jenis-jenis madu dan propolis yang dijual juga bervariasi. Mulai dari bunga Kaliandra sampai bunga Kelengkeng. “Kalau di sini kita juga jual segala jenis hasil lebah mulai dari madu, pollen, royal jelly, propolis, dan lilin lebah. Dan untuk jenis madu ada dari nektar bunga randu, kelengkeng, multiflora, prupolis infeksi, kaliandra, dan pait,” ujarnya.
“Kalau madu orang-orang lebih suka dari kelengkeng, karena lebih manis dan harum. Tapi kalau pandemi ini lebih banyak yang dari propolis infeksi karena bagus untuk daya tahan tubuh,” lanjutnya.
Terakhir, Rini menuturkan perbedaan madu dan propolis yang dihasilkan oleh lebah. “Kalau propolis dan madu itu beda. Propolis itu dari getah tanaman sedangkan madu dari nektar tanaman,” pungkasnya. (*)