Mediatani – Aglaonema adalah salah satu tanaman hias yang banyak digandrungi penggemar. Selain bentuknya yang ciamik, tanaman yang sering disebut dengan Sri Rejeki ini memiliki banyak keunggulan yang bisa dijadikan peluang bisnis. Tak sedikit orang yang sudah mencoba bisnis di bidang tersebut, dan hasilnya memuaskan.
Teman-teman mediatani mungkin masih ingat dengan Gregori Garnadi Hambali yang banyak dibicarakan orang beberapa tahun lalu. Ia sukses melalui tanaman hias aglaonema. Ia berhasil menciptakan banyak penyuluhan mengenai tanaman hias berkat hasil penyilangan tanaman induknya.
Selain itu, ada juga Agus Holik yang merambah usaha aglaonema. Omzet yang ia raih cukup banyak, yakni seratus juga setiap bulannya. Dengan demikian, aglaonema mampu dijadikan rekomendasi bisnis yang menguntungkan.
Mengapa Aglaonema Bisa jadi Bisnis yang Menguntungkan?
1. Tidak Sulit dalam Memulai Budidaya
Tanaman aglanonema termasuk tanaman di daerah hujan tropis. Berarti, jika dikaitkan dengan keberadaan kita sekarang, di Indonesia, tanaman aglaonema sangat cocok untuk ditanam. Kemudian, perlu diketahui bahwa tanaman aglaonema ini sangat kompeten hidup di iklim apa saja. Ia mampu tumbuh di lingkungan dengan kelembaban yang tinggi dengan baik, dengan intensitas penyiramannya yang juga rendah.
Di dalam penggunaan lahan, tanaman aglaonema tidak membutuhkan lahan yang luas. Sehingga, memanfaatkan pekarangan rumah juga tidak menutup kemungkinan sri rejeki tetap tumbuh. Bahkan, teknik menanam hidroponik pun dapat menjadi jalan keluar jika calon penanam hanya memiliki lahan yang sempit.
Adapun tanaman hidropinik ini adalah salah satu jenis tanaman yang hanya menggunakan air, tanpa memakai tanah, dan sangan mendorong pertumbuhan tanaman dengan cara memenuhi kebutuhan nutrisi. Kebutuhan air di dalam tanaman ini pun lebih sedikit dan efisien, sehingga sangat mungkin tumbuh di daerah yang memiliki pasokan air terbatas.
Perawatan tanamannya juga bisa digolongkan tidak memakan waktu yang banyak. Sehingga, cocok bila Anda memiliki aktivitas yang padat namun ingin tetap bisa mencari kegiatan sampingan. Terlebih, pekerjaannya yang bisa menghasilkan pundi uang yang lumayan. Karena, aglaonema tidak buth asupan air yang banyak, penyiramannya cukup disemprotkan air tiga sampai empat hari sekali.
Karena tidak menggunakan air yang banyak dan lahan yang luas, maka bisa dikatakan bahwa budidaya ini hanya memerlukan modal yang sedikit. Tidak butuh modal yang banyak untuk dapat berbudi daya melalui aglaonema karena satu indukan saja bisa menghasilkan rupiah yang banyak.
Lebih lanjut lagi, risiko kematian budidayanya juga hanya 20 sampai 30 persen saja, sebab serangan hama. Mulai dari kutu daun, nematoda yang terdapat pada akar, tungau laba-laba, kutu busuk, sampai kutu sisik kerap kali ditemui di tanaman aglaonema.
Namun demikian, terdapat cara untuk mengatasinya. Pertama, hama tersebut bisa disekakan alkohol menggunakan kapas. Kedua, dengan sabun insektisida. Ketiga, dengan memaparkan sinar matahari. Keempat, dengan minyak hortikultura.
2. Banyak Peminat
Sebagaimana yang telah dijelaskan di awal, bahwa tanaman ini memiliki bentuk yang ciamik. Aglaonema memiliki daun yang cantik, dari perpaduan warna hijau dan merah jambu. Apalagi jika terawat dengan baik, hasil penanaman yang baik juga akan menjadikan tanamannya sehat dan enak dipandang.
Kemudian, beberapa penelitian menyebutkan ahwa aglaonema memiliki kemampuan menyerap polusi yang baik. Terlebih, jika aglaonema disosialisasikan dengan tanaman lidah mertua, maka keduanya bisa menyaring udara kotor dimana tanaman tersebut ditanam layaknya air conditioner atau AC.
Ketika kita berbudidaya aglaonema di rumah, maka dapat dipastikan rumah kita akan terhindar dari polusi udara. Lebih-lebih, jika saat itu cuaca sedang panas, maka banyaknya debu, asap, dan polusi yang berterbangan serta hinggap di kawasan rumah akan hilang karena telah tertanam aglaonema di pekarangan rumah.
Semakin banyak tanaman itu, maka semakin sedikit pula polusi yang ada di sana. Sambil menunggu aglaonema dibeli orang, aglaonema juga bisa dijadikan dulu sebagai filter polusi.
3. Ada Kompetisinya
Semakin banyaknya peminat aglaonema, baik itu bersebab dari hobi menanam atau cinta dengan keindahannya, maka saat ini terdapat banyak kompetisi aglaonema. Di dalam kompetisi, pastinya mendapat sertifikat, terlebih untuk yang juara. Sertifikat ini bisa dijadikan sebagai nilai jual kedepannya karena sudah mendapat legalitas.