Mediatani – Saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu masalah yang terus menghantui sektor pertanian di Indonesia. Kurangnya lahan dinilai akan membuat produktivitas pertanian akan semakin menurun dan kedaulatan pangan akan semakin sulit diwujudkan.
Beberapa waktu lalu dalam pembukaan Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) 2020 yang berlangsung di Istana Negara, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko mengungkapkan bahwa lahan pertanian di kawasan Asia terus menyusut seiring dengan perkembangan industri dan perubahan iklim.
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini Indonesia telah mengalami penyusutan lahan secara signifikan setiap tahunnya, dimana hampir 120 ribu hektare lahan telah berubah fungsi setiap tahunnya. Selain itu, lahan yang dimiliki oleh petani rata-rata hanya 0,2 hektar dan memiliki kondisi tanah yang sudah rusak.
Namun, semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga telah memberi banyak dampak positif pada dunia pertanian. Masalah keterbatasan lahan yang terjadi, terutama di kota besar bukan lagi menjadi masalah besar untuk bertani.
Pasalnya, saat ini sudah ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan lahan terbatas untuk Bertani. Berikut 4 cara bertani efektif yang bisa dilakukan di lahan sempit kota.
Hidroponik
Hidroponik merupakan salah satu cara yang belakangan ini sudah banyak diterapkan oleh masyarakat urban untuk bertani. Dengan metode hidroponik ini, tanaman bisa ditanam tanpa menggunakan media tanah sehingga bisa dilakukan pada lahan yang sempit.
Hidroponik sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Hydro yang mempunyai arti air dan juga ponos yang berarti daya. Kedua kata tersebut akan membentuk definisi tanaman yang dibudidayakan dengan memanfaatkan media air sebagai media tanamnya (soiless).
Selain dapat diterapkan pada lahan sempit, tanaman yang dihasilkan dengan metode ini juga bisa lebih melimpah, higienis dan juga lebih segar. Dengan menggunakan media air, tanaman yang dibudidayakan bisa mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibanding cara konvensional.
Bahan yang bisa digunakan untuk menanam dengan cara hidroponik ini adalah botol plastik, pipa paralon dan masih banyak lagi. Jika metode hidroponik menggunakan pipa paralon, pipa tersebut dilubangi terlebih dulu kemudian diisi dengan tanaman.
Tabulampot
Cara kedua yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan lahan sempit kota untuk bertani adalah metode tabulampot. Tabulampot merupakan singkatan dari tanaman buah dalam pot.
Metode ini juga sudah tidak asing lagi sebab sudah banyak masyarakat yang mempraktekkannya di rumah masing-masing, baik di kota besar maupun di pedesaan.
Ada bermacam-macam media tanam yang bisa digunakan untuk metode tabulampot. Media tanam tersebut merupakan tempat tumbuhnya akar dan penopang postur tanaman. Media tanam yang digunakan harus bisa menyimpan air dan memasok nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
Umumnya, media tanam yang digunakan antara lain campuran tanah, kompos dan arang sekam dengan komposisi 1:1:1. Selain itu, bisa juga berupa campuran tanah, pupuk kambing dan sekam padi dengan komposisi 1:1:1. Namun, sebaiknya gunakan bahan baku yang banyak ditemui di lingkungan sekitar untuk menghemat biaya.
Vertikultur
Anda juga bisa menggunakan metode vertikultur untuk bertani di lahan sempit. Metode ini cocok diterapkan untuk membudidayakan tanaman yang umurnya tidak panjang seperti sayuran sawi, kangkung, seledri, pakcoi dan masih banyak lagi.
Sesuai namanya, metode ini menggunakan media berbentuk vertikal atau bertingkat sehingga tidak membutuhkan lahan yang luas untuk menanam berbagai jenis tanaman tersebut. Selain itu, cara ini juga bisa dilakukan baik di dalam maupun di luar ruangan.
Pertanian dengan metode vertikultur ini dapat diterapkan disesuaikan dengan bahan yang tersedia, kondisi dan keinginan. Bahan yang dapat digunakan bisa berupa bambu, pipa paralon, pot, terpal, kaleng bekas, bahkan lembaran pembungkus semen atau karung beras. Pada dasarnya, wadah yang dipakai bisa untuk menanam dan memberikan nilai stetika.
Aeroponik
Aeroponik adalah cara budidaya yang menggunakan media tanam yang akarnya menggantung di udara, sehingga tidak menggunakan media tanah. Cara ini sekilas mirip dengan hidropnik karena juga memerlukan air.
Namun, metode ini memerlukan air yang telah diberikan larutan hara yang kemudian disemburkan ke akar tanaman dalam bentuk kabut, cara ini disebut juga pengabutan. Pengabutan ini dilakukan agar akar tanaman menyerap larutan hara yang membantunya untuk tumbuh.
Proses pengabutan ini terus dilakukan selama masa pemeliharaan hingga panen. Jika memang harus berhenti, sebaiknya tidak terlalu lama. Hal tersebut dilakukan karena pengabutan dapat menurunkan suhu di sekitar daun dan mengurangi evapotranspirasi sehingga tanaman selalu segar.
Anda bisa menerapkan metode ini di pekarangan rumah karena umumnya, media tanam yang digunakan bisa berupa styrofoam dan membiarkan akar tanaman menggantung di udara. Kualitas sayuran yang dihasil dengan metode aeroponik ini akan lebih terasa segar, renyah, dan higienis.