Mediatani – Tak henti-hentinya dampak dari pandemi Covid-19 mempengaruhi berbagai sektor kehidupan masyarakat. Kondisi yang paling parah selain masalah sektor kesehatan adalah sektor tenaga kerja.
Hal tersebut disebabkan kerena banyaknya perusahaan yang mengalami penurunan pendapatan bahkan gulung tikar, sehingga memaksa perusahaan tersebut melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan pegawainya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran periode Agustus 2020 mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta orang. Dengan demikian, jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi sebesar 9,77 juta orang.
Upaya pemerintah memberlakukan pembatasan mobilitas penduduk, baik dalam skala nasional maupun regional tersebut tak hanya berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK), tetapi juga jam kerja berkurang, sementara tidak bekerja, hingga menjadi pekerja paruh waktu.
Dijelaskan bahwa, jumlah pekerja terpapar dampak virus korona mencapai 29,12 juta, 70 persen di antaranya tinggal di kawasan perkotaan. Dampak paling buruknya, 2,56 juta langsung menjadi pengangguran, dan 24,03 juta mengalami pengurangan jam kerja.
Kehilangan pekerjaan tentu membuat kondisi ekonomi masyarakat berkurang dan daya beli juga ikut menurun. Agar setiap orang bisa memenuhi kebutuhan paling mandasar, yaitu pangan, sekaligus memberikan penghasilan, Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan(BKP) membuat salah satu program strategis yaitu Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
Pekarangan Pangan Lestari (P2L) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat yang secara bersama-sama mengusahakan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan, serta pendapatan.
“P2L ini sangat penting dikembangkan di daerah, baik diperkotaan maupun di pedesaan, karena hasilnya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, tetapi sebagian juga bisa dijual, sehingga memberikan penghasilan,” ujar Kepala BKP Agung Hendriadi yang dihubungi, Kamis (12/11/2020).
Program yang dilakukan BKP tersebut sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang di berbagai kesempatan meminta jajarannya agar terus berupaya memenuhi kecukupan pangan bagi 267 juta penduduk di Indonesia.
“Potensi lahan pekarangan di Indonesia mencapai sekitar 10 juta hektar. Kalau ini digarap serius bersama-sama pemerintah daerah, P2L ini bisa menjadi solusi masalah pengangguran,” jelas Agung.
Di tahun 2020, P2L ini telah dikembangkan di 34 provinsi dengan jumlah lokasi kegiatan mencapai 3.000 P2L. Kegiatan P2L menyasar daerah prioritas stunting dan daerah rentan rawan pangan. Jika setiap kelompok beranggotakan 30 orang, maka keterlibatan masyarakat di 3.000 P2L tersebut aktifitas di pekarangan mencapai 90.000 orang.
Hal ini belum termasuk aktifitas pemanfaatan pekarangan yang dikembangkan oleh berbagai instansi, swasta maupun oleh masyarakat secara mandiri. Sehingga apabila ditambah dengan sektor pertanian lainnya, tentu jumlahnya mencapai jutaan pekerja.
“Nah, P2L ini bisa dijadikan program unggulan di daerah, karena hasilnya jelas, yaitu memenuhi kebutuhan pangan, dan menambah ekonomi rumah tangga,” pungkas Agung.