Banjir Kalsel Rugikan Sektor Peternakan Rp8,3 Miliar, Kadis Ajak Pemkab Gotong-royong Bantu Peternak

  • Bagikan
KepalaDinas Perkebunan dan Peternakan Suparmi (Foto;Latif Thohir/Antaranews/IST).

Mediatani – Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan Suparmi menuturkan bahwa kerugian akibat banjir di sektor peternakan di Kalimantan Selatan mencapai angka Rp8,3 miliar.

Dikutip Jumat (5/2/2021) dari situs Antaranews.com, kata Suparmi bahwa di Banjarbaru, saat ini pihaknya terus melakukan verikasi data sehingga data yang diajukan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan; by name by addres.

“Total kerugian yang diusulkan kepada kami inin mencapai Rp8,3 miliar yang terdiri atas seluruh sektor peternakan,” kata dia dilansuir Antaranews.com, Kamis (4/2/2021).

Total kerugian tersebut di antaranya terdiri atas ternak sapi yang mencapai 1.900 ekor, ayam buras sekitar 88 ribu ekor, ayam petelur sekitar 1.000 ekor, ayam petelur 1.000 ekor, itik, kerbau dan ternak lainnya.

Beberapa daerah terdampak banjir tercatat antara lain ialah Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara dan Tanah Laut.

“Daerah yang paling banyak terdampak di sektor peternakan ialah Kabupaten Tanah Laut, yakni ternak sapi saja mencapai 1.500 ekor. Sementara untuk Kabupaten Hulu Sungai Utara, kerugian paling banyak ternak itik dan ayam buras,” jelasnya.

Suparmi mengungkap, sebagai dinas pembina langsung bagi peternak, pihaknya berharap kerugian peternak tersebut dapat diganti seluruhnya.

Namun demikian, kata dia, tetap harus dilihat kesiapan dana yang masuk untuk penggantian sektor peternakan itu.

“Karena nilai kerugiannya cukup besar, maka saya mengajak seluruh kabupaten yang terdampak bergotong royong dan iuran membantu peternak,” katanya.

Pihaknya pun kini sedang mengupayakan agar penggantian kerugian peternak tersebut bisa diambil dari tiga anggaran yaitu dari Pemprov Kalsel, kabupaten dan dari pusat.

Bila dana yang terkumpul dari tiga sumber tersebut, itu mencukupi maka seluruh kerugian peternak bisa diganti secara penuh.

Khusus ternak sapi, kata Suparmi, sudah diasuransikan, sehingga secara otomatis akan diganti oleh pihak pembiayaan.

“Maka dari itu, hingga kini kami terus melakukan verifikasi data. Selain untuk memastikan jumlah kerugian, pula memilah ternak yang sudah masuk asuransi dan belum, sehingga bantuan yang disalurkan nantinya benar-benar bisa tepat asaran,” ucapnya.

Kebakaran Peternakan Ayam di Garut

Sementara itu, di Garut kebakaran melanda sebuah peternakan ayam di sana.

Dilansir Jumat 5/2/20210 dari situs berita Republika.co.id bahwa Kebakaran melanda sebuah peternakan ayam yang berada di Desa Mekargalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat (5/2/2021) dini hari.

Akibat dari kejadian itu, ribuan ayam peternak pun mati terbakar.

Kepala Bidang Operasi Kebakaran, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut, Wawan Sobarwan menuturkan bahwa kebakaran diduga terjadi pada Jumat sekira pukul 03.04 WIB.

Kebakaran itu melanda bangunan peternakan ayam berukuran 30×9 meter, yang berisi 4.000 anak ayam ternak dan satu unit sepeda motor.

“Kami tak tahu persis asal api dari mana, tapi api sudah membesar. Mendapati hal itu maka warga melapor kepada petugas keamanan terdekat lalu ditembuskan ke kantor pemadam kebakaran,” kata dia melalui keterangan resmi, Jumat (5/2/2021) dikutip dtanggal yang sama.

Memperoleh laporan itu, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut menurunkan satu unit kendaraan pancar dan satu unit kendaraan water supply menuju lokasi kejadian.

Selang beberapa menit kemudian, petugas pemadam kebakaran langsung melakukan pemadaman.

Api yang semakin membesar akhirnya berhasil dikendalikan dan tak sampai menyebar.

Si jago merah baru bisa sepenuhnya dipadamkan pada sekira pukul 04.26 WIB.

Wawan menyebut, saat ini pihaknya masih menyelidiki sumber awal penyebab kebakaran.

Namun diduganya, kebakaran bermula dari percikan pemanas ayam (tungku bara api).

Berdasarkan keterangan saksi dan sejumlah warga setempat pada awalnya mencium bau terbakar.

Tetapi ketika dilihat, api sudah membesar menimbulkan asap tebal yang membumbung tinggi dari salah satu peternakan.

Tak lama berselang kobaran api terus membesar dan menjalar hingga melahap peternakan tersebut, sehingga terjadilah kebakaran.

“Kebakaran tersebut tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka. Sedangkan kerugian materi diperkirakan kurang lebih Rp 150 juta,” kata dia.

Wawan mengimbau, kepada masyarakat untuk melakukan berbagai langkah guna mengantisipasi dan mencegah terjadinya kebakaran di lingkungan peternakan, dengan menjauhkan benda-benda mudah terbakar di dekat pemanas ayam.

Tak sampai di situ, jaringan listrik harus diperhatikan apa benar-benar aman serta jauh dari resiko korsleting, hal itu dilakukan guna mengantisipasi dan menghindari terjadinya ancaman kebakaran.

Masyarakat juga diminta menyiapkan kantong-kantong atau sumber air dan drafting point sebagai kesiapsiagaan apabila terjadi kebakaran.

Terakhir, masyarakat pula diminta mesti memiliki alat proteksi kebakaran seperti Apar dan hydrant.

“Selain itu, setiap rumah atau bangunan wajib memiliki alat proteksi kebakaran seperti Apar (Alat Pemadam Ringan) dan hydrant, sebagai langkah awal penanganan terjadinya kebakaran,” kata Wawan. (*)

  • Bagikan