Mediatani – Kehidupan manusia sejak zaman dulu hingga kini selalu tergantung pada lingkungan. Hampir semua bagian dari alam kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari terlebih lagi masalah pangan. Kekurangan pangan sepertinya sudah merupakan persoalan yang akrab dengan manusia baik primitif atau super modern manusianya, mereka pasti memerlukan bahan makanan sebagai penyambung hidup.
Namun masalah bahan pangan tak henti-hentinya menjadi kendala, yang pada akhirnya memaksa manusia memikirkan suatu cara terbaik untuk dapat memanfaatkan lingkungan guna mengatasi masalah tersebut. Hal ini dimulai sejak fajar pertanian terbit yang diharapkan akan mampu menerangi beban kehidupan pangan yang begitu syarat.
Kemudian muncul kegiatan bercocok tanam serta teknik budidayanya tanaman yaitu menanam dan merawat tanaman yang kita tanam untuk diperoleh hasilnya. Namun, tidak hanya itu, pada saat melaksanakaan teknik budidaya ini tidak lepas dari yang namanya OPT (Organisme Penggangu Tanaman), misalnya gulma.
Dampak negatif dari kehadiran gulma ini yaitu dapat mengurangi tingkat produktifitas hasil pertanian. Tetapi gulma ini tidak selalu bersifat mengganggu.
Tanaman yang dikatakan gulma adalah tanaman yang apabila dia berkompetisi dengan tanaman yang kita budidaya dengan cara bersaing untuk mengambil unsur hara dari tanah ataupun dari faktor-faktor lainnya. Namun sebaliknya, jika tanaman tersebut tidak mengganggu atau tidak berusaha untuk berkompetisi dengan tanaman lain maka itu tidak dikatakan sebagai gulma, bahkan ada yang bisa difungsikan sebagai obat oleh manusia yang dapat diolah sebagai herbalium. Seperti bandotan, putri malu, krokot, meniran dan lainnya.
Gulma adalah tumbuhan merugikan, tidak bermanfaat, tidak diinginkan yang tumbuh ditempat dan waktu yang salah. Gulma juga termasuk tumbuhan yang tumbuh cepat serta sukar dikendalikan atau diberantas. Sebelum memberantas atau mengendalikan gulma ini, sebaiknya harus memperhatikan dan mempertimbangkan ekologis.
Seperti dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan, jika salah pengaplikasian herbisida dan salah sasaran. Selain itu, untung ruginya dari segi ekonomis dan sosiologis harus diperhatikan.
Selain merugikan, gulma juga punya sisi positif. Beberapa diantaranya berfungsi melindungi tanah, menjaga lengas, mencegah erosi, dan menyuburkan tanah. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki yakni tumbuh pada areal pertanaman.
Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman budidaya. Gulma dapat merugikan tanaman budidaya karena bersaing dalam mendapatkan unsur hara, cahaya matahari, dan air. Gulma bisa dideteksi dengan melihat morfologi, bentuk pertumbuhan dan habitatnya.
Gulma yang menimbulkan persaingan berat terhadap tanaman adalah yang memiliki tajuk dan perakaran yang luas dan banyak, pertumbuhan yang cepat, waktu berkecambah dan pemunculan yang lebih awal dari tanaman, kerapatan yang cepat meninggi dan berjalur fotosintesis C4.
Disamping itu, pada setiap penanaman terdapat asosiasi spesies gulma yang khas dan gulma yang mempunyai habitat vegetatif, metode reproduksi, sifat dan kebutuhan faktor lingkungan mirip tanaman akan menimbulkan persaingan berat.
Waktu pengendalian yang tepat adalah salah satu faktor yang mendukung keberhasilan pemberantasan atau pengendalian gulma. Ada beberapa jenis gulma tertentu yang mengeluarkan senyawa allelopati yang meracuni tanaman sehingga harus lebih diperhatikan.
Contoh gulma yang mengeluarkan senyawa allelopati adalah rumput teki dan alang-alang. Gulma dan tanaman yang dibudidayakan saling berkompetisi merebut air, unsur hara, cahaya matahari dan senyawa racun.
Untuk mengurangi kompetisi terhadap gulma, sebelumnya dilakukan persiapan lahan untuk menciptakan kondisi yang optimum bagi pertumbuhan tanaman. Sedangkan pengendalian gulma lainnya yang bisa ditempuh adalah secara kimia yaitu dengan pengaplikasian herbisida. Jadi kesimpulannya tidak semua gulma merugikan.