Mediatani – Asparagus adalah tanaman yang sering dijadikan bahan makanan, sayuran dan kaya manfaat. Saat ini banyak petani di Temanggung yang mulai membudidayakan Asparagus.
Tanaman ini menjadi primadona di kalangan petani bukannya tanpa alasan. Banyak kelebihan yang akan didapatkan oleh petani Asparagus, mulai dari produksi yang menjanjikan dengan harga jual yang cukup tinggi, hingga ketahanan hidup yang cukup lama selama 10 tahun di wilayah dingin.
Dilansir dari Tribun – Salah seorang petani di Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Dina Listiana mengatakan bahwa dia memberanikan diri untuk menanam Asparagus sejak pertengahan tahun 2020.
Awalnya Dina memiliki pohon Asparagus sebanyak 5.000 pohon, dan kini dia sudah memiliki sebanyak 9.000 pohon yang ditanam di lahan pribadinya. Separuh dari pohon yang sudah ditanam berproduksi hingga 5-7 kilogram Asparagus setiap harinya.
Merawat Asparagus cukup mudah. Dina hanya melakukan perawatan seperti biasa, menggunakan pupuk NPK secara rutin dan sesekali memberikan tambahan nutrisi dengan pupuk kandang kelinci.
Selain itu, keuntungan lain yang didapatkan petani Asparagus adalah harga jualnya yang cukup tinggi. Satu kilogram Asparagus grid AB yang didapatkan dari petani dijual dengan harga Rp30 ribu. Sedangkan grid C harganya Rp20 ribu per kilogram.
Dina berharap dengan naiknya permintaan pasar terhadap Asparagus, maka dapat menaikkan pula perekonomian para petani. Sehingga petani dapat lebih maksimal dalam memberikan perawatan tanaman dan hasil produksinya pun berkualitas super.
Selain itu, Dina juga berharap jika nilai jualdari petani bisa di atas harga Rp30 ribu per kilogram. Hal ini bisa menjadi suntikan semangat bagi petani walaupun sedang menghadapi cuaca ekstrem dan berpengaruh dengan pertumbuhan Asparagus.
Ketua Asosiasi Petani Asparagus Temanggung (APAT), Basori Suproyanto mengatakan bahwa hujan yang terus menerus memberikan hambatan bagi pertumbuhan tunas baru. Itulah sebabnya produksi Asparagus di Temanggung turun mencapai 50 persen.
Walaupun begitu, Basori dapat memastikan tidak ada yang berubah dari segi harga dan permintaan pasar. Bahkan saat ini APAT cukup kewalahan dalam memenuhi target permintaan dari beberapa kota besar dan juga negara lain.
Basori dan para petani bersyukur, di tengah cuaca ekstrem saat ini, Asparagus tidak terkena penyakit Busuk Batang. Walaupun begitu, produksinya tetap menurun karena dampak cuaca ekstrem.
Hasil produksi Asparagus sudah dipasarkan secara rutin di beberapa kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Yogyakarta, Semarang, Solo, hingga Surabaya. Dalam sekali antar biasanya dapat mengirimkan 30-40 kilogram Asparagus grid AB. Bahkan ada beberapa suplayer yang meminta agar dikirimkan 2-3 kali dalam sepekan.
Panen awal Asparagus kualitas bagus dapat dilakukan pada tanaman berumur 7-8 bulan, namun beberapa petani sudah memanen pada usia tanaman 4 bulan.
Hal ini dapat terjadi pada tanaman yang ditanam di atas lahan yang cocok dan dengan perawatan yang maksimal. Sehingga tunas baru dapat tumbuh dengan cepat dan dapat dipanen dengan segera.
Sebagian besar hasil produksi dipasarkan di Indonesia, dan sebagian yang lain mulai dipasarkan di mancenegara dengan harga jual mencapai Rp55 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram.
Harapannya, budidaya Asparagus kedepannya dapat dikembangkan dengan model greenhouse agar produksi semakin meningkat. Sehingga, target pasar ekspor dapat segera direalisasikan guna menunjang perekonomian petani di Temanggung.
Operations and Quality PT Bloom Agro Jakarta, Anggi Sulistiyo mengatakan bahwa Asparagus dari Temanggung sangat laku di Singapura. Teksturnya yang kenyal dan krispi membuat Asparagus Temanggung tidak kalah dengan Asparagus dari Australia.
Pengiriman Asparagus ke Singapura bisa mencapai 50-100 kilogram dalam sekali antar. Dalam satu pekan bisa mengirim hingga dua kali. Namun, terkadang masih terkendala dalam hal logistik.
Anggi berharap, para petani dapat meningkatkan produksi Asparagus agar dapat memenuhi dan menumbuhkan permintaan pasar yang ada.