Mediatani – Warga Kampung Padurenan, Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Nendi Sunandar (30) rela meninggalkan pekerjaannya di sebuah perusahaan swasta di Sukabumi dan memilih untuk membudidayakan ikan koi. Alhasil, ia mampu meraih keuntungan yang besar setiap bulannya.
Awalnya, Pria lulusan SI Teknik Informatika satu universitas di Sukabumi itu hanya hobi dan coba-coba untuk budidaya ikan koi. Karena semakin menggemari jenis ikan hias tersebut, ia pun memutuskan untuk mendalami budidaya koi bersama dengan kakaknya.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk mendalami budidaya ikan koi, mulai dengan berdiskusi dengan pembudidaya yang ia kenal, serta membaca dan melihat video tentang budidaya koi di berbagai platform media sosial.
Pada 2017, pria yang sempat menjadi karyawan di tiga perusahan besar di Sukabumi ini secara bertahap mulai melakukan budidaya ikan koi. Di tahap awal budidaya, ia hanya mempunyai beberapa ikan koi dengan modal sekitar Rp 250 ribu.
“Awal hobi dengan ikan koi yaitu pada tahun 2010, karena sambil kerja juga. Lebih fokus lagi dan memutuskan untuk mengeluti ikan koi di 2017,” katanya dilansir dari TribunJabar.
Di atas lahan 800 meter persegi, Nendi harus menghabiskan waktu selama satu tahun lebih untuk bisa mendalami budidaya ikan hias yang memiliki corak indah pada tubuhnya itu.
Karena menurutnya, untuk menghasilkan ikan yang berkualitas, hal pertama yang dilakukan yaitu terlebih dahulu mengetahui bibit ikan yang unggul, dan mencarikan pasangan untuk indukan ikan koi.
Di tahap pertama membudidayakan ikan koi, Nendi menggunakan indukan ikan koi yang berjenis Kohaku dan Sangke sebanyak 9 ekor. Dari satu ekor indukan tersebut, benih yang dapat dihasilkan bisa mencapai ribuan dalam waktu satu tahun.
Ia mengaku memilih jenis kohaku dan sangke ini karena lebih mudah untuk dibudidayakan dan cocok dengan suhu serta kualitas air yang ada di lokasi budidayanya.
Setelah menghasilkan ribuan ekor benih ikan koi, ia harus menyortir benih yang layak untuk dijual ke pasaran. Untuk mendapatkan anakan koi yang bernilai lebih, ia hanya bisa menyisakan 700 ekor dari ribuan benih yang dihasilkan itu.
“Dari 700 ekor benih tersebut kemudian dipilah lagi, dan dibedakan mana ikan yang bergrade A, B, C hingga kualitas super. Setelah berukuran 15 centimer, ikan koi terebut kembali dipilih lagi untuk menetukan grade A,” jelasnya.
Untuk ikan koi yang bergrade B dan C dengan ukuran 15 centimer dapat dijual dengan kisaran harga Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu per ekor. Sedangkan untuk koi yang bergrade A, ia dapat menjualnya dengan kisaran harga Rp 60 ribu bahkan hingga Rp 600 ribu per ekor.
Nendi mengatakan bahwa ikan koi tersebut biasanya dijual ke sejumlah pengepul di sekitar Sukabumi. Untuk daerah luar, ia biasa menjualnya ke Kuningan, Garut, Tasikmalaya, Cianjur hingga Blitar Jawa Timur.
Nendi sebenarnya juga sudah menerima pesanan dari luar Pulau Jawa. Namun, pesanan tersebut tidak dipenuhinya karena belum siap dalam pengemasannya terlebih harga ongkos kirimnya yang tergolong sangat mahal.
Ikan koi yang selama ini dijualnya ke banyak penghobi ikan koi di Jawa Barat pun sudah sering kali menjuarai kontes ikan koi.
Setelah berjalan selama tiga tahun, kini Nendi bisa memperoleh keuntungan hingga Rp 25 juta sampai Rp 30 juta per bulan dari hasil budidaya ikan koi tersebut. Saat ini, ia juga tengah membangun beberapa kolam yang akan digunakan khusus untuk perlombaan.
Selain itu, ia juga tengah mempersiapkan sejumlah rencana untuk lebih mengembangkan budidaya ikan koi miliknya, di antaranya yaitu dengan mengadakan indukan ikan koi impor, dan akan mengikuti beberapa kontes ikan koi di pertengahan tahun 2021 ini.