Mediatani – Dalam upayanya mensejahterakan para petani padi, Kementerian Pertanian kembali mengeluarkan inovasi yaitu sederet teknologi yang dinilai mampu untuk memudahkan mekanisme pertanian. Teknologi yang berupa alat dan mesin ini hingga kini jumlahnya telah menyentuh ribuan bantuan yang telah diberikan kepada para petani.
Dilansir dari detik.com, Kuntoro Boga Andri selaku Kepala Biro Humas dan informasi Publik Kementerian Pertanian menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian (BBP Mektan) akan terus mengembangkan beragam inovasi dan juga teknologi pada mekanisme pertanian.
“Kita akan mengembangkan traktor yang jauh lebih efisien yang bisa digunakan pada berbagai jenis lahan. Misalnya seperti lahan rawa kering dan bisa lebih murah (harganya). Ini diproduksi oleh temanBBPMektan,” ucap Kuntoro saat ditemui pada acara Tani On Stage.
Tak hanya bantuan traktor, Kementerian Pertanian juga akan mengembangkan alat dan mesin tanam berupa rice planter. Ke depannya, Alat ini akan memudahkan para petani untuk bisa menanam padi dengan cara yang jauh lebih mudah. Selanjutnya, alat atau mesin panen (combine harvester). Alat ini bermacam-macam bentuknya. Ada yang pas digunakan untuk panen keluarnya gabah dan ada juga yang keluarnya langsung padi.
Kementerian Pertanian juga mengembangkan alat dan mesin untuk pasca panen yaitu seperti penggilingan yang bisa memisahkan bulir beras dari kulitnya. Dengan adanya mesin ini, diharapkan kualitas dari hasil pertanian akan jauh lebih baik.
Sehingga pada semua aktivitas di kegiatan pertanian itu diperlukan (teknologi mekanisme) untuk mendukung efisiensi, meningkatkan produksi dan kualitas produk, mengurangi waktu atau jumlah curahan upah tenaga kerja,” imbuhnya.
Di sisi lain, Harsono MP selaku Kepala Koordinator Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Perekayasaan dan Pengujian BPP Mektan menyampaikan bahwa dalam pengembangan teknologi mekanisme pertanian, pihaknya perlu melewati beberapa langkah untuk sebelum nantinya teknologi itu bisa dipatenkan.
“Di BBP mektan kami telah mencoba untuk gali alsintan untuk masyarakat yang disesuaikan dengan masukan dari para petani dan juga pimpinan serta beberapa orang yang menggeluti sektor yang sama,” ungkap Harsono.
Dari masukan tersebut, BBP Mektan pun memiliki sebuah ide agar bisa menggarap suatu alsintan. Lalu BBP Mektan akan mematangkan konsep dengan mendiskusikannya hingga membuat prototipe.
“Nah terus nantinya kita akan uji fungsional apakah fitur-fiturnya sudah layak pakai atau belum. Jika sudah bagus barulah kita bawa ke lapangan agar bisa dibuktikan sudah sesuai atau belum, nah jika belum pun nantinya kita akan perbaiki dan seterusnya,” tandas Harsono.
“Kalau sudah bagus kita pasti akan mengajukan paten untuk alat tersebut, paten keluar baru kita menerima atau memberikan lisensi kepada swasta yang untuk diproduksi,” tambahnya.
Sementara itu, Sri Hantoro selaku Kepala Subdirektorat Penyedia Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian menyampaikan bahwa mekanisme pertanian memang diperlukan sebab para tenaga kerja pertanian terkhusus pada sentra-sentra pertanian telah mengalami penurunan.
“Dalam menghadapi masalah, Pemerintah harus langsung cepat tanggap melalui program mekanisasi. Dalam hal ini Kementerian Pertanian perlu memberikan bantuan alsintan pastinya yang sesuai dengan kriteria,” imbuh Sri Hantoro.
Sri pun mengharapkan dengan adanya proses modernisasi di bidang pertanian terkhusus pada mekanisme pertanian harus mampu mengefisiensikan waktu dari proses mengolah tanah, menanam hingga panen serta meningkatkan hasil dan mutu.
“Sehingga jika kita bisa mengefisienkan waktu, biaya serta mutu hasil yang baik pastilah hasilnya juga ikut baik. Hal ini tentu dapat menguntungkan para petani kita,” pungkasnya.