Mediatani – Berbagai sektor bisnis kini semakin mudah dijalankan berkat adanya perkembangan teknologi, seperti Internet of Things (loT). Khususnya di bidang akuakultur, teknologi ini berperan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi budidaya ikan dan udang.
Pemanfaatan Internet of Things (IoT) kini semakin mempermudah bisnis dalam berbagai sektor, termasuk di bidang akuakultur. Teknologi ini memiliki peran dalam mendorong peningkatan kualitas pada hasil produksi budidaya ikan dan udang.
Salah satu perusahaan startup (rintisan) Indonesia telah turut berperan dalam mensukseskan para pelaku usaha akuakultur, yaitu agriculture technology (agritech) eFishery. Berkat teknologi yang diciptakan, dua orang Srikandi asal Indonesia juga mampu mengelola bisnis perikanan.
Dilansir dari Suara, Senin, (8/3), kedua wanita itu adalah Yeni Rahayu (40 tahun) dan Mastria. Teknologi yang ditawarkan eFishery telah membantu dua srikandi Indonesia itu dalam mengelola bisnis budidaya udang dan ikan.
Salah satu srikandi itu, Yeni awalnya adalah seorang wanita karir yang memutuskan untuk banting setir menjadi pelaku budidaya udang vaname. Keluarga Yeni memang sejak dulu telah memiliki usaha di bidang tambak udang, namun sebelumnya ia lebih memilih untuk berkarir di kantoran.
Hingga pada 2017, ia memutuskan untuk mencoba beralih profesi dengan menjadi pembudidaya udang, seperti yang dilakukan orang tuanya. Hingga saat ini, ia pun telah sukses mengelola tambak udang tersebut.
“Kalau saya sendiri sih sudah tiga tahun (jadi pelaku usaha tambak). Tapi kalau tambak ini sudah ada dari saya kecil, dari usaha keluarga saya sejak saya masih sekolah dasar,” ujar Yeni.
Kesuksesan Yeni itu tidak lepas dari bantuan eFishery yaitu sebuah inovasi berupa alat pemberi pakan untuk ikan maupun udang dengan berbasis internet. Dengan alat tersebut, pelaku usaha dapat mengintegrasikan sistem pemberian pakan, mulai dari jadwal pemberian, jumlah pakan yang ditebar, hingga pemantauan pertumbuhan hewan di tambak.
Semua sistem tersebut dikelola dengan akurat secara online. Yeni sendiri menggunakan eFisheryFeeder, yaitu salah satu produk eFishery berupa alat pemberi pakan pada udang. Menurutnya, alat tersebut mampu mengefisienkan sistem pemberian pakan pada ternak udangnya.
“Saya mulai pakai eFishery antara 2017 dan 2018, sejak budidaya udang, dari awal eFishery promosi itu kita pakai. Waktu dan tenaga kerja jadi efisien dan kita bisa mengontrol pengeluaran pakan,” kata Yeni.
Yeni mengaku eFisheryFeeder Udang dapat membuat pemberian pakan menjadi lebih optimal. Sebab, alat ini memberi pakan secara otomatis untuk udang yang penggunaannya dapat dikendalikan melalui ponsel pintar (smartphone).
Dengan eFisheryFeeder, para pembudidaya dapat melakukan pengaturan jadwal pemberian pakan dengan mudah melalui dosis pakan yang disesuaikan kebutuhan. Selain itu, melalui aplikasi yang telah terinstall pada ponsel, proses pemantauan pemberian pakan dapat dikendalikan.
“Kita bisa menginstall aplikasi di telepon genggam, ukuran-ukurannya sudah saya hitung semua, tinggal saya klik saja, otomatis per berapa jam itu alatnya hidup semua dan mengeluarkan pakannya,” terangnya.
Yeni mengungkapkan, alat yang digunakan pada tambak udangnya itu telah membuat penghasilan yang diperoleh sangat berbeda dengan gaji yang didapatkannya setiap bulan saat masih menjadi pegawai kantoran.
Omset yang dapat diraup Yeni dari berbudidaya udang yang digelutinya itu bisa mencapai Rp1 miliar dalam satu kali panen. Pasalnya, alat feeder tersebut mampu menurunkan angka FCR (feed conversion rate) dan meningkatkan ADG (average daily growth) sehingga siklus panen lebih singkat dan biaya produksi menurun.
Srikandi lainnya, Mastria juga menggunakan salah satu teknologi dari eFishery untuk budidaya ikan lelenya di Cirebon. Usahanya itu telah ditekuninya sejak 1998, jauh sebelum menggunakan eFisheryFeeder Ikan.
Mastria mengaku, kehadiran eFisheryFeeder Ikan telah membantunya dalam mengefisienkan waktu serta jumlah pakan yang diberikan pada ikan lele yang dibudidayanya.
“Biasanya 1 kuintal pakan diberikan langsung sekaligus, tapi dengan alat eFishery pakannya bisa dibagi 4 bagian, jadi ikan nggak terlalu kenyang, tapi kayak ngemil aja. Ini yang membuat ikan nggak mudah terkena penyakit, sementara kalau pakai manual hanya bisa dibagi sampai 2 bagian,” jelasnya.
Ia mengatakan, kolam budidayanya yang menggunakan alat ini terbukti mampu membuat penggunaan jumlah pakan menjadi efisien dan mempercepat siklus panen sehingga pendapatan pembudidaya juga meningkat.
Hingga saat ini, eFishery telah membuat produk yang membantu puluhan ribu kolam ikan di lebih dari 180 kota, yang berpusat di 24 provinsi di seluruh Indonesia. Ribuan unit eFisheryFeeder telah tersebar dan memberi kemanfaataan bagi para pembudidaya ikan dan udang yanga ada di seluruh Indonesia.