Mediatani – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang tengah mengembangkan Klaster Padi Organik di Desa Sumberngepoh Kecamatan Lawang Kabupaten Malang melalui Kelompok Tani “Sumber Makmur II” untuk menjaga lingkungan dan memberikan nilai tambah bagi petani.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang Azka Subhan Aminurridho menuturkan bahwa dalam penggunaan pestisida kimia dengan jangka waktu yang panjang akan merusak unsur hara dalam tanah yang sangat merugikan lingkungan ekosistem.
“Sisi negatif penggunaan pupuk kimia, yakni polusi tanah, air, udara, hilangnya unsur mikro, peningkatan keasaman tanah, dan berdampak negatif terhadap perubahan iklim,” kata dia di Malang, Rabu (3/3/2021) yang dikutip dari situs berita bisnis.com, Jumat (5/3/2021).
Oleh karena itu pihaknya perlu melakukan perubahan mindset dan kesadaran dari petani untuk lebih memperbanyak mengolah lahan dari semi organik dan anorganik untuk menjadi lahan organik.
Peningkatan keahlian petani dalam hal konsep pertanian teknologi ramah lingkungan, menurut dia hal itu merupakan sesuatu yang diperlukan untuk memberikan usaha optimal dalam mewujukan kualitas dan produktivitas budi daya padi organik dalam rangka meningkatkan produksi.
Bank Indonesia Malang mengadakan pelatihan inovasi teknologi ramah lingkungan, yakni Capacity Building Optimalisasi Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan dan Manajemen Organik.
“Tujuan pelatihan ini untuk mengatasi degradasi lingkungan yang terus menerus menurun akibat akumulasi limbah kimia. Pelatihan digelar pada tanggal 3–4 Maret 2021, terhadap Kelompok Tani Sumber Makmur II di Desa Sumberngepoh Kecamatan Lawang Kabupaten Malang,” ucapnya.
Bank Indonesia Perwakilan Malang juga menggandeng Tim PKPHT (Pusat Kajian Pengelolaan Hama Terpadu) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang sebagai Narasumber dalam pegelaran pelatihan tersebut.
Pelatihan ini juga terbagi dalam dua konsep, yakni teori dan praktik. Materi teori yang diajarkan meliputi, sertifikasi organik, pengantar tentang agens hayati, perbanyakan agens hayati, manajemen produksi dan kontrol kualitas agens hayati, peningkatan kualitas pupuk organik.
Adapun, kata Azka, praktik lapang tersebut pula dimaksudkan untuk memberikan pengalaman kepada petani mengenai praktik persiapan media agen hayati, praktik perbanyakan agens hayati menggunakan bioreaktor sederhana sehingga petani mampu secara langsung merasakan berbagai manfaat dan fungsi masing-masing bahan yang telah dibuat.
Petani pula mendapatkan pengetahuan mengenai pembuatan pakan ternak untuk sapi, kambing dan ikan air tawar. Pemanfaatan limbah di sekitar lingkungan petani pula dapat digunakan dan diolah menjadi pupuk organik serta pakan ternak.
Pakan ternak yang dibuat sudah diperhitungkan nilai kandungan nutrisi baik protein maupun lemak yang sangat dibutuhkan oleh ternak.
Bagi petani, menurut dia, pelatihan sangat bermanfaat dikarenakan banyaknya petani yang mempunyai ternak, namun pemanfaatan kotoran ternak kurang maksimal bahkan dibuang begitu saja.
Petani menggunakan sebagian kecil pupuk organik dengan kotoran sapi yang dibeli dari luar daerah. Dampak selanjutnya ialah berupa efisiensi biaya produksi apabila petani dapat menggunakan pupuk organik dari hasil kotoran ternak milik sendiri.
Lewat pelatihan itu, diharapkan juga petani mampu meningkatkan pengetahuan dan keahlian dalam meminimalisir permasalahan budidaya tanaman padi terutama dalam hal penanggulangan hama/penyakit padi dengan menggunakan agen hayati.
Bank Indonesia Perwakilan Malang bersama-sama dengan Pemda serta stakeholders terkait senantiasa bersinergi mengembangkan UMKM sesuai dengan sasaran kebijakan berkontribusi nyata pada perekonomian Indonesia yang kuat, berimbang, berkelanjutan, dan inklusif.
“Peran Bank Indonesia ini diharapkan dapat menciptakan iklim berusaha yang sehat, mendorong pengembangan potensi ekonomi lokal, mendorong peningkatan akses keuangan, mendorong peningkatan akses pasar, dan mendorong pemanfaatan fintech dan e-commerce,” ungkapnya. (*)