Mediatani – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara mengungkapkan bahwa tercatat sekitar delapan hektar lahan pertanian yang terkena dampak dari erupsi Kawah Sileri. Diketahui sebagian besar dari lahan yang terkena dampak adalah lahan pertanian komoditas kentang.
Merespon hal tersebut, Andri Sulistyo selaku Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil dari pemetaan yang didampingi oleh Pemerintah Desa Kepakisan, sebanyak delapan lahan pertanian yang terkena dampak erupsi adalah lahan pertanian yang produktif. Sebab, tidak semua lahan yang berada disekitar bibir kawah menjadi lahan produktif.
Dilansir dari detik.news, Tidak hanya berdampak pada tanaman, semburan erupsi dari kawah sileri juga berdampak pada daerah sekitarnya. Salah satu contoh yang terkena dampak adalah satu unit alat pengukur suhu yang berada sekitar lokasi pun ikut rusak akibat semburan material erupsi.
Dampak lain yang disebabkan oleh semburan lumpur ini adalah jalan alternatif dari Banjarnegara ke Batang menjadi licin. Sehingga, dihimbau untuk warga yang hendak melintas agar lebih berhati-hati saat melewati jalur tersebut.
“Salah satu jalan alternatif menuju ke Batang ini kemudian menjadi licin sebab terkena semburan lumpur. Sehingga kami segera melakukan pembersihan. Selain itu, Kami juga menempatkan sekitar delapan puluh relawan yang siap berjaga di beberapa pintu masuk menuju ke lokasi Kawah Sileri,” tuturnya.
Sebelumnya telah diberitakan, Pos Pengamatan Gunung Api Dieng menyebutkan bahwa titik aman tersebut berada di lima ratus meter dari bibir kawah. Surip selaku Kepala Pos Pengamanan Gunung Api Dieng saat ditemui di ruang kerjanya pada Jumat (30/04) mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas kegiatan di sekitar lokasi kawah. Sebab, bisa jadi ada erupsi susulan.
Kendati demikian, Surip mengimbau kepada warganya agar mereka tidak perlu panik dan khawatir. Surip juga menyampaikan bahwa, erupsi Kawah Sileri terjadi tidak berkaitan dengan aktivitas kawah lainnya. Yaitu seperti pada Kawah Candradimuka, Kawah Sikidang dan Kawah Sinila.
“Erupsi yang terjadi di Kawah Sileri di Desa Kepakisan ini tidak terkait dengan kawah lainnya yang berada di dataran tinggi Dieng. Jadi warga diharap untuk tidak perlu khawatir dan panik. Hanya tetap untuk saat ini jangan mendekat dulu ke area Kawah Sileri,” ujarnya.
Terkait masalah korban jiwa, sejauh ini tidak tercatat adanya korban jiwa. Tetapi untuk saat ini area kawah harus disterilkan untuk mengantisipasi terjadinya erupsi susulan. Selain itu, beberapa jalan juga menjadi licin akibat dari semburan lumpur tersebut.
“Petugas juga sampai saat ini masih melakukan sterilisasi lokasi mengantisipasi adanya erupsi susulan. Selain itu juga dilakukan pengamanan jalan licin akibat material lumpur dan batu lontaran dari kawah yang erupsi,” ujarnya.
Sekadar informasi tambahan, lokasi kawah Sileri ini berada di dekat jalur alternatif Banjarnegara-Batang. Tidak hanya itu, Kawah Sileri ini juga dekat dengan objek wisata permandian air hangat d’qiano.
Asap kawah sileri yang terpantau juga dengan intensitas mulai dari tipis, sedang hingga tebal dengan tinggi kurang lebih 1-70 m dari dasar kawah. Saat ini tingkat aktivitas Gunung Dieng masih dalam keadaan normal. BPBD Banjarnegara juga nantinya akan mensosialisasi terkait resiko erupsi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Kawah Sileri.
BPBD Banjarnegara juga melakukan pemantauan untuk berjaga-jaga adanya bencana susulan. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak terlalu cepat percaya dengan berita-berita yang belum dikonfirmasi kebenarannya.