MediaTani – Jeruk Keprok adalah salah satu jenis jeruk yang sering dibudidayakan ialah jeruk keprok atau dalam bahasa latin disebut Citrus nobilis Lour. Ciri-ciri fisik jeruk keprok ialah berkulit tipis, dalam keadaan cukup tua, kulit tersebut akan semakin menipis tetapi daging jeruknya akan tetap segar dan bersih. Jeruk keprok digolongkan ke dalam jenis buah jeruk meja karena populer dijadikan buah penutup santapan. Budidaya jeruk keprok banyak dilirik para pengusaha sebab permintaan pasar terhadap jeruk ini relatif stabil.
Budidaya Jeruk Keprok di Balitjestro |
Pertumbuhan Jeruk Keprok
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi jika hendak membudidayakan jeruk keprok. Sebab jenis jeruk yang satu ini akan menghasilkan rasa yang manis dan segar jika dibudidayakan di tempat yang tepat. Pertama yang harus diperhatikan ialah karakteristik tanah sebagai median tanam jeruk keprok. Tanah yang baik ialah Tanah jenis latosol dan andosol, tidak boleh tergenang air, pH tanah 5-7,5 dengan pH optimum ialah 6, dapat tumbuh baik pada daerah yang mempunyai kemiringan sampai 30°.
Hal lainnya yang patut diperhatikan dalam teknik budidaya jeruk keprok ialah ketinggian dataran dari permukaan laut. Pada dasarnya, jenis jeruk ini bisa tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Tetapi kualitas buah akan jauh lebih baik jika ditanam di dataran tinggi.
Jeruk keprok tumbuh subur di Daerah tropis dan subtropis, dengan suhu 25 sampai 30°C. Sementara itu curah hujan berkisar antara 1.250-1.900 mm per tahun. Kelembaban udara 70 sampai 80 % dan penyinaran matahari 50-60 % (tidak menyukai tempat yang terlindung). Setelah semua komponen tanam siap, pastikan Sobat telah memilih jenis bibit jeruk keprok yang tepat sebab terdapat dua jenis bibit berbeda tergantung tempat budidayanya, di dataran rendah atau dataran tinggi.
Pemeliharaan Jeruk Keprok
Budidaya jeruk keprok harus dilakukan dengan sistem drainase yang baik karena tanaman tersebut tidak suka pada air yang tergenang. Hal itu dapat dilakukan dengan membuat guludan dengan ukuran 1x1x1 m untuk setiap pohonnya.
Jarak tanam yang diterapkan untuk jeruk keprok ialah 5×5 m sehingga dalam 1 ha dapat ditanami sebanyak 400 pohon. Sementara itu, pemupukan yang dilakukan untuk jeruk menggunakan pupuk sintetis, pupuk ksobatng, atau kombinasi keduanya. Bila digunakan pupuk sintetik, sampai tahun ke-5 dilakukan pemupukan dengan frekuensi 2 sampai 4 kali pertahun dengan menggunakan pupuk urea, TSP dan ZK.
Langkah pemeliharaan lainnya ialah proses pemangkasan. Cara ini dilakukan untuk meningkatkan produktifitas karena bisa meningkatkan jumlah cabang, mengurangi jumlah daun yang hasilnya dapat merangsang pertanaman yang lebih banyak per tanaman.
Manfaat pemangkasan lainnya ialah menghambat pertanaman hama dan penyakit. Pemangkasan pertama dilakukan pada saat tanaman mempunyai tinggi kira-kira 60 cm untuk mendapatkan percabangan dan bentuk pohon yang baik.
Tahapan pemangkasan dasar yaitu pemotongan batang utama, pemeliharaan tunas, kemudian pemilihan dan pemeliharaan cabang utama. Selain proses pemangkasan, hal lain yang perlu dilakukan ialah proses penjarangan buah jeruk keprok. Penjarangan dilakukan pada pohon yang mempunyai buah lebat dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas buah dan kestabilan pada musim panen berikutnya.
Mengendalikan Hama Pada Tanaman Jeruk Keprok
Pengendalian hama dan penyakit merupakan hal penting dalam pengelolaan pertanian. Bila ini dikerjakan dengan baik maka akan dapat mempertahankan produktifitas maksimum setiap tanaman.
Jenis hama dan penyakit jeruk termasuk banyak dan pengendaliannya memerlukan usaha yang intensif dan rumit. Hama yang sering menyerang tanaman jeruk keprok ialah kutu loncat, kutu dau, ulat peliang daun, tungau, kutu penghisap, penggerek buah, kumbang dan masih banyak lagi lainnya.
Masa Penen Jeruk Keprok
Produksi pertama jeruk keprok dimulai pada tahun ke-3 setelah tanam. Tetapi produksi jeruk pertama kali ini biasanya dihilangkan untuk memperpanjang masa produksi tanaman jeruk. Produksi pertama yang diambil untuk tujuan komersial ialah pada tahun ke-4 setelah tanam dan dapat terus bertahan sampai sekitar tahun ke-20 setelah tanam.
Jeruk termasuk jenis buah non-klimakterik, yaitu buah yang tidak dapat melanjutkan kematangannya setelah buah dipetik (dipisahkan dari tanaman induknya). Oleh sebab itu, dalam budidaya jeruk keprok, masa pemanenan ini harus dilakukan pada saat buah matang di pohon, yaitu sekitar umur buah 28-36 minggu agar rasanya sesuai dengan karakteristik aslinya yaitu manis.
Untuk itu pemanenan buah dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan masa kematangannya untuk menghindari buah yang belum masak sebab kandungan asamnya masih sangat tinggi sehingga jeruk keprok Sobat akan terasa masam.
Jika Informasi Budidaya Jeruk Keprok ini bermanfaat silahkan dishare ke sobat lain yang belum berkunjung ke mediatani.com . Salam sukses, Jayalah petani Indonesia. (MT)