Clean Eating, Gaya Hidup Sehat yang Dapat Hidupkan Usaha Pertanian Organik

  • Bagikan
ilustrasi bahan makanan sehat
ilustrasi bahan makanan sehat (Sumber foto: halodoc.com)

Mediatani You are what you eat (Anda adalah apa yang Anda makan) merupakan sebuah ungkapan yang dipercayai mereka penganut konsep clean eating. Hal tersebut sebagai pengingat bahwa kesehatan manusia berasal dari sehat tidaknya bahan pangan yang dikonsumsi.

Masalah kesehatan bahan pangan memang semakin rumit saat ini. Proses produksi yang banyak menggunakan bahan kimia seperti pestisida tentunya akan memengaruhi kualitas bahan pangan.

Pestisida telah kita kenal kemampuannya yang dapat menyingkirkan serangga. Tidak hanya menyingkirkan hama tanaman, bahkan juga serangga lain pun dapat ikut tersingkirkan.

Namun, sekiranya memiliki manfaat pastilah juga ada kekurangan. Pestisida ini secara langsung akan berdampak pada manusia jika mengkonsumsi dari produk pertanian yang telah terkontaminasi dengan pestisida.

Persoalan ini sebenarnya telah diresahkan Rachel Carson dalam bukunya yang berjudul “Silent Spring” yang pertama kali terbit pada tanggal 27 September 1962. Rachel Carson bercerita bahwa ini sebuah peringatan keras karena dalam konsep Revolusi Hijau yang berkembang setelah perang dunia kedua, diikuti oleh penggunaan pestisida yang besar.

Rupanya persoalan bahan pangan, tidak hanya masalah pestisida. Makanan yang diolah secara berlebihan pun tidak kalah berbahayanya. Bahkan pada produk yang diklaim berasal dari pertanian organik sekalipun.

Dalam mengatasi hal tersebut, beberapa gerakan pun muncul salah satunya pola makan clean eating atau pola makan dengan cara mengonsumsi makanan yang bersih dari pengolahan berlebih.

Salah seorang pegiat pola makan bersih, Farah Mauludynna (31) merekomendasikan contoh pola makan clean eating dengan memperbanyak asupan gandum utuh, buah dan sayur, protein yang tak berlemak, menghindari makanan cepat saji, hingga makanan dalam kemasan.

Dirinya berharap agar masyarakat dapat diberikan edukasi terkait clean eating yang berarti makanan terbebas dari 4P (penambah rasa, penyedap, pengawet dan pewarna).

Dynna, sapaan akrabnya, bersama beberapa rekannya terus menularkan gaya hidup makan bersih melalui kegiatan “Kembali ke dapur” (ditulis #baliklagikedapur). Komunitas yang bernama “Rumah Teman” ini telah aktif sejak Oktober 2014.

Menurut Dynna, kegiatan yang diinisiasinya ini bertujuan untuk menghadirkan semangat dalam mengedukasi pola makan clean eating. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga untuk memberdayakan seluruh lapisan masyarakat agar mau kembali ke dapur dan mengolah makanannya sendiri.

Lebih lanjut, Dynna berpendapat bahwa pola makan clean eating ini menjadi salah satu solusi yang dinilai efektif untuk menerapkan gaya hidup yang sehat dan berkualitas.

Dynna menjelaskan bahwa kita harus berusaha untuk menghindari makanan yang telah ditambahkan bahan pengawet ataupun memiliki kandungan dari zat aditif. Bahkan prinsip ini telah terbukti dalam survei Food and Nutrition Research.

Dalam penelitian tersebut, telah terbukti bahwa tubuh mereka yang mengonsumsi makanan segar, diketahui mampu untuk mengeluarkan kalori yang lebih banyak ketika mencerna makanan.

Artinya, telah terjadi peningkatan terhadap metaboliesme dalam mencerna makanan jika dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi makanan yang telah diolah.

Ketika menerapkan prinsip ini, Anda bisa terhindar dari kondisi obesitas dan berbagai macam penyakit degeneratif yang mungkin akan muncul karena kalori dan lemak dalam tubuh yang berlebihan.

Tidak hanya itu, pola makan clean eating dipercaya mampu untuk menurunkan berat badan, meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan penggunaan energi, membuat rambut dan kulit menjadi lebih sehat, hingga mampu meningkatkan kesehatan mental.

Terakhir, dengan menerapkan clean eating ini, Anda sudah berkontribusi dalam menghidupkan upaya sektor pertanian Indonesia menuju pertanian organik.

  • Bagikan