Dalam 5 Tahun, Lahan Pertanian di Jateng Berkurang 62.000 Hektar, Terbesar se-Pulau Jawa

Mediatani.co – SEMARANG, – Lahan pertanian seluas 62.000 hektar di Jawa Tengah mengalami alih fungsi lahan sepanjang lima tahun terakhir, yakni 2019-2024.

Rata-rata alih fungsi lahan di Jawa Tengah setiap tahunnya sekitar 12.400 hektare.

Awalnya Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah mencatat 1.049.000 hektar lahan pertanian pada tahun 2019.

Kini akibat alih fungsi lahan, lahan pertanian tidak sampai satu juta hektar.

Kepala Distanbun Jawa Tengah Defransisco Dasilva Tavares mengakui tingginya lahan fungsi lahan tersebut menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Dia bahkan menyebut, alih fungsi lahan di Jawa Tengah adalah yang tertinggi di Pulau Jawa.

“Yang menjadi perhatian, tingkat alih fungsi lahan ini di Jawa Tengah paling tinggi. Dari tahun 2019 kita memiliki 1,049 juta hektar, pada tahun 2024 catatan kita turun menjadi 987.000 hektar, artinya ada pengurangan sebesar 62.000 hektar,” kata Tavares saat dikonfirmasi, Jumat (25/7/2025).

Ia mengatakan, salah satu daerah yang paling banyak mengalami alih fungsi lahan adalah Grobogan.

Ini menjadi catatan khusus baginya mengingat daerah tersebut merupakan salah satu sentra penghasil jagung terbesar di Jawa Tengah.

“Salah satu kabupaten yang cukup besar berubah fungsi adalah Grobogan, padahal Grobogan menjadi sentra nomor satu secara Indeks Pertanaman (IP),” katanya.

Selain masalah alih fungsi lahan, Distanbun juga menyoroti IP yang masih belum mencapai target.

Dia menyebut bahwa idealnya dalam setahun, petani melakukan dua kali produksi pangan.

Sementara itu, IP Jawa Tengah saat ini berada di angka 1,7 saja. Tavares terus mendorong IP agar produktivitas hasil pertanian di wilayahnya meningkat untuk mendukung swasembada pangan.

“Indeks Pertanaman dalam setahun sudah hampir 2 kali tanam atau IP 1,7. Ini menjadi target kita untuk meningkatkan IP sehingga kita dapat berkontribusi maksimal terhadap pencapaian swasembada yang ditargetkan pemerintah,” ujarnya.

Menurut Tavares, Distanbun mencatat 4 juta petani aktif. Mereka tergabung dalam 8.253 kelompok tani yang di dalamnya terdapat 67.635 kelompok tani.

Rata-rata setiap poktan memiliki 50-60 anggota petani.

Dengan sumber daya yang tersedia, Pemprov Jateng optimis dapat memenuhi target swasembada pangan yang ditetapkan pemerintah pusat.

“Targetnya cukup besar untuk beras dan komoditas lainnya, tapi beras sudah mencapai 68 persen, kami menjadi kontributor terbesar kedua nasional, kontribusinya 17 persen untuk beras,” katanya.

Selanjutnya, target produksi jagung telah mencapai 85 persen. Sementara komoditas lainnya rata-rata sudah melebihi 50 persen.