Dipandang Sebelah Mata, 5 Negara Ini Justru Memuliakan Petani

  • Bagikan
Sumber foto: pasundanekspres.com

Mediatani – Meski sering dipandang sebelah mata, ternyata menjadi seorang petani adalah pekerjaan yang mulia. Petani menjadi profesi yang paling aktif memproduksi bahan pangan untuk makhluk hidup. Karena itu, peran petani dalam kelangsungan hidup manusia sangat penting.

Petani adalah orang yang paling berjasa dalam mengolah lahan seperti di sawah, kebun dan ladang menjadi sesuatu yang nantinya bisa dikonsumsi oleh semua orang. Mulai dari menanam, merawat dan mengurusnya hingga masuk proses pemanenan, semua dilakukannya dengan kerja keras.

Hasil jerih payah ini lalu dijual dan dipasarkan agar bisa dikonsumsi oleh masyarakat luas. Hasil produksinya bermacam-macam, mulai dari sayuran, buah-buah dan ada juga yang diolah menjadi bahan baku industri.

Meski terdengar sangat mengesankan, tetap saja pekerjaan menjadi petani masih tergolong dalam profesi yang tidak menjanjikan. Di Indonesia sendiri, profesi tersebut bahkan dikabarkan semakin menurun jumlahnya.

Kekhawatiran ini bahkan sempat disinggung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebutkan bahwa banyak lulusan pertanian yang lebih memilih untuk bekerja sebagai pegawai bank.

Namun tahukah kamu, ada lho beberapa negara yang justru menjadikan petani ini sebagai profesi yang membanggakan. Bahkan, penghasilan dari petani bisa berkali-kali lipat, tidak heran banyak anak muda di negara tersebut yang tidak ragu lagi terjun ke dunia pertanian.

Dihimpun dari berbagai sumber, inilah negara yang menjadikan petani sebagai profesi menarik untuk anak muda.

Amerika Serikat

Negara pertama adalah Amerika Serikat, yang para petaninya terbilang makmur dan sejahtera. Bukan hanya itu, anak muda pun banyak yang berminat untuk berprofesi sebagai petani di negara tersebut.

Bagaimana tidak, menjadi petani di negeri Paman Sam memang cukup menjanjikan. Apalagi teknologi yang dimiliki sangat maju, sehingga sangat membantu dan bisa memakmurkan para petani untuk semakin semangat dalam bercocok tanam hingga membuat hasil panen yang terbaik.

Australia

Selanjutnya adalah Australia. Tidak diduga bahwa menjadi petani di Australia adalah profesi yang sangat terpandang. Tidak heran kalau kamu mendapati banyak anak muda yang berprofesi sebagai petani di sana.

Selain didukung juga oleh teknologi yang sangat tinggi, ekspor petani di negeri kangguru ini juga sangat mumpuni. Dua pertiga atau sekitar 485 juta hektar tanah Australia memang sengaja dibuka dan diperuntukan bagi sektor pertanian.

Belanda

Negara yang pernah menjajah Indonesia ini ternyata memiliki para petani yang bisa dibilang makmur. Negeri kincir angin ini bahkan menjadi negara kedua terbesar dengan tingkat ekspor hasil pertaniannya. Hal itu membuat para petani disana bisa memperoleh penghasilan perbulan yang mencapai Rp 14 juta.

Beberapa faktor yang mempengaruhi majunya sektor pertanian Belanda salah satunya adalah dengan menerapkan sistem modern, sehingga memudahkan para petani dalam bercocok tanam.

China

China juga termasuk negara makmur karena sektor pertaniannya. Tidak sedikit para anak muda yang terjun dalam dunia pertanian ini. Bahkan, ada cukup banyak lulusan non petani yang berbondong-bondong menggeluti profesi ini.

Tahun 2009 lalu, China masuk ke dalam daftar yang paling tinggi di bidang pertanian. Penghasilan yang diperoleh para petani di China sedikitnya bisa mencapai Rp 9 juta perbulannya. Tidak heran petani disana sangat makmur, apalagi dukungan dari pemerintah setempat mampu menambah kesejahteraan para petani.

Jepang

Terakhir adalah Jepang, negara yang sangat menghargai dan menjunjung tinggi para petani. Salah satu desa yang sebagai penghasil petani terbesar di negara ini, yaitu Desa Kawakami.

Penghasilan para petani di Jepang disebut-sebut bisa mengalahkan gaji karyawan kantoran, dimana penghasilannya bisa mencapai 25 juta Yen atau setara dengan Rp 2 miliar, lho.

Itulah daftar negara yang ‘memuliakan’ para petani. Bagaimana? Tertarik untuk menjadi petani disana?

  • Bagikan