Berita  

Dosen Pertanian UBB Dorong Mesu Timur Jadi Sentra Bawang Merah Babel via PKM

Pengembangan Bawang Merah di Kepulauan Bangka Belitung

Mediatani | Di Kepulauan Bangka Belitung, harga bawang merah terus mengalami kenaikan. Harga komoditas ini berkisar antara Rp30.000 hingga Rp60.000 per kilogram. Kenaikan harga ini menimbulkan tantangan terhadap pasokan bawang merah yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Tingginya permintaan tidak sejalan dengan jumlah produksi, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan produksinya.

Salah satu kelompok tani (Poktan) yang rutin melakukan produksi bawang merah adalah Poktan Timur Makmur dari Desa Air Timur. Mereka dipimpin oleh Erwansah, yang menyatakan bahwa Pulau Bangka memiliki potensi besar dalam pengembangan bawang merah. Namun, dalam praktiknya, produksi bawang merah di Pulau Bangka masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti minat masyarakat yang rendah, peralihan fungsi lahan, kondisi tanah dan iklim yang berbeda dengan daerah sentra bawang merah di Jawa, serta keterbatasan modal.

Untuk menjawab tantangan tersebut, tim pengabdian masyarakat dari Jurusan Pertanian, FPPK UBB melakukan kegiatan sosialisasi tentang pengembangan bawang merah. Sosialisasi ini mencakup beberapa materi seperti budidaya bawang merah, pengendalian hama dan penyakit, serta analisis usaha tani. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (24/7/2025).

Acara sosialisasi ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Desa Air Mesu Timur, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Tengah, LPPM UBB, Koordinator BPP Pangkalan Baru, PPL Kecamatan Pangkalan Baru, petani desa Air Mesu Timur, dosen jurusan pertanian sebagai narasumber, serta beberapa mahasiswa Agroteknologi UBB.

Winda Wahyuni, dosen jurusan Agroteknologi selaku ketua tim pengabdian, menjelaskan latar belakang kegiatan ini. Ia menyampaikan bahwa budidaya bawang merah di Desa Air Mesu Timur jangan sampai terputus dan diharapkan bisa menghasilkan varietas lokal yang mampu beradaptasi dengan kondisi tanah dan iklim Pulau Bangka.

Cici Citra Dewi, koordinator BPP Pangkalan Baru, menyambut positif kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan pengabdian masyarakat ini sangat membantu petani dan penyuluh dalam memperdalam ilmu bawang merah. Adanya tukar informasi antara akademisi dan petani berpengalaman diharapkan bisa memberikan solusi untuk masalah budidaya bawang merah di lapangan, termasuk pemupukan berimbang, penanganan OPT, dan pemasaran.

Kegiatan sosialisasi ini sangat penting dalam pengembangan bawang merah karena dapat membuka wawasan petani terkait teknik pembudidayaan dan analisa usaha tani bawang merah yang spesifik lokasi Bangka Belitung. Permintaan pasar akan bawang merah di wilayah ini masih memiliki peluang besar, sehingga diperlukan strategi dalam pembudidayaan dan pemasaran.

Peserta yang hadir sangat responsif terhadap pembudidayaan bawang merah, terutama terkait hama penyakit yang muncul saat budidaya. Diskusi dengan narasumber berlanjut hingga diluar sesi acara. Dr. Kartika berharap upaya pengembangan bawang merah di Bangka Belitung, khususnya di Desa Air Mesu Timur, didukung oleh semua stakeholder agar bisa menjadi sentra bawang merah untuk Bangka Belitung.

Perwakilan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UBB, Prof. Eries Dyah Mustikarini, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kompetisi PKM pendanaan Dikti. Harapan dari kegiatan ini adalah mendorong petani bawang merah lebih aktif dan produktif serta semakin percaya diri dalam melakukan budidaya bawang merah.

Dasar teknik budidaya yang tepat dan ramah lingkungan telah disampaikan oleh tim pengabdian dengan menghadirkan narasumber yang kompeten dalam pengendalian OPT dan manajemen usaha tani berbasis keuntungan. Prof. Eries berharap kegiatan ini dapat meningkatkan produksi bawang merah di Air Mesu Timur dan mampu mensuplai kebutuhan bawang merah lokal.

Gen Adi Wisanggeni, S.P., M.Sc, sebagai narasumber hama penyakit bawang merah, menyampaikan bahwa antusiasme dan semangat belajar para petani sangat luar biasa. Hal ini menunjukkan besarnya perhatian masyarakat terhadap peningkatan kualitas produksi pertanian mereka, khususnya dalam pengendalian hama dan penyakit secara efektif dan berkelanjutan.

Yulia S.Pt., M.Si, salah satu dosen dari jurusan Agribisnis, menyampaikan bahwa pengembangan bawang merah juga dapat dilakukan dengan strategi manajemen produksi dan pemasaran. Nabila Nurulhusna, S.TR.P., M.Sc, sebagai narasumber ilmu usaha tani bawang merah, berpendapat bahwa strategi pemasaran yang tepat dapat dilakukan dengan menonjolkan kelebihan produk lokal, penggunaan media sosial sederhana, dan membangun kelompok pemasaran seperti Asosiasi Bawang Merah Bangka Belitung.

Dana kegiatan ini berasal dari Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI). Tujuan utama dari kegiatan ini adalah peningkatan produksi dan produktivitas bawang merah secara berkesinambungan di Desa Air Mesu Timur.

PKM akan dilaksanakan selama empat bulan di Desa Air Mesu Timur bekerja sama dengan Poktan Timur Makmur. Selain sosialisasi, kegiatan PKM ini juga akan membuat demplot bawang merah dengan penerapan standar operasional spesifik lokasi dan dipadukan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya tentang bawang merah di wilayah Air Mesu Timur.

Harapan ke depan adalah Desa Air Mesu Timur dapat menjadi pusat pengembangan bawang merah di Kepulauan Bangka Belitung. Manajemen produksi dan pemasaran yang dilaksanakan dapat berjalan berkesinambungan, sehingga produksi bawang merah di kepulauan ini meningkat dan kebutuhan akan bawang merah dengan harga terjangkau dapat terpenuhi.

Petani sebagai produsen bawang merah dapat menerapkan SOP budidaya bawang merah di lahan Bangka dan memperoleh hasil yang optimal.

 

Salurkan Donasi

Exit mobile version