Mediatani – Untuk mendukung upaya dekarbonisasi, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kalitm) melakukan pengembangan Creating Shared Value (CSV) yang berfokus pada perbaikan lingkungan dan peningkatan kompetensi petani dengan dampak langsung terhadap bisnis perusahaan.
Salah satu inisiasinya yaitu melaksanakan program D’Komposer yang berupa pendampingan bagi petani dalam memanfaatkan bahan organik tanah (BOT) secara insitu, yaitu pengembalian hasil jerami ke dalam tanah dalam bentuk kompos.
Dalam program ini, Pupuk Kaltim melakukan pendampingan kepada petani untuk pengaplikasian produk hayati Biodex sebagai bioaktivator yang berfungsi sebagai perombak atau pendegradasi bahan organik yang ramah lingkungan.
Bioaktivator ini diproduksi Pupuk Kaltim untuk membantu perbaikan kualitas tanah pertanian masyarakat. Selain itu, penggunaan biodekomposer ini ditujukan untuk mempercepat proses dekomposisi kandungan bahan organik dari proses pengomposan jerami sisa panen yang menumpuk di area persawahan.
Tahap awal uji coba efektivitas program D’Komposer ini dilaksanakan di lahan pertanian di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) dan Bone, Sulawesi Selatan.
Program ini sendiri menggandeng dua Kelompok Tani yang masing-masing di atas lahan seluas 25 Hektare (Ha). Hal ini disebabkan karena adanya penurunan kandungan organik pada lahan pertanian di dua kabupaten utama penghasil beras tersebut.
SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Kaltim, Teguh Ismartono menyampaikan bahwa selama ini petani hanya membakar jerami sisa panen yang berpotensi meningkatkan emisi karbon dari aktivitas pertanian.
“Namun pada program ini, jerami dapat diolah dan digunakan kembali menjadi unsur bermanfaat untuk optimalisasi lahan pertanian secara berkelanjutan,” ungkapnya, saat tengah panen padi program D’Komposer di Kabupaten Sidrap, akhir pekan ini.
Dari hasil implementasi D’Komposer yang memanfaatkan Biodex, terjadi peningkatan nilai C-organik jelang panen di angka 0,54. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding dengan lahan tanpa aplikasi Biodex, dengan rata-rata nilai C-organik hanya 0,15.
Hal yang sama juga terjadi pada potensi hasil panen, di mana terjadi adanya kenaikan produktivitas yang mencapai 9,9 ton per/Ha, atau naik 4 Ton lebih dari panen sebelumnya sebesar 5,8 ton per/Ha.
“Selain itu, nilai potensi dekarbonisasi melalui pengembalian jerami menggunakan Biodex pada program D’Komposer mencapai 218,99 CO2 Equivalent. Hal ini menunjukkan jika jerami bisa kita olah menjadi unsur organik tanpa ada lagi emisi yang dihasilkan akibat pembakaran,” kata Teguh.
Menurut Teguh, Pupuk Kaltim telah menargetkan pengurangan untuk emisi karbon sebesar 32,50 persen di tahun 2030, dengan menerapkan aspek Environment, Social and Governance (ESG).
Dia mengatakan, langkah ini diaplikasikan dalam program inovatif berkelanjutan, guna memberi nilai tambah dan manfaat bagi para petani dalam mendorong optimalisasi sektor pertanian nasional.
“Ini salah satu wujud peran aktif Pupuk Kaltim dalam memperbaiki kualitas tanah untuk mendukung pertanian berkelanjutan, disamping kontribusi terhadap penanggulangan perubahan iklim dunia,” ucap Teguh.
Sesuai dengan prinsip CSV, Pupuk Kaltim menekankan pada implementasi D’Komposer guna berkontribusi dan memberi dampak langsung terhadap perbaikan lingkungan serta peningkatan kapasitas petani, yang sejalan dengan prioritas program TJSL perusahaan berdasarkan arahan dari Kementerian BUMN.