Mediatani – Dalam upaya mendukung penguatan sektor pertanian, DPRD Provinsi Jawa Tengah tetap akan memberikan dukungannya kepada Pemerintah Provinsi. Hal tersebut disampaikan oleh Sumanto selaku Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah pada ‘Dialog bersama Parlemen – Prime Topic’ dengan tema Kebijakan Pertanian untuk memperkuat Swasembada Beras di Jateng’. Dialog tersebut berlangsung di Gedung Berlian, Jalan Pahlawan Nomor 7 Kota Semarang, Jumat (26/3/2021).
Dalam dialog tersebut, Sumanto menilai bahwa sudah saatnya sektor pertanian Jawa Tengah harus bangkit lagi. Terlebih lagi masih banyak potensi yang belum tergali. Penguatan itu dinilai perlu dilakukan sebab regulasi selalu berubah di setiap masa periode pergantian pemerintahan.
Menurutnya, upaya Pemerintah Provinsi untuk menguatkan sektor pertanian itu bisa dilakukan ke setiap balai pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Misal, adanya dorongan anggaran dan tenaga sumber daya manusia yang memadai.
“Kami harap nantinya di setiap balai-balai pertanian, perkebunan, peternakan, dan juga perikanan mampu bergerak secara masif dan kami juga bersedia mendorong lewat pansus atau raperda. Kami ingin agar tenaga profesional menjadi sumber daya manusia yang unggul di sektor pertanian, terutama pada tenaga muda, agar hasil inovasi di sektor pertanian dapat tercapai,” kata Politikus PDI Perjuangan itu.
Sementara itu, pembicara lainnya yakni Tri Sulistiyono selaku Kabid Sarana Prasarana Dinas Pertanian & Perkebunan (Distanbun) Provinsi menjelaskan terkait beberapa persoalan yang terjadi di sektor pertanian. Tri mengungkapkan ada beberapa kendala tentang minimnya lahan pertanian padi yang tergerus akibat proyek pembangunan.
Oleh sebab itu, perluasan lahan pertanian perlu disesuaikan terhadap program perencanaan tata ruang wilayah. Selain terkait lahan, produktivitas beras juga masih terkendala dengan kurangnya penyediaan bibit unggul sehingga perlu perhatian lebih.
“Pengembangan di sektor pertanian dalam hal ini terkait tentang perluasan lahan pun masih terkendala. Lahan yang nantinya akan dibuka perlu disesuaikan dengan program perencanaan tata ruang wilayah yang tentunya berkaitan langsung dengan Kawasan Strategis Nasional. Problematika juga terlihat pada penyediaan bibit beras kualitas unggulan yang harganya masih sangat tinggi. Pastilah, hal tersebut akan menjadi bahan dorongan sehingga bisa mendapatkan perhatian yang lebih,” kata Tri.
Sementara itu, dari kalangan akademik, Profesor Waridin selaku Guru Besar Fakultas Ekonomika & Bisnis Undip Semarang menilai bahwa pengembangan sektor pertanian ini masih sangat mungkin dilakukan. Selama pengelolaan terhadap Balai masih terus ditingkatkan ke level yang maksimal.
Jika diperlukan, pemerintah mampu membuat program radikal revolusioner terhadap sektor pertanian seperti minimnya lahan bisa dimaksimalkan dengan terobosan teknologi terkini. Terkait dengan beras varietas unggul seperti Rojolele, saat ini masih dianggap langka tetapi hal itu dapat diolah kembali sebab minat pasar pun masih tinggi.
“Dalam strategi untuk meningkatkan hasil industri di sektor pertanian, jika terus melihat masalah klasik, maka tidak akan ada perkembangan sama sekali. Era teknologi sudah sangat memudahkan semua itu. Oleh sebab itu, kita perlu untuk merangkul dan juga meluncurkan beberapa program terkait peningkatan balai-balai dinas terkait,” kata Profesor.
Lebih lanjut, menurutnya, Soal bibit unggul, perlu riset yang lebih luas lagi sehingga bisa diketahui trend jenis beras apa yang sedang diminati. Jika perlu, akan dibuat versi tersendiri dengan kualitas yang unggul. Pada setiap pos balai, jika memang dibutuhkan tenaga yang ahli profesional khusus, maka harus cepat dilakukan agar kreativitas tenaga muda di sektor pertanian bisa terserap.