Edamame Jadi Primadona Baru Petani di Situbondo, Kini Bersiap Tembus Pasar Ekspor

Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, didampingi Dandim 0823, Letkol Inf. Tri Wiratno dan Kepala Dispertangan, Dadang Aries Bintoro saat panen edamame di Desa Gelung, Kecamatan Panarukan, Kamis (2/10/2025) (Foto RRI).
Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, didampingi Dandim 0823, Letkol Inf. Tri Wiratno dan Kepala Dispertangan, Dadang Aries Bintoro saat panen edamame di Desa Gelung, Kecamatan Panarukan, Kamis (2/10/2025) (Foto RRI).

Mediatani.co – Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mendorong petani setempat untuk mulai menanam edamame, sejenis kedelai hijau yang dipanen saat polong masih muda. Alasannya, permintaan edamame di pasar global terus meningkat dan peluang ekspornya terbuka lebar.

Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo menyebutkan bahwa lahan sawah di Situbondo sangat cocok untuk mengembangkan tanaman hortikultura ini. Hasil panen edamame di daerah tersebut pun dinilai menjanjikan.

“Tanaman edamame hasilnya bagus di Situbondo, seperti panen kemarin di Desa Gelung. Polongnya besar-besar, dan permintaan pasar global juga terus meningkat,” kata Rio, Jumat (3/10/2025).

Menurut Rio, potensi panen maksimal edamame bisa mencapai 14 ton per hektare. Pada panen perdana di Desa Gelung, hasilnya baru sekitar 7 ton per hektare. Meski demikian, ia menilai capaian ini cukup baik dan bisa ditingkatkan dengan perlakuan budidaya yang lebih optimal.

Standar Ekspor Jepang

General Manajer Research and Development PT Mitra Tani 27, Edy Zaen Yuliantoko, menambahkan bahwa panen edamame di Situbondo sudah memenuhi standar ekspor, khususnya ke Jepang, negara dengan permintaan edamame yang sangat tinggi.

“Untuk pemula ini sudah bagus, meskipun awalnya ada kendala kekurangan air. Tapi kualitas polong sudah sesuai standar Jepang. Kalau di Jember bisa rata-rata 10 ton per hektare, karena sudah lebih dulu berkembang. Potensinya bisa sampai 14 ton,” jelas Edy.

Edy menyebut, keuntungan dari edamame cukup menggiurkan. Dalam satu hektare, petani bisa meraup laba hingga Rp40 juta. Perusahaan juga siap menampung hasil panen, dengan harga Rp10.000 per kilogram untuk kualitas premium dan Rp4.000 per kilogram untuk non-premium.

Superfood dengan Permintaan Tinggi

Edamame dikenal sebagai “superfood” karena kaya akan protein nabati, serat, vitamin, dan mineral. Tidak hanya populer di Jepang, edamame juga banyak dikonsumsi di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa sebagai camilan sehat. Pasar domestik Indonesia pun mulai melirik edamame sebagai menu restoran hingga produk olahan beku.

Dengan kondisi lahan yang subur, Situbondo berpotensi besar menjadi salah satu sentra edamame di Indonesia. Pemerintah daerah berharap pengembangan edamame tidak hanya menambah pendapatan petani, tetapi juga membuka peluang ekspor baru dari Situbondo ke pasar internasional.