Mediatani – Sebanyak 9 eksportir dari Makassar berhasil melakukan ekspor langsung atau direct call komoditas perikanan dari Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar ke Hongkong.
Komoditas perikanan yang diekspor perdana ini berupa ikan kerapu hidup sebanyak 1.838 ekor dengan berat 11 Ton. Pengiriman produk tersebut menggunakan pesawat cargo Garuda Indonesia.
Pada pelepasan ekpsor tersebut, Kepala Pusat Karantina Ikan BKIPM, Riza Priyatna mengungkapkan bahwa Sulawesi Selatan memiliki potensi ekspor perikanan yang sangat besar, bahkan menjadi hub ekspor di Kawasan Timur Indonesia.
Menurutnya, direct call tersebut berhasil dilakukan berkat sinergi Balai Besar KIPM (BKIPM) Makassar dengan, Bea Cukai, Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan dan PT Garuda Indonesia Tbk.
Dari BKIPM sendiri, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan pasar dunia terhadap produk perikanan di Indonesia.
Salah satunya dengan melaksanakan program penjaminan sistem jaminan kesehatan ikan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, sehingga produk perikanan yang dihasilkan terjamin sehat, bermutu dan aman dikonsumsi manusia.
“Alhamdulillah, ini buah dari sinergitas, kami melaksanakan kegiatan ekspor langsung komoditas perikanan melalui pesawat udara (direct flight) dengan tujuan Hongkong,” ungkapnya, dilansir dari laman resmi KKP, Senin (1/10).
Dengan adanya ekspor komoditas perikanan ke Hongkong yang dilakukan dengan direct flight ini, diharapkan daya saing produk perikanan dari Sulawesi Selatan yang ada di negara tujuan dapat meningkat.
Selain itu, ekspor ini juga sebagai salah satu upaya untuk mendukung kebijakan pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di sektor kelautan dan perikanan.
Riza memastikan, pihaknya akan terus memberikan layanan optimal kepada para eksportir seperti kemudahan dalam penerbitan sertifikat hazard analysis critical control point (HACCP), cara karantina ikan yang baik dan lainnya.
Dengan direct ekspor ini, kata Riza, akan meringankan biaya ekspor, kualitas komoditas perikanan lebih terjaga dan tingkat kematian ikan yang diekspor bisa menurun karena waktu tempuh yang lebih singkat.
Sementara Plt. Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengapresiasi ekspor langsung komoditas perikanan ini.
Dia juga memastikan, Pemprov Sulsel terus mendorong pelaku usaha perikanan untuk dapat meningkatkan ekspor, salah satunya dengan membantu membuka akses pasar ke negara-negara tujuan ekspor.
“Selama ini ekspor komoditas perikanan tujuan Hongkong harus melalui bandara Jakarta. Jadi kami sangat mengapresiasi direct call ini,” ujar Andi.
Untuk diketahui, komoditas perikanan Sulsel yang diekspor di tahun 2021 selama bulan Januari hingga September tujuan Hongkong mencapai 529 ton dengan nilai sebesar Rp20,3 miliar.
Komoditas perikanan yang diekspor itu terdiri dari ikan hidup seperti ikan kerapu, udang mantis, kepiting bakau dan ikan non hidup seperti kerapu segar, tenggiri, layur, sirip ikan hiu, teripang dan perut ikan).
“Semoga program direct flight ini memacu pertumbuhan ekonomi yang besar lagi ke depannya,” harap Andi.