Fapet Unhas Bahas Manajemen Breeding Kambing, Dekan: Peternakan Kambing Cepat Pulihkan Eknomi

  • Bagikan

Mediatani – Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Center of Livestock Innovation (CLI) Fakultas Peternakan menggelar Sharing Online yang bertema “Manajemen Breeding pada Ternak Kambing “.

Kegiatan itu berlangsung melalui platform zoom meeting dan terhubung secara langsung pada kanal youtube Fakultas Peternakan Unhas, Kamis (6/5/2021), mengutip, Jumat (7/5/2021) dari laman Tribun-timur.com.

Acara ini bekerja sama dengan Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (DPC HPDKI) Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kegiatan juga resmi dibuka oleh Dekan Fakultas Peternakan Unhas, Prof Lellah Rahim.

Prof Lellah menyampaikan bahwa peternakan kambing dapat mempercepat pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19 yang telah mengalami kelambatan pertumbuhan.

Lebih lanjut, Prof Lellah yang juga sebagai tenaga ahli Gubernur untuk percepatan pembangunan Sulsel ini menuturkan bahwa pemerintah sangat mengharapkan pertumbuhan ekonomi dipercepat.

Melalui peternakan kambing, ayam kampung dan itik serta pengembangan ternak sapi.

“Kegiatan ini sangat tepat dilaksanakan, walaupun suasana pandemi DPC HPDKI Sulsel bersama CLI melakukan sharing online agar peternakan kambing dapat berkembang pesat di Sulsel,” jelas Prof Lellah.

Dalam kesempatan tersebut, hadir sebagai narasumber yakni wakil sekretaris HPDKI Sulsel, Dr. Muhammaf Ihsan A. Dagong,  yang menjelaskan terkait manajemen breeding pada ternak kambing.

Ihsan menekankan ada empat hal penting dalam beternak kambing yaitu passion, ilmu, kreatifitas dan harapan yang saling terkait satu sama lain.

“Beternak itu harus dijadikan hobi dengan dukungan ilmu, yang ditunjang pula dengan kreatifitas dalam mengelola peternakan. Maka ini akan memunculkan harapan sebagai sumber pendapatan,” jelas Ihsan.

Lebih lanjut, Ihsan pun mengatakan bahwa inti manajemen breeding ternak kambing adalah tujuan produksi yang ingin dicapai.

Untuk ini, terdapat beberapa aspek, yaitu produksi bibit, produksi susu, atau produksi anakan/cempe.

Lebih lanjut dikatakannya, perlu untuk memperhatikan beberapa faktor dalam pembibitan yang baik.

Seperti memilih bibit berkualitas dan berstandar SNI, pemberian pakan yang baik, perkandangan, perkawinan, pencegahan dan penanganan penyakit.

Kegiatan yang dipandu oleh Dr Syahdar Baba ini diikuti oleh kurang lebih 100 peserta dari berbagai kalangan mulai dari para akademisi, pemerintah hingga pedagang dari beberapa daerah.

Begini Cara Milenial Beternak Kambing Tanpa Harus Ngarit Tiap Hari

Dalam beternak kambing, banyak juga peternak yang khawatir soal harus ngarit tiap hari. Padahal, siapa bilang beternak kambing harus mencarikan rumput alias ngarit setiap hari?

Yup! Tidak demikian bagi millennial asal Surabaya yang bernama Aryo. Dia pun menepis cara-cara lama itu.

Di tengah kesibukannya bekerja dan mengelola usaha batik, pemuda satu ini tetap berani membuka peternakan ‘Putra Segali Farm’ di Kediri.

Meski dilakukannya dengan jarak jauh, dia pun tak perlu khawatir perihal kambingnya akan kelaparan.

Bermula dari cerita punya lahan

Beternak tanpa ngarit ini ternyata bermula dari Aryo bertemu dengan temannya seorang akademisi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Dia bercerita kalau mempunyai lahan seluas 1.500 meter di Pare Kediri yang baru saja dia tembok. Kemudian disarankannya untuk ternak kambing.

“Setiap tahun pasti ada kurban (Iduladha), pasti orang cari. Mau nyiapin aqiqah juga,” ujarnya saat ditelepon, Minggu (18/4/2021), mengutip dari laman IDN-Times.com.

Terkendala pakan, disarankan olah limbah pertanian

Meski begitu, Aryo sempat curhat ke temannya perihal kendala kesulitan dalam mencarikan pakan kambing. Mengingat dia mempunyai pekerjaan dan usaha batik di Surabaya.

Nah, dari situ disarankan membuat makanan dengan memanfaatkan limbah pertanian yang diolah…baca kisah selengkapnya dengan klik di sini. (*)

  • Bagikan