Mediatani – Kota Taif yang terletak di Arab Saudi kini sedang diadakan Festival Bunga Mawar Taif. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan Arab Saudi.
Festival ini bertujuan untuk menarik pengunjung dari seluruh Kerajaan dengan pertunjukan yang berlangsung hingga 11 Mei 2021.
Dilansir dari arabnews.com, Pengawas Pusat Sejarah Taif, Latifa Al-Adwani mengatakan bahwa Taif mawar merupakan jantung dari identitas estetika kota, Selasa (4/5/2021).
Legendanya, pada lima abad yang lalu seorang sultan Ottoman mempersembahkan bibit mawar Levant kepada seorang bangsawan di Makkah, dan memerintahkan agar bunga dikirim ke Gunung Al-Hada untuk ditanam di sana.
Seorang peneliti dan spesialis mawar Taif, Khaled Al-Amri mengatakan bahwa Taif dikenal dengan mawarnya di Arab Saudi juga di seluruh dunia.
“Perkebunan mawar di Taif menghasilkan hampir 800 ton air mawar setiap tahun dengan 40.000 tola minyak mawar. Setiap tola terbuat dari 12.000 mawar dan dijual seharga SR1.500 atau 400 dolar AS,” ungkapnya. Satu tola sama dengan 12 ml.
Taif merupakan rumah bagi 2.000 perkebunan mawar. Letaknya 1.900 meter di atas permukaan laut yang merupakan lokasi ideal bagi mawar untuk tumbuh.
Gunung Al-Shafa menjadi salah satu lokasi terbaik. Sebab, wilayah pertaniannya yang luas dan letaknya jauh dari jalan utama dan pemukiman, sehingga menjauhkannya dari paparan polusi.
“Mawar Taif sangat sensitif dan membutuhkan lingkungan pertanian yang tepat, 10.000 mawar di Al-Shafa cukup untuk membuat tola karena aromanya yang kuat, tidak seperti mawar dari pertanian lainnya,” ujarnya.
Normalnya, mawar dari pertanian yang lain membutuhkan 15.000 mawar untuk membuat satu tola. Hal ini menunjukkan perlunya menyediakan lingkungan yang memadai untuk mawar tersebut.
Al-Amri menuturkan, mawar tersebut ditanam setiap tahun pada awal musim “Al-Tarf”. Salah satu musim tanam yang mawar untuk berbunga.
Mawar dipanen mulai tanggal 20 Maret dengan proses yang berlangsung selama 35 hingga 45 hari. Musim panen bervariasi setiap tahunnya, dari 10 hingga 15 hari.
Menurut Al-Amri, pekan ketiga dari awal produksi menandai puncak musim dan mawar mekar satu tahun setelah tanam. Mawar yang mekar Rata-rata 50 mawar per hari mekar di setiap anakan.
Harga setiap tola antara SR1.500 hingga SR2.000.
Sedangkan untuk produksi wewangiannya, Al-Amri mengatakan prosesnya melalui beberapa tahapan.
“Minyak yang diekstraksi disebut “aroos” (pengantin wanita),” tambahnya.
Proses yang sama diulangi, dan 20 liter air diekstraksi, mewakili air mawar biasa. Minyak mawar kemudian dituangkan ke dalam tola (11 hingga 12 ml).
Dalam prosesnya, panci harus ditutup rapat dan dipanaskan agar air menguap melalui pipa yang terhubung ke tangki air dan dibiarkan mengembun.
Air yang mengembun itulah yang kemudian dituang ke dalam botol berukuran 20 liter, di mana ekstrak minyaknya dapat dilihat mengapung di permukaan air mawar tersebut.
“Antara 12.000 hingga 15.000 mawar ditempatkan dalam wadah yang besar dengan kapasitas 60 liter air.” ungkapnya.
Biasanya air Aroos digunakan untuk pengobatan dan kosmetik, sedangkan air mawar biasa digunakan untuk dikonsumsi.
Mawar Taif memiliki beberapa manfaat, Al-Amri menuturkan bahwa para lansia biasa menggunakannya untuk mengobati penyakit jantung dan gigi.
Jika dicampur dengan madu atau gula, air mawar dapat berfungsi sebagai obat dahak dan penyakit perut.
Selain itu, air mawar juga dapat membantu meredakan sakit kepala dan alergi. Cara mengonsumsinya dapat dilakukan dengan menambahkannya pada air minum sebagai pemanis.
Beberapa orang juga mengonsumsinya dengan menggunakan kelopak mawar segar maupun yang telah dikeringkan sebagai bahan teh.