Fish Market Festival, Destinasi Kuliner Olahan Ikan Segar Baru di Banyuwangi

  • Bagikan
Fish Market Festival di Kampung Mandar, Banyuwangi.

Mediatani – Fish Market Festival merupakan salah satu cara yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk memperkenalkan destinasi kulinernya yang terbaru. Acara tersebut diadakan di kawasan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi.

Di festival kuliner ini, pengunjung bisa memilih berbagai jenis ikan hasil tangkapan nelayan, mulai kerapu, baronang, cakalang, kakap dan lainnya. Semua jenis ikan tersebut dapat diolah sesuai selera, baik dengan cara dibakar, goreng, kukus atau lainnya dan langsung bisa dinikmati.

Meskipun banyak penjual ikan yang berjejer, namun Fish Market Festival Kampung Mandar yang berada di kawasan yang tak jauh dari Pantai Boom Marina itu tidak tercium bau amis. Fish Market Festival digelar mulai 9 hingga 12 Juni, di Tempat Penampungan Ikan (TPI) Kampung Mandar.

Beragam ikan yang dijual, seperti ikan kakap, kerapu, dan padi-padi memiliki harga yang cukup bervariasi, mulai dari 35 ribu perkilo hingga 75 ribu perkilo.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyampaikan event ini diselenggarakan sebagai salah satu upaya untuk menggerakkan ekonomi di Banyuwangi, apalagi tengah terpuruk di masa pandemi.

Ipuk menilai kawasan Kampung Mandar sangat strategis untuk dijadikan destinasi wisata kuliner. Sebab masih dekat dengan daerah perkotaan dan pelabuhan marina boom.

“Saya harap ini menjadi salah satu pusat kuliner seafood, dan menjadi penunjang Marina Boom,” ujar Ipuk saat meresmikan Banyuwangi Artweek dan Mandar Food Festival.

Ipuk berpesan kepada para pelaku UMKM atau warga setempat untuk selalu menjaga kualitas dan kebersihan di wilayah tersebut. Selain itu, ia juga meminta warga untuk menjadi pelayan yang baik dan ramah bagi para wisatawan yang datang.

“Semua warga ini nantinya harus murah senyum,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pariwisata MY Bramuda menambahkan, saat ini Kampung Mandar telah menjadi pusat kuliner olahan laut yang ramai oleh pengunjung, baik itu pecinta kuliner maupun wisatawan. Sebab, selain harganya murah, ikan yang diolah di tempat itu juga harus benar-benar segar.

“Ada sekitar 20 lebih warung olahan ikan yang rata-rata menghabiskan minimal 10 kilogram ikan hingga 20 kilogram di akhir pekan,” kata Bramuda.

Sebelumnya, Bramuda menjelaskan anggapan bahwa Kampung Mandar yang selama ini dikenal kumuh dan kotor diharapkan dapat berubah menjadi wisata kampung dengan budaya dan UMKM dari bahan baku ikan. Dengan begitu, nantinya terbentuk image orang yang ingin membeli produk ikan untuk mengingat kampung Mandar.

Program yang dilakukan merupakan cara pemerintah dalam mengubah budaya Kampung Mandar dengan berbagai imagenya yang kurang bagus, berubah menjadi kampung yang mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke Banyuwangi.

Sementara Camat Banyuwangi M. Lutfi mengatakan pasar ikan di Kelurahan Mandar ini dulunya adalah lahan rawa yang dipenuhi sampah. Namun, tempat tersebut saat ini telah menjadi salah satu tempat yang bersih dan pusat perekonomian bagi warga Kelurahan Mandar.

Lebih lanjut Lutfi mengungkapkan, selain meningkatkan perekonomian warga, pusat kuliner laut yang diadakan di wilayahnya ini telah mengurangi angka pengangguran warga. Bahkan, sejumlah warga Kampung Mandar telah beralih profesi dari pekerjaan yang tidak menentu menjadi pemilik ataupun pegawai warung seafood.

“Ada pemilik warung yang berawal dari tukang parkir, sekarang telah memiliki 5 pegawai, jika dikalkulasi setidaknya ada 100 pegawai yang terserap dari sentra kuliner Kampung Mandar,” pungkasnya.

Selain menghadirkan olahan seafood, di tempat ini juga digelar Banyuwangi Art Week, kegiatan yang memamerkan berbagai UMKM beserta produk yang dibuatnya. Beberapa produk yag dihasilakan mulai dari kaos khas Banyuwangi, batik, makanan olahan, serta kerajinan tangan khas lainnya.

  • Bagikan