Mediatani – Ketua Fraksi PAN DPR, Saleh Daulay menuturkan bahwa keinginan Menteri BUMN Erick Thohir untuk membeli peternakan sapi di luar negeri tidak perlu diperdebatkan.
Hal itu, lanjut dia, dikarenakan agenda itu dinilainya sangat baik dan produktif.
“Apalagi, kebutuhan nasional Indonesia terhadap daging sangat tinggi. Sementara, peternakan lokal yang ada tidak mampu untuk memasok kebutuhan tersebut,” kata Saleh dalam siaran persnya, Kamis lalu, mengutip, Minggu (25/4/2021) dari laman Republika.co.id.
Bagi Saleh, pembelian peternakan itu justru merupakan kreativitas yang perlu diapresiasi. “Perlu didukung oleh semua pihak. Ide cemerlang seperti ini tidak semestinya berhenti di awal,” ungkap dia.
Jika memang ada kritik, lanjut Saleh, silakan disampaikan, sehingga bisa dijadikan sebagai bahan penyempurnaan agenda ini. “Tetapi, jangan ujug-ujug sudah ditolak. Sementara, ini baru saja diinisiasi,” kata Saleh.
Hal yang semestinya diperhatikan selanjutnya, menurut Saleh adalah bahwa program itu dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas.
Maka dari itu, perlu paparan yang sifatnya terbuka dari kementerian BUMN. Dari paparan tersebut akan kelihatan dengan jelas prospek dari kebijakan ini.
Seiring dengan pembelian peternakan di luar negeri, kementerian BUMN didorong juga untuk memberdayakan dan membangun peternakan lokal.
Ada banyak wilayah dan daerah di Indonesia yang sangat cocok untuk pengembangan peternakan. Tinggal bagaimana pemerintah memberikan dukungan, baik dari sisi teknologi, permodalan, dan pendampingan.
Menurut Saleh, pembelian peternakan di luar negeri sekaligus upaya untuk pengembangan peternakan dalam negeri, bisa dibuat beriringan secara bersama.
Kalau itu bisa dikombinasikan, Indonesia akan segera bisa swasembada daging, sebutnya.
“Gagasan pak Erick ini kan hal yang baru. Saya kira belum pernah dipikirkan dan diagendakan sebelumnya. Karena itu, sangat tepat ditindaklanjuti dan dilaksanakan,” papar anggota DPR dari dapil Sumut II tersebut.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengtarakan keinginan BUMN untuk membeli peternakan sapi di Belgia.
Lebih lanjut Erick mengungkapkan bahwa pembelian peternakan sapi di Belgia oleh perusahaan pelat merah ini agar Indonesia bisa mengurangi impor daging yang selama ini dilakukan.
Erick pun menceritakan niatnya dalam membeli peternakan sapi-nya tersebut dalam sebuah webinar Milenial Hub: Milenial Fest x PPI Belgia.
Dia pun menyampaikan keinginannya langsung kepada Dubes Indonesia untuk Belgia, Andri Hadi.
“Kalau ada peternakan sapi di Belgia, Pak Dubes (Andri), mau dijual. Iya Belgian Blue, pak. Perternakannya Pak Dubes, kalau ada. Masa kita impor sapi terus 1,5 juta tiap tahun,” tuturnya, Sabtu (17/4/2021), Melansir, Minggu (18/4/2021) dari situs CNBCIndonesia.com.
Nantinya perusahaan BUMN yang membeli dan mengelola peternakan sapi itu, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri.
“Gimana kalau peternakannya kita beli, BUMN yang beli,” imbuhnya.
Andri pun langsung merespon keinginan Erick terkait dengan peternakan sapi di Belgia. “Sip, kita cari, pak,” jawab Andri.
Untuk diketahui, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor daging jenis lembu pada Maret ini tercatat sebanyak 11,27 ribu ton dengan nilai US$ 36,83 juta. Impor ini naik 44,22% dibandingkan dengan Februari 2021 yang sebanyak 7,81 ribu ton.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, impor daging juga naik double digit yakni 17,46% yang tercatat sebanyak 9,6 ribu ton di Maret 2020.
Secara kumulatif (Januari-Maret), impor daging juga naik hingga 31% menjadi 30,84 ribu ton dari sebelumnya sebanyak 23,54 ribu ton di kuartal I-2020.
Berikut 5 negara pengimpor daging lembu ke RI selama Maret 2021:
- Australia sebanyak 7.834 ton dengan nilai US$ 24,43 juta
- India sebanyak 1.820 ton ribu ton dengan nilai US$ 6,37 juta
- Selandia Baru sebanyak 935,82 ton dengan nilai US$ 2,79 juta
- Amerika Serikat sebanyak 388,43 ton dengan nilai US$ 2,11 juta
- Spanyol sebanyak 289,63 ton dengan nilai US$ 977,2 ribu. (*)