Mediatani – Dalam kegiatan Millenial Agriculture Forum (MAF) VI yang dilakukan melalui aplikasi Zoom dan disiarkan secara live streaming, Jumat (17/07), Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) kembali menegaskan pentingnya kehadiran petani milenial.
Menurut Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi, sekitar lebih dari 70% dari jumlah petani di Indonesia masuk kategori kolonial yaitu umurnya di atas 40 tahun, sehingga regenerasi dalam sektor pertanian sudah harus dilakukan.
“Saat ini, petani di Indonesia berjumlah sekitar 33 juta orang. 33 juta. Dari jumlah itu, hanya sekitar 29% petani yang usianya kurang dari 40 tahun atau disebut sebagai petani milenial. Sedangkan sisanya, sekitar lebih dari 70% masuk kategori tua. Dan 5 hingga 10 tahun mendatang, banyak petani kita yang masuk fase tidak produktif atau berusia di atas 55 tahun. Makanya regenerasi mutlak dilakukan mulai saat ini juga,” katanya.
Ditambahkannya, berdasarkan tingkat pendidikan, 74% petani Indonesia merupakan lulusan SD, tidak SD, bahkan tidak sekolah.
“Sangat sedikit sekali yang lulus SMP, apalagi SMA dan perguruan tinggi. Makanya, tidak bijaksana rasanya jika kita mengandalkan pembangunan pertanian kepada petani dengan tingkat pendidikan seperti ini inilah pentingnya regenerasi,” terangnya.
Lebih lanjut Dedi menjelaskan terkait pentingnya petani milenial sebagai socioagripreneur untuk melakukan inovasi dan mengubah mindset dengan pemanfaatan teknologi baik dari mulai produksi hingga pengolahan hasil dan distribusi.
“Inovasi tidak hanya berasal dari hasil penelitian laboratorium saja tetapi juga bisa dari uji coba pengalaman para petani-petani sukses. Hal ini yang menjadi contoh untuk generasi muda pertanian lainnya. Petani yang rajin mengadopsi inovasi teknologi akan berkembang lebih maju dan modern dibandingkan dengan petani yang tidak mengadopsi teknologi”, papar Dedi.
Kegiatan ini juga menghadirkan Wayan Supadmo yang dikenal Pak Tani, Tekad Urip Pambudi Sujarnoko dari PT Agro Apis Palacio, Dosen IPB Iwan Prihantoro, Muhammad Khudori dari PT Horti Agro Makro, dan Rayndra Syahdan Mahmudin dari PWMP Polbangtan YOMA.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengaku senang dengan keterlibatan generasi milenial dalam sektor pertanian.
“Saya makin percaya anak muda yang mau terjun dibidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian,” katanya.
Hal senada disampaikan Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP, Idha Widi Arsanti. Menurutnya, regenerasi perlu dilakukan karena dari tahun ke tahun terjadi penurunan jumlah petani, bahkan hingga 2019.
“Pendidikan dan pelatihan yang sifatnya vokasi sangat dibutuhkan. Sebagaimana arahan Presiden, peningkatan kualitas SDM harus dilakukan, dan vokasi adalah upaya untuk meningkatkan kualitas SDM serta regenerasi dalam pertanian,” tuturnya.
Idha mengakui generasi muda atau milenial menjadi andalan buat pertanian di masa depan. Karena, generasi milenial memiliki kemampuan lebih dalam melakukan inovasi baik budidaya maupun teknologi.
“Dengan adanya inovasi teknologi generasi muda waktu belajarnya lebih lama, maka produktivitas bisa ditingkatkan. Baik produktivitas lahan, pertanian, maupun SDM. Ketika kita berbicara teknologi untuk intensifikasi dan ekstensifikasi, kita bisa mendorong generasi muda. Harapannya, percepatan tanaman pangan bisa dilakukan dengan baik. Karena anak muda itu adaptif dengan teknologi. Dan teknologi ini juga yang kita manfaatkan termasuk saat pandemi Covid-19,” terangnya.
Ditambahkannya, upaya-upaya untuk membumikan teknologi tepat guna dan bisa dimanfaatkan petani dan semua aktor kunci pertanian, harus terus didorong. Hal ini juga harus disinergikan untuk mendorong produktivitas pertanain.
“Dalam MAF, kita sharing terkait inovasi, teknologi, juga membuka peluang kemitraan buat anak muda lain. Sekarang pun banyak anak muda yang terjun ke sektor pertanian menjalankan agribisnis pertanian. Kita harapkan bisa menarik anak muda lain sehingga lebih banyak anak muda yang terjun dalam dunia agribisnis,” paparnya.
Sementara Wayan Supadmo atau Pak Tani mengimbau kepada para petani lain termasuk generasi milenial, untuk selalu rajin mencoba.
“Inovasi bisa kita hadirkan dengan rajin mencoba. Kita bisa mencari tahu manfaat atau dampak dari satu hal karena sering mencoba. Petani pun harus rajin mencoba untu mendapatkan inovasi yang dibutuhkan,” tutur Wayan yang dikenal kerap menghadirkan inovasi dalam pertanian.
sumber: Liputan 6